Yogya Yogya
on June 7, 2021
327 views
Novel "Yogya Yogya" karya Herry Gendut Janarto menyasar pembaca yang sangat tersegmentasi. Mengapa demikian? Apa alasan sesungguhnya di balik penulisan novel penuh nostalgia ini? Yuk, ikuti diskusi bukunya di Zoom, Jumat, 11 Juni 2021 pukul 15.30 WIB. Tak perlu mendaftar, langsung gabung ke ruang diskusinya di sini: Live Zoom ID 660 461 9915, passcode: BBIACT.
***
Semula hanya sebuah acara reuni biasa di Yogya. Para alumni SMA de Britto yang lulus tahun 1977 melabeli reuni tersebut dengan nama MPK (Manuk Pulang Kandang). Filosofinya, mereka ini para alumni yang sudah saling tersebar. Beberapa sukses menjadi orang, yang lain hidup biasa saja di sejumlah kota.
Novel ini dibuka dengan judul bab Ziarah Malioboro (hlm 1-25). Di situlah cerita dibuka. Pertemuan sekelompok sahabat di Malioboro terdeskripsi dengan renyah. Gayuh datang dari Taman Yuwono dengan bertaksi, Suryo Leksono dari arah Jetis sampai di tempat dengan berbecak. Lantas Imron, Nurhimawan, dan beberapa kawan lain nimbrung dengan cara masing-masing. Terjadilah obrolan masa lalu penuh tawa. Tercuat kenangan indah, tetapi ada pula cerita pahit yang dikemas lucu.
”Let bygones be bygones, yang sudah berlalu biarlah berlalu,” desis Suryo sigap berirama plus gestur seperti layaknya aksi panggung seorang ramawan ulung (hlm 5). Namun, novel ini toh tak mampu lepas dari persoalan silam yang seharusnya bukan beban. Reuni SMA de Britto dengan tema ”MPK” perlahan menyodokkan persoalan.
Peresensi: Handrya Utama, dimuat di Harian Kompas, 20 Maret 2021.
#eventBukuKPG #YogyaYogyaSebuahNovel #HerryGendutJanarto #PenerbitKPG
Dimension: 1080 x 1080
File Size: 73.41 Kb
Be the first person to like this.