Sinopsis
Minggu, awal April 2015. Sekitar 3.500 orang dari berbagai--lapisan--warga sipil, polisi, dan tentara--tumpah-ruah memenuhi Jalan Asia Afrika, Bandung. Mereka bersih-bersih untuk menyambut tamu Peringatan 60 Tahun Konferensi Asia-Afrika (KAA). “Ribuan warga Bandung mau menjadi apa saja untuk acara ini,” kata Wali Kota Bandung RidwanKamil. Ada yang sukarela menjadi pemandu tamu, fotografer, sampai penjaga keamanan; tak sedikit yang menyokong dana renovasi untuk Hotel Swarha, menyumbang pot bunga, hingga akik untuk souvenir. Demikianlah semangat Bandung 1955 hidup kembali tak hanya di kalangan pemimpin negara tetapi juga warga biasa.
Menengok kembali 60 tahun silam, Tempo mengungkap hal-hal yang belum begitu banyak ditulis seputar KAA. Misal, kisah seru kedatangan Perdana Menteri Cina Zhou Enlai yang diwarnai berita pesawat yang ia tumpangi meledak. Lalu, benarkah ada ‘Komite Ramah Tamah’ yang disiapkan untuk para delegasi? Juga cerita bagaimana Sukarno berusaha meyakinkan Roeslan Abdulgani dan Ali Sastroamidjojo agar merenovasi Gedung Merdeka tetapi gagal.
Dipaparkan pula potensi kerja sama Selatan Selatan yang mungkin kita kembangkan ke depan. Apakah minyak kelapa sawit, produk kayu, bahan bangunan, olahan kulit, atau justru batik? Bagaimanapun, Semangat Bandung 1955 adalah kerja sama dan sinergi dari para underdog. Dan kita ingin api itu tetap bernyala!
Spesifikasi Produk
Penulis: Redaksi TEMPO
Kategori: Nonfiksi, Sejarah, Politik, Seri Tempo
Terbit: 1 Juni 2015
Harga: Rp 60.000
Tebal: 155 halaman
Ukuran: 160 mm x 230 mm
Sampul: Softcover
ISBN: 9789799108692
ID KPG: 591500983
Bahasa: Indonesia
Usia: 15+
Penerbit: KPG
Dapatkan buku cetak di:
Gramedia.com
Gramedia Store
KPG Official Shop di Shopee Mall
Gramedia Official Shop di Shopee Mall
Gramedia Official Store di Tokopedia
Gramedia Official Store di Blibli
Gramedia Official Store di JD.ID
Buku Terkait
|
|
|
#SeriBukuTempo #60TahunKonferensiAsiaAfrika #RedaksiTempo #Nonfiksi #Sejarah #Politik #PenerbitKPG