Lebih dari satu dasawarsa setelah kisah Re—seorang perempuan yang dipaksa menjadi pelacur lesbian—dibukukan, perempuan masih rentan menjadi korban prostitusi. Polda Metro Jaya mencatat selama Januari-Februari terdapat 286 perempuan menjadi korban eksploitasi, 91 di antaranya anak di bawah umur. Mucikarinya macam-macam, ada yang orangtua sendiri, saudara, kerabat dekat, sampai pacar.
Selama pandemi, tempat-tempat hiburan memang dilarang beroperasi. Tapi para mucikari ternyata tidak kehilangan akal. Aplikasi daring menjadi andalan mereka untuk tetap 'menjajakan'.
Untuk itu, "Re: dan peRempuan" kembali dicetak ulang, kali ini tak terpisahkan. Buku ini seolah jadi pengingat bahwa isu eksploitasi perempuan belum kelar. Mari bersua dalam "Ngabu-Book-Read Re: dan peRempuan" bersama penulisnya, Maman Suherman dan kawan-kawan aktivis perempuan, Minggu, 25 April 2021 pukul 16.00 WIB.