Selamat berpulang, Bapak Oppusunggu. Beliau adalah seorang pengamat ekonomi-politik dan kritikus yang tajam. Hingga usianya tak lagi muda (97 tahun), HMT Oppusunggu terus menulis, menyuarakan kepeduli...View MoreSelamat berpulang, Bapak Oppusunggu. Beliau adalah seorang pengamat ekonomi-politik dan kritikus yang tajam. Hingga usianya tak lagi muda (97 tahun), HMT Oppusunggu terus menulis, menyuarakan kepeduliannya akan nasib negara ini. Buku terakhir Oppusunggu yang diterbitkan bersama KPG, yakni “Pengecam Polos Indonesia Tiada Tara” (2019).
HMT Oppusunggu lahir di Pematang Siantar, 23 Agustus 1923. Ayah dari enam anak ini menghembuskan napas terakhirnya di RS. Siloam Kebun Jeruk, Jakarta, pada Selasa, 5 Januari 2021 pukul 06.27 WIB. Semoga keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan. Tuhan memberkati. 🙏
#Obituari #PenulisKPG #HMTOppusunggu #PenerbitKPG
Mas Cony adalah seorang pemberani tetapi bukan orang yang asal berani, keberanian beliau adalah keberanian yang diarahkan untuk membela nilai-nilai kemanusiaan dan pihak-pihak yang tertindas. Salah sa...View MoreMas Cony adalah seorang pemberani tetapi bukan orang yang asal berani, keberanian beliau adalah keberanian yang diarahkan untuk membela nilai-nilai kemanusiaan dan pihak-pihak yang tertindas. Salah satu contoh keberanian terarah Mas Cony adalah cerita tentang skripsi beliau yang kemudian dibukukan dengan judul “Melawan Negara”. Dalam skripsinya tersebut, Mas Cony menulis tentang dinamika Partai Demokrasi Indonesia (PDI) sejak dibentuk melalui fusi Partai Nasional Indonesia, Partai Katolik, Partai Kristen Indonesia, Partai Murba, dan IPKI pada tahun 1973 sampai dengan tahun 1986 (satu tahun menjelang pemilihan umum 1987). Menulis skripsi tersebut jelas adalah langkah berani mengingat PDI adalah partai oposisi yang sering dizalimi dan dicurangi oleh rezim otoriter Orde Baru. Mas Cony sadar betul bahwa kalau bukan dirinya yang menulis skripsi tersebut lalu siapa lagi yang mau menulis tentang partai politik yang termarjinalkan di era Orde Baru tersebut?
https://fisipol.ugm.ac.id/jalan-ketiga-mengarungi-kekuasaan-meneladan i-cornelis-lay-dalam-berpikir-dan-berjuang-untuk-kemanusiaan/
#CornelisLay #IntelektualJalanKetiga #Obituari #UGM
Lewat buku-bukunya, Swantoro mengajarkan kita semua bahwa apa yang terjadi di hari ini adalah pengulangan dari masa lalu, hanya dalam dimensi waktu dan ruang yang berbeda.
https://tirto.id/pollycarpu...View MoreLewat buku-bukunya, Swantoro mengajarkan kita semua bahwa apa yang terjadi di hari ini adalah pengulangan dari masa lalu, hanya dalam dimensi waktu dan ruang yang berbeda.
https://tirto.id/pollycarpus-swantoro-dan-konsistensinya-dalam-jurnalisme-sejarah-ef6p
#Obituari #PenulisKPG #PSwantoro
Pollycarpus Swantoro dan Konsistensinya dalam Jurnalisme Sejarah - Tirto.ID
Pollycarpus Swantoro adalah wartawan cum sejarawan. Konsisten menulis jurnalisme sejarah di Harian Kompas sejak pertengahan 1960-an.
Pollycarpus Swantoro, salah seorang pendiri Kompas Gramedia, meninggal dunia pada usia 87 tahun. Swantoro disemayamkan di Jalan Media Massa K 187, Komplek Griya Wartawan, Cipinang Muara, Jakarta Timur...View MorePollycarpus Swantoro, salah seorang pendiri Kompas Gramedia, meninggal dunia pada usia 87 tahun. Swantoro disemayamkan di Jalan Media Massa K 187, Komplek Griya Wartawan, Cipinang Muara, Jakarta Timur. Swantoro adalah seorang wartawan senior dengan latar belakang pendidikan ilmu sejarah. Dia juga sahabat dekat Jakob Oetama. Semasa hidupnya, Swantoro pernah menjadi Wakil Pemimpin Umum Harian Kompas dan Wakil Presiden Direktur Kelompok Kompas Gramedia.
https://megapolitan.kompas.com/read/2019/08/11/12003511/pendiri-kompas-gramedia-pollycarpus-swantoro-berpulang
#Obituari #PenulisKPG #PSwantoro
Pendiri Kompas Gramedia, Pollycarpus Swantoro Berpulang
Semasa hidupnya, Swantoro pernah menjadi Wakil Pemimpin Umum Harian Kompas dan Wakil Presiden Direktur Kelompok Kompas Gramedia.
page=1&year=&month=&hashtagsearch=Obituari
Load More