Humanisme dan Sesudahnya
"Dewasa ini seseorang disebut 'humanis' jika ia berjuang untuk menilai, melawan, atau mencegah suatu perbuatan atau peristiwa yang di dalamnya manusia atau kemanusiaan dilecehkan, ditindas, atau diaba...View More
Be the first person to like this.
Humanisme dan Sesudahnya
Be the first person to like this.
Humanisme dan Sesudahnya
Wabah mematikan (Black Death) pada abad ke-14 mendorong lahirnya gerakan humanis dan Renaisans. Kini, ketika dunia kembali dilanda wabah yang datang tiba-tiba, humanisme diharapkan menjadi salah satu ...View More
Be the first person to like this.
Humanisme dan Sesudahnya
Ini unggahan terakhir. Untuk kembali ke atas, klik: https://siapabilang.com/buku-humanisme-dan-sesudahnya/wall/ Untuk kembali ke laman Karya, klik: https://siapabilang.com/pages/category/1/karya
Load More
Description



Sinopsis

Mengapa humanisme, suatu paham yang menitikberatkan pada manusia, kemampuan kodratnya, dan nilai-nilai kehidupan duniawi perlu dibicarakan kembali. Sejak abad ke-14 gerakan humanis modern tumbuh memberikan penafsiran rasional yang mempersoalkan monopoli agama dan negara terhadap tafsir kebenaran.

Humanisme sekular memberi kita keyakinan bahwa kehidupan “dunia-atas-sana” tak lebih penting daripada “dunia-bawah-sini.” Namun, humanisme tak luput dari kritik. Ketika humanisme menuntun pada suatu kemanusiaan tanpa Tuhan, yaitu keadaan ketika manusia bermain sebagai Tuhan, Hiroshima, Gulag, Killing Fields, Sebrenica, dan puluhan tempat pembunuhan massal lain pada abad ke-20 menjadi tak terhindarkan. Di negeri kita, tragedi kemanusiaan juga tak sepi.

Lalu, apakah itu berarti humanisme sudah usang? Ketika kini ke bangkitan agama-agama sedang berlangsung mulus tak banyak hambatan dan nilai-nilai universal makin relatif, hikmat apakah yang masih dapat kita pelajari dari humanisme? Bagaimanakah sosok dan peran humanisme dalam masyarakat yang menjadi majemuk juga karena agama-agama seperti masyarakat Indonesia?

Buku kecil ini mengurai dengan jernih pengertian humanisme, perkembangannya, dan berbagai kritik terhadap humanisme. Tidak berhenti di situ, penulis juga menawarkan tafsir baru atas paham tersebut, yang disebutnya sebagai “Humanisme Lentur.”

Spesifikasi Produk

Penulis: F. Budi Hardiman
Editor: Christin
Kategori: Nonfiksi, Humaniora, Filsafat
Terbit: 17 Februari 2020
Harga: Rp 60.000
Tebal: 126 halaman
Ukuran: 130 mm x 190 mm
Sampul: Softcover
ISBN: 9786024813468
ID KPG: 592001758
Usia: 15+
Bahasa: Indonesia
Penerbit: KPG

Dapatkan buku cetak di:
Gramedia.com
Gramedia Store
KPG Official Shop di Shopee Mall

Gramedia Official Shop di Shopee Mall
Gramedia Official Store di Tokopedia
Gramedia Official Store di Blibli
Gramedia Official Store di JD.ID
Siapa Sangka 


E-book
Gramedia Digital

Buku Terkait

 

 

 

 


#HumanismedanSesudahnya #FBudiHardiman #Nonfiksi #Humaniora #Filsafat #PenerbitKPG