Description

 

ONG HOK HAM (1933-2007) adalah pensiunan pengajar di Jurusan Sejarah di Universitas Indonesia. Pada 1975 dia meraih gelar doktor dari Yale University, Amerika Serikat. Buku-bukunya yang telah terbit adalah Runtuhnya Hindia Belanda (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1987), yang diangkat dari skripsinya di Fakultas Sastra Universitas Indonesia, Negara dan Rakyat (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1983), Dari Soal Priayi sampai Nyi Blorong: Refleksi Historis Nusantara (Jakarta: Penerbit Buku Kompas, 2002), Wahyu yang Hilang, Negeri yang Guncang (Jakarta: Freedom Institute dan PDAT Tempo, 2003)—diterbitkan ulang oleh Kepustakaan Populer Gramedia (2018)—The Thugs, The Curtain Thief, And The Sugar Lord: Power, Politics, and Culture in Colonial Java (Jakarta: Metafor Publishing), dan Riwayat Tionghoa Peranakan di Jawa (Jakarta: Komunitas Bambu, 2005).

Sebagai sejarawan dia banyak mengikuti seminar dan konferensi, seperti Konferensi Sejarawan Indonesia-Belanda (1976) dan Studies Seminar di Wisconsin, Amerika Serikat. Dia juga banyak menulis artikel, antara lain “Pulung Affair” di majalah Ilmu-ilmu Sastra Indonesia (Januari 1977), “The Brotodiningrat Affair”, dalam Ruth McVey (ed.), Southeast Asia in Transition, yang diterbitkan untuk mengenang almarhum Prof. H.J. Benda, dan “Kedudukan Politik Kaum Militer dalam Sejarah” di majalah Prisma (Desember 1980).