Kurt Cobain -vokalis Nirvana, idola remaja pada masanya- menatap hidupnya dengan kacamata kecemasan. Kurt terlahir sebagai anak yang hiperaktif dan berani. Tetapi ia tumbuh menjadi pemuda yang tertutup, pendiam, dan memusingkan banyak hal. Dia merasa bahagia memakai obat-obatan. Kecanduannya sangat parah. Meski begitu, sesungguhnya batinnya dipenuhi penyesalan mendalam. Charles R. Cross, penulis biografi Kurt Cobain “Heavier than Heaven” menemukan buku hariannya penuh keluhan atas ketidakmampuannya untuk tetap sadar.“Dia merasa dihakimi oleh orang-orang di sekelilingnya dan persepsinya itu memang benar: setiap kali bertemu teman-teman band, keluarga, para manajer, anak kru Nirvana, mereka memastikan terlebih dahulu dia sedang mabuk atau tidak. Kurt marah jika ia disangka sedang dalam pengaruh obat-obatan padahal tidak. Ia benci diawasi dan diperiksa terus-menerus. Akibatnya, ia lebih memilih menghabiskan lebih banyak waktu bersama teman-teman sesama pecandu karena merasa tidak terlalu diinspeksi. Tetapi bahkan, dalam subkultur pecandu pun dia merasa teralienasi. Salah satu catatan di buku hariannya pada masa ini menunjukkan bahwa dia membutuhkan persahabatan dan keselamatan.”Pertama kali unggah di Instagram @penerbitkpg (https://www.instagram.com/p/Bymn7ffgN5k/?utm_source=ig_web_copy_link).#KurtCobain #HeavierthanHeaven #CharlesRCross #Nonfiksi #Biografi #Musik #PenerbitKPG
Categories: Icip Icip Buku
Dimension:
1500 x 1500
File Size:
122.12 Kb