The Selfish Gene
shared a photo
Mengapa di antara hewan ditemukan kerja sama, pengasuhan, bahkan pengorbanan diri? Sepintas itu semua sulit diselaraskan dengan gagasan evolusi sebagai “pertarungan untuk hidup”. Konsep gen egois hadi...View More
Be the first person to like this.
Kepustakaan Populer Gramedia
posted a blog.
Richard Dawkins terlahir sebagai penerus Charles Darwin, pencetus teori evolusi. Buku The Selfish Gene merupakan kelanjutan teori evolusi yang menjadikan gen sebagai basis seleksi alam. Berbeda dengan karya Darwin, The Origin of Species, yang menjadikan spesies atau individu titik pijak, Dawkins justru meradikalkan dengan menyebut gen sebagai titik sentral evolusi. Gen itu abadi. Pada dasarnya, gen selalu ingin bertahan hidup selama mungkin.
Gen ingin selalu bertahan hidup. “Kita adalah mesin yang bertahan hidup dan diprogram untuk melestarikan molekul egois gen” ujar Dawkins (hal 11). Bagian pertama buku membahas tentang manusia sebagai mesin paling rumit dan sempurna rancangannya di alam semesta. Dawkins sendiri ahli etologi. Buku ini berisi perubahan terus-menerus yang dialami hewan, termasuk manusia.
Tentunya, kontribusi Darwin terhadap teori Gen Egois Dawkins tidak dapat dilupakan begitu saja. Teori evolusi Darwin merupakan perkembangan ilmu pengetahuan revolusioner. Belum ada ilmuan yang mampu mengguncangkan dunia dalam ilmu biologi seperti Darwin.
Namun demikian, pemaparan Darwin tentang evolusi masih seputar seleksi alam secara umum. Ia menyebut spesies sebagai organisme terkecil yang bertarung untuk selalu bertahan hidup. Lalu secara radikal Richard Dawkins meneruskan teori evolusi itu ke entitas makhluk hidup paling kecil, yakni gen. ini yang dilupakan Darwin yang masih belum menjangkaunya.
“Dalam membangun teori evolusinya, buku tidak mendasarinya dengan moralitas, tapi menjelaskan segala sesuatu berevolusi. Sepertinya, buku ini mengabaikan manusia yang harus berperilaku secara moral.”
Teori Gen Egois (Selfish Gene Theory) disampaikan dengan cara memandang seleksi alam lewat sudut pandang gen dan individu organisme. Sementara itu, Dawkins berpijak pada gen itu sendiri. Namun demikian, buku lebih tepat diberi judul Gen Abadi (The Immortal Gene).
Dalam membangun teori evolusinya, buku The Selfish Gene: Gen Egois ini tidak mendasarinya dengan moralitas, tapi menjelaskan segala sesuatunya berevolusi. Sepertinya, buku ini mengabaikan manusia yang harus berperilaku secara moral. Jika melihat cara seleksi alam bekerja, sepertinya terlihat apa pun yang telah berevolusi melalui seleksi alam haruslah egois.
Dasar evolusi yang tepat menurut buku ini ada di Gen Egois. Selanjutnya, gen tersebut memiliki replika yang terus-menerus berkelanjutan, tanpa batas. Buku ini juga menjelaskannya dalam bab Gulungan Kekal yang mengeksplorasi struktur DNA rumit.
Penulis: Richard Dawkins
Editor: Andya
Kategori: Nonfiksi, Sains
Terbit: 27 November 2017
Harga: Rp 95.000
Tebal: 410 halaman
Ukuran: 150 mm × 230 mm
Sampul: Softcover
ISBN: 9786024247287
ID KPG: 591901438
Bahasa: Indonesia
Usia: 15+
Bonus: Pembatas buku
Penerbit: KPG
Sejatinya tubuh manusia hanya agen dari gen yang bertahan ribuan tahun. Walaupun tubuh manusia sebagai individu telah meninggal dan aus, gen tetap hidup. Umur tubuh manusia pada zaman sekarang rata-rata 60 tahun lebih. Manusia yang berumur 100 tahun lebih semakin jarang. Lebih dari itu, gen terkadang meloncat dari tubuh satu ke lainnya. Dia terus-menerus menyalin diri dalam bentuk replika.
Buku ini tidak hanya menjelaskan teori evolusi dalam ranah biologis, tapi juga menyebut meme yang dinamakan budaya manusia. Jadi, bahasa, seni, dan pemikiran dapat berevolusi dari masa ke masa. Inilah keunikan manusia.
Ada perdebatan antara spesies egois dan altruism. Tatkala melihat lebah, seakan berani mengorbankan diri demi kelangsungan hidup ratu. Inilah altruism. Namun menurut buku orang berpikir dari pijakan altruism itu salah. Semestinya itu tetap egois karena lebah mempertahankan gennya sendiri.
Buku ini mengajak berpikir lepas, bahkan dari dogma agama. Perbincangan ini murni dalam ranah ilmu pengetahuan. Keinginan gen untuk bertahan hidup selama nya sama dengan kekekalan alam semesta. Buku ini memaksudkan gen itu abadi, tak pernah musnah sebagai gen egois.
Dimuat di Perada Koran Jakarta edisi, 20 Januari 2018
Peresensi: Mahmud, Mahasiswa Program Doktor Islamic Studies
The Selfish Gene
shared a video
Buku ini pernah dibahas dalam Science Underground 2019. Tonton dokumentasinya di sini.
#TheSelfishGene #RichardDawkins #Nonfiksi #Sains #ScienceUnderground #PenerbitKPG
Sains Underground 4: Bentang Rentang Pemikiran Richard Dawkins oleh Ryu Hasan (FULL)
307 views
Enjoy the videos and music you love, upload original content, and share it all with friends, family, and the world on YouTube.
Ini unggahan terakhir. Untuk kembali ke atas, klik:
https://siapabilang.com/buku-the-selfish-gene/wall/
Untuk kembali ke laman Karya, klik:
https://siapabilang.com/pages/category/1/karya
The Selfish Gene
The Selfish Gene. 2 likes. SinopsisMengapa di antara hewan ditemukan kerja sama, pengasuhan, bahkan pengorbanan diri? Sepintas itu semua sulit diselaraskan dengan gagasan evolusi sebagai “pertarunga