Iksaka Banu meraih penghargaan Kusala Sastra Khatulistiwa 2019 untuk kategori prosa berkat buku kumpulan cerpennya "Teh dan Pengkhianat" (KPG, 2019). Ini merupakan kali kedua, Iksaka menerima pengharg...View MoreIksaka Banu meraih penghargaan Kusala Sastra Khatulistiwa 2019 untuk kategori prosa berkat buku kumpulan cerpennya "Teh dan Pengkhianat" (KPG, 2019). Ini merupakan kali kedua, Iksaka menerima penghargaan bergengsi di dunia kesusastraan Indonesia ini. Sebelumnya, ia memenangkan Kusala Sastra Khatulistiwa 2014 untuk kategori yang sama atas terbitnya kumcer "Semua Untuk Hindia".
"Semoga pilihan juri ini juga mewakili apa yang terjadi di luar sana, di antara pembaca. Bahwa cerita-cerita berlatar kolonial saya mulai menemukan pembacanya," ujar penulis novel Sang Raja ini dalam Malam Anugerah KSK 2019 di Plaza Senayan, Jakarta, Rabu (16/10).
Karya Iksaka Banu selalu mengambil latar sejarah Hindia Belanda. Ia menuturkan sejarah dari sisi yang berbeda dan menembus batas hitam-putih. Kini, semakin banyak penulis Tanah Air menggarap cerita-cerita fiksi berlatar sejarah. Langkah yang dipandang sangat positif oleh Iksaka. Ia berharap cara ini bisa memancing orang untuk mulai mempelajari sejarah.
https://www.facebook.com/KepustakaanPopulerGramedia/posts/2464972936885028
#KusalaSastraKhatulistiwa #KusalaSastraKhatulistiwa2019 #KSK2019 #IksakaBanu #TehdanPengkhianat
Penerbit KPG
Iksaka Banu meraih penghargaan Kusala Sastra Khatulistiwa 2019 untuk kategori prosa berkat buku kumpulan cerpennya "Teh dan Pengkhianat" (KPG, 2019). Ini...
page=1&year=&month=&hashtagsearch=KusalaSastraKhatulistiwa2019
Load More