Seri Tempo: Gelap-Terang Hidup Kartini
updated their profile photo.
Seri Tempo: Gelap-Terang Hidup Kartini
shared a video
Kata siapa perempuan harus menyembah-nyembah suami? Perempuan tidak boleh sekolah? Kartini, perempuan yang berpikiran terdepan pada masanya, membuktikan perempuan bisa berdiri di kakinya sendiri, seta...View More
Official Trailer KARTINI (2017) - Dian Sastrowardoyo, Reza Rahadian, Acha Septriasa, Ayushita
310 views
Legacy Pictures presents Film "Kartini"
In association with Screenplay Films
a Robert Ronny production
a film by Hanung Bramantyo
"Film biopik Kartini yang mengangkat kehidupan dan perjuangan Kartini secara realistis tetapi berhubungan erat dengan penonton modern Indonesia. Ini adalah kisah nyata perjuangan Kartini (Dian Sastrowardoyo), pahlawan wanita yang paling populer di Indonesia.
Di awal tahun 1900 Masehi, Indonesia masih dijajah oleh Belanda, dan Pulau Jawa dipimpin oleh para Ningrat dengan pengawasan dari pemerintah Belanda. Saat itu hanya para Ningrat yang boleh bersekolah dan mendapat pendidikan. Wanita tidak diperbolehkan memperoleh pendidikan yang tinggi, bahkan untuk para Ningrat dan keturunan raja sekalipun. Wanita Jawa pada saat ini hanya ada satu tujuan hidup, menjadi istri seorang pria. Bahkan untuk keturunan Ningrat sekalipun, tuntutan wanita Jawa hanya menjadi Raden Ayu dan menikah dengan seorang pria yang mempunyai keturunan ningrat.
Tentang semangat, kepedulian, kecerdasan dan cinta Kartini, pahlawan perempuan Indonesia."
#FilmKartini tayang 19 April 2017 di bioskop.
Instagram: https://www.instagram.com/legacy.pictures
Twitter: https://twitter.com/LegacyPictures
Facebook: https://www.facebook.com/LegacyPicturesID
Kepustakaan Populer Gramedia
posted a blog.
KARTINI adalah kontradiksi: ia cerdas sekaligus lemah hati. Ia menyerap ide masyarakat Barat tapi tak takluk pada adat. Ia feminis yang dicurigai. Ia dianggap terkooptasi oleh ide-ide colonial. Tapi satu yang tak bisa terlupakan: ia inspirasi bagi gerakan nasionalisme Tanah Air (hal 1).
Kita mengenal RA Kartini sebagai pahlawan wanita yang merintis kesetaraan wanita dalam memperoleh pendidikan. Akan tetapi pengangkatannya sebagai pahlawan nasional telah menimbulkan banyak kontroversi. Misalnya sejarawan Harsja W. Bachtiar menganggap Kartini tak lebih baik dari Dewi Sartika dan Rohana Kudus, yang dinilai lebih berhasil mewujudkan impian mereka dalam mencerdaskan anak bangsa. Harsja menilai Kartini tidak lebih dari “pahlawan” yang dibesarkan Belanda (viiii).
Namun perlu kita cermati, meski sama-sama berjuang di ranah emansipasi wanita dan peduli akan pendidikan bagi kaum perempuan, ada sedikit perbedaan dalam cara berjuang yang telah dilakukan Dewi Sartika dan Rohana Kudus, dari Kartini. Hal ini merujuk pada kebiasaan menulis Kartini, yang kemudian tulisan pemikiran dan kegelisahan Kartini itu kemudian dibukukan dengan judul “Door Duisternis Tot Licht” (Habis Gelap Terbitlah Terang). Di mana dia mencatat berbagai hal: kesetaraan gender, feodalisme, hubungan antar bangsa. Kartini bergulat dengan pemikiran dan terjebak di antara ide dan kenyataan. Sudut pandang inilah Kartini semestinya ditelaah.
Dan buku ini hadir untuk menggambarkan tentang tokoh wanita yang telah meletakkan dasar-dasar kesetaraan dan emansipasi. Keberadaan buku ini diharapkan agar pembaca bisa melihat gambaran utuh kehidupan Kartini. Dia merupakan putri dari Bupati Jepara, RMAA Sosroningrat dari garwa ampil atau selir bernama Ngasirah. Sejak kecil Kartini melihat perbedaan yang mencolok dalam memperlakukan laki-laki dan perempuan. Ketika laki-laki diizinkan untuk menempuh pendidikan setinggi mungkin, Kartini harus masuk pingitan. Keadaan itulah yang membuat jiwa Kartini berontak. Dia marah, karena merasa diperlakukan secara tidak adil.
