#SemuauntukHindia

Iksaka Banu
Di antara banyaknya pilihan latar waktu dalam periodisasi sejarah Indonesia, masa kolonialisme mendominasi kedua kumpulan cerpen Iksaka Banu. Iksaka Banu memberi warna baru dalam karya fiksi sejarah I...View More
Semua untuk Hindia
“Buku 'Semua untuk Hindia' ibarat petir yang menggelegar ketika saya jumpai pertama kali. Ini bukan buku sejarah dan tidak dimaksudkan untuk memberikan pelajaran sejarah. Semua isi buku itu berupa cer...View More
Be the first person to like this.
Semua untuk Hindia
Iksaka Banu
Iksaka Banu menemukan bakat menulisnya ketika masih kecil. Sekitar tahun 1974 beliau memulai menulis cerpen yang pada waktu itu dimuat dalam salah satu kolom di redaksi kecil Kompas untuk anak-anak, J...View More
Be the first person to like this.
Semua untuk Hindia
"Membaca cerpen ini membuat saya mendapat pengalaman baru, sudut pandang yang lain dan konflik yang jarang diangkat juga segar tentang penjajahan bangsa Belanda di Tanah Air silam." #ResensiBukuKPG ...View More
Be the first person to like this.
Semua untuk Hindia
"Dalam ceritanya, Iksaka Banu menunjukkan bahwa dalam posisi terjajah, bukan berarti apa yang dilakukan orang “Indonesia” pasti benar. Jatuhnya korban seperti penjual warung hingga balita di berbagai ...View More
Semua untuk Hindia
Bagi yang sudah membaca “Semua untuk Hindia”, mungkin ada yang ingat lagu rakyat ini dimainkan oleh siapa? #MendengarkanBuku #SemuauntukHindia #IksakaBanu #Fiksi #PenerbitKPG
Be the first person to like this.
Semua untuk Hindia
Dalam buku Iksaka Banu yang berjudul "Semua Untuk Hindia", cerpen pertamanya, yaitu "Selamat tinggal Hindia" menceritakan pendirian teguh seorang perempuan berdarah Belanda yang lahir dan besar di Ind...View More
Be the first person to like this.
Semua untuk Hindia
Terdapat 13 cerita pendek dalam "Semua untuk Hindia", buku kumpulan cerpen yang mengantarkan Iksaka Banu meraih penghargaan Kusala Sastra Khatulistiwa pada tahun 2014. Baca sekilas buku ini secara gra...View More
Be the first person to like this.
Semua untuk Hindia
Sejarah Indonesia sebagai fiksi, mengapa tidak? Sejak kedatangan Cornelis de Houtman pada akhir abad ke-16 sampai periode vakum kekuasaan 1945 (Jepang kalah, tapi Republik masih harus menegakkan wibaw...View More
Load More