Penulis: Redaksi Tempo
Editor: Galang
Kategori: Nonfiksi, Humaniora, Sejarah, Biografi, Seri Tempo
Terbit: 11 April 2016
Harga: Rp60.000
Tebal: 160 halaman
Ukuran: 160 mm x 230 mm
Sampul: Softcover
ISBN: 9786026208309
ID KPG: 591601161
Bahasa: Indonesia
Usia: 15+
Penerbit: KPG
Kesedihannya karena harus masuk pingitan itu kemudian dia ceritakan kepada Estelle “Stella” Zeehandelaar, aktivis feminis dari Belanda yang menjadi sahabat pena pertamanya (hal 34-35). Dia juga sempat melakukan protes kepada ayahnya dan meminta keringanan, agar tetap bisa memperoleh pendidikan. Akan tetapi usahanya tidak berhasil.
Dari sang kakak, Sosrokartono, Kartini kemudian dipinjami berbagai buku agar dia tetap bisa belajar, tanpa harus sekolah. Dia juga memanfaatkan kotak bacaan langganan ayahnya yang berisi buku, Koran dan majalah dari dalam dan luar negeri. Bacaan-bacaan bertema sosial, politik hingga sastra itu membantu Kartini menemukan jawaban atas pertanyaannya selama ini.
Selai gemar membaca, ternyata Kartini juga suka menulis berbagai perasaannya dalam tulisan. Dia antaranya dia dikirimkan kepada sahabat penannya. Dan ada pula tulisan yang dipublikasikan di sejumlah media dan jurnal. Dari tata cara perkawinan hingga seni batik. Meskipun dalam tulisan itu Kartini tidak mencantumkan namanya, karena alasan keamanan.
Gebrakan lain yang dilakukan Kartini kala itu adalah mulai menghilangkan perbedaan derajat dengan kedua adiknya, Roekmini dan Kardinah. Bahkan mereka kemudian saling mencari solusi bersama untuk membebaskan kaum perempuan dan kungkungan adat. Tidak lama kemudian, akhirnya sang ayah memberikan izin kepada ketiga putrinya untuk keluar dari pingitan.
Setelah keluar dari pingitan Kartini bersama kedua adiknya membantu para pengukir Jepara dengan menciptakan motif macan kurung. Dia juga menghubungi Oost en West untuk menghidupkan kerajinan tangan Hindia Belanda. Di kesempatan lain dia juga mendirikan sekolah bagi anak perempuan, meski hanya sekolah sederhana. Bersama adiknya dia mengajarkan baca-tulis, menghitung dan kerajinan.
Perjuangan Kartini memang tidak sampai tuntas, karena di usia ke-25 dia telah meninggal dunia. Namun dari jejak tulisannya, telah berhasil memotivasi dan menggerakkan orang lain untuk memperjuangkan kesetaraan wanita. Kartini memang tidak berjuang lewat orasi atau mengumpulkan masa, namun dari tulisan-tulisannya yang menginspirasi
Srobyong, 14 April 2019
Peresensi: Ratnani Latifah, Alumni Universitas Islam Nahdlatul Ulama, Jepara
Kepustakaan Populer Gramedia
shared a video
R.A. Kartini adalah sosok legendaris bagi siapapun yang mengenalnya. Tak hanya melambangkan sosok emansipasi kaum hawa namun sepak terjangnya memperjuangkan hak-hak wanita membuat decak kagum kaum ada...View More
Jejak Perjuangan R.A. Kartini
240 views
R.A. Kartini adalah sosok legendaris bagi siapapun yang mengenalnya. Tak hanya melambangkan sosok emansipasi kaum hawa namun sepak terjangnya memperjuangkan hak-hak wanita membuat decak kagum kaum adam.
Seperti apakah perjuangan R.A. Kartini dalam memenangkan hak-hak wanita?
Dari buku ini, kita akan tahu bahwa Kartini tidak sebatas kebaya. Walau pun hidupnya singkat, hanya 25 tahun, Kartini sudah berjuang dalam hidupnya. Kita melihat bahwa pemikiran Kartini sangat kritis....View More
Resensi buku kartini
Judul: Gelap-Terang Hidup Kartini Penulis: Tim Buku Tempo Penerbit: KPG, 2013 Tebal: 154 halaman Kartini adalah kontradiksi , kartini sangat cerdas tetapi lemah hati. Kartini menyerap ide masyarak
Kepustakaan Populer Gramedia
shared a video
Kesadaran mengenai emansipasi muncul pada akhir abad 19, ketika Belanda memberlakukan Politik Etis. Hal itu tampak jelas di surat-surat Kartini yang kemudian dibukukan menjadi 𝘏𝘢𝘣𝘪𝘴 𝘎𝘦𝘭𝘢𝘱 𝘛𝘦𝘳𝘣𝘪𝘵𝘭𝘢𝘩 𝘛𝘦...View More
Emansipasi melalui Karya Multatuli dan Kartini | PETA SASTRA KEBANGSAAN (EP. 02)
301 views
Di dalam episode 2 ini kamu akan berkenalan dengan Kartini dan bagaimana gagasan emansipasi lahir pada masa kolonial. Dari mana Kartini mendapatkan inspirasinya? Ikuti terus Peta Sastra Kebangsaan dan subscribe channel ini http://bit.ly/salisub
Kesadaran mengenai emansipasi muncul pada akhir abad 19, ketika Belanda memberlakukan Politik Etis. Hal itu tampak jelas di surat-surat Kartini yang kemudian dibukukan menjadi 𝘏𝘢𝘣𝘪𝘴 𝘎𝘦𝘭𝘢𝘱 𝘛𝘦𝘳𝘣𝘪𝘵𝘭𝘢𝘩 𝘛𝘦𝘳𝘢𝘯𝘨. Gagasan-gagasan tentang kesetaraan, serta pandangan Kartini tentang kolonialisme dan feodalisme masih relevan dibaca hari ini.
Salah satu penulis yang menginspirasi Kartini adalah Eduard Douwes Dekker (Multatuli). Dalam novelnya yang terkenal 𝘔𝘢𝘹 𝘏𝘢𝘷𝘦𝘭𝘢𝘢𝘳, ia membongkar persekongkolan pejabat kolonial dan pembesar feodal yang menyengsarakan masyarakat pribumi di Lebak.
Bagaimana memahami belantara sastra Indonesia? Indonesia adalah bangsa modern yang menakjubkan. Pergulatan pemikiran mengenai keindonesiaan terekam dalam kesusastraan. Peta Sastra Kebangsaan adalah alat bantu kamu untuk memasuki sastra Indonesia dengan cara yang mudah.
Lihat video Peta Sastra Kebangsaan lainnya di
11+1 Peta Sastra Indonesia https://www.youtube.com/watch?v=4ZXwAZpBqHU&t=98s
Konflik https://youtu.be/B0mbvQt7SoQ
Identitas https://youtu.be/k1cbtpncbfs
Kemerdekaan [Akan datang]
Humanisme [Akan datang]
Perang Dingin [Akan datang]
Realis [Akan datang]
Non Realis [Akan datang]
Puisi Liris [Akan datang]
Puisi Non Liris [Akan datang]
Reformasi [Akan datang]
MEDIA SOSIAL
Twitter: https://www.twitter.com/salihara
Instagram: https://www.instagram.com/komunitas_salihara
KREDIT
Produksi: Komunitas Salihara 2019
Desain visual: Adinda Hapsari, Patricia Adele
Animasi: Yonatan Bensohur, Reza (IG: @fadhlurahmanm) & Dzu (IG: @dzuadhim)
Naskah: Ayu Utami
Narator: Rebecca Kezia
Riset: Adinda Hapsari, Alpha Hambally, Patricia Adele
Arsip: Udiarti
Penyunting: Alpha Hambally
Tata suara: Adi Apriadi, Rebecca Kezia
Musik: https://www.bensound.com/
#PetaSastraKebangsaan #Salihara #Kartini #Multatuli
Buku yang berjudul gelap-terang hidup Kartini ini menceritakan secara lengkap tentang kehidupan Kartini memberikan inspirasi dan pelajaran tentang kehidupan untuk para pembacanya.
http://rizkafdll22....View More
RESENSI BUKU
RESENSI BUKU GELAP-TERANG HIDUP KARTINI IDENTITAS BUKU Judul Buku : seri tempo: GELAP-TERANG HIDUP KARTINI ...
Ia tak lain perempuan tangguh dengan pikiran-pikirannya yang jitu dan penuh dengan perasaan yang menyatu. Gambaran tentangnya, tak lain gambaran tentang kesetaraan gender antara laki-laki dan perempua...View More
Menghidupkan Kembali Semangat Kartini : Okezone News
Bulu roma mulai berdiri tatkala menapaki perjuangan seorang gadis dengan kelihaiannya dalam buaian adat dan tradisi - Resensi - Okezone News
Ini unggahan terakhir. Untuk kembali ke atas, klik:
https://siapabilang.com/buku-seri-tempo-kartini/wall/
Untuk kembali ke laman Karya, klik:
https://siapabilang.com/pages/category/1/karya
Seri Tempo: Gelap-Terang Hidup Kartini
Seri Tempo: Gelap-Terang Hidup Kartini. 1 like. SinopsisKartini adalah kontradiksi: Ia cerdas sekaligus lemah hati. Ia menyerap ide masyarakat Barat tapi tak takluk pada adat. Ia feminis yang dicur