Description

TAN LIOE IE dilahirkan di Denpasar, menamatkan SD hingga SMA di kota yang sama dan kini tinggal di sana. Pernah kuliah di Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Jakarta (tidak tamat), sebelum akhirnya menamatkan S-1 Manajemen di Fakultas Ekonomi, Universitas Udayana, pada 1996. 

Selain menulis puisi, dia menggubah puisi-musik (sinergi puisi dan musik). Puisi-musik gubahannya yang direkam dalam album Kuda Putih terdiri atas 10 komposisi, 8 di antaranya merupakan karya penyair Umbu Landu Paranggi, sedangkan sisanya adalah 2 puisinya sendiri. Dia juga menulis cerpen dan esai. Puisi-puisinya dimuat antara lain di Bali Post, Nusa, Kompas, Media Indonesia, Koran Tempo, Suara Merdeka, Berita Buana, CAK, Horison, Coast Lines, Le Banian, dan Orientirungen, serta tersebar dalam lebih dari 26 antologi. Buku puisinya yang pertama, Kita Bersaudara, diterjemahkan dalam bahasa Inggris dengan judul We Are All One oleh Dr Thomas M. Hunter Jr. Buku puisinya yang kedua, Malam Cahaya Lampion (Bentang Pustaka, 2005) diterjemahkan dalam bahasa Belanda (plus satu puisinya yang lain) dengan judul Nacht van de Lampionnen (Uitgeverij Conserve, 2008) oleh Linde Voute dan diluncurkan di Den Haag saat dirinya diundang tampil di Winternachten Festival. Puisinya juga pernah disiarkan dalam program Poetica radio ABC Australia. Buku puisi terbarunya, Ciam Si: Puisi-puisi Ramalan (Buku Arti, 2015), diterjemahkan oleh Elizabeth D. Inandiak ke dalam bahasa Prancis (Pustaka Ekspresi, 2017) dan diedarkan di Belgia. Puisinya juga ada yang diterjemahkan dalam bahasa Jerman, Mandarin, Rusia dan Bulgaria. 

Tan Lioe Ie kerap diundang untuk tampil dalam berbagai acara sastra di berbagai tempat di Indonesia. Di luar negeri, antara lain dia pernah diundang mengikuti Tasmanian Writers & Readers Festival (2003), juga menjadi penulis residen; festival sastra di Suriname, kerja sama Winternachten dan SS ‘77 (kelompok penulis Suriname); festival sastra di Afrika Selatan, kerja sama Winternachten dan Spier Arts Trust (Stellenbosch), University of Western Cape (Cape Town), 10th Poetry Africa, Centre for Creative Arts University of Kwazulu-Natal, Durban; Winternachten Festival, Den Haag, Belanda; membaca puisi di Bronbeek, Belanda; membaca puisi di Paris dengan tuan rumah Pasar Malam, Lembaga Persahabatan Indonesia Prancis; serta membaca puisi di Berlin dalam acara Poetry Clash, yang diadakan oleh penulis Martin Jankowski dan kawan-kawan. Pembacaan puisinya juga pernah direkam oleh sutradara Wieteke van Dort (Belanda). Dalam rekaman yang sama, aktor Belanda Willem Nijholt juga membaca puisi Tan Lioe Ie. Dalam sebuah wawancara oleh radio ABC dan BBC, dia diminta membacakan puisinya. Pada 2017, Tan Lioe Ie menjadi salah seorang sastrawan delegasi kesenian yang ikut serta dalam Europalia Arts Festival Indonesia di Belgia. 

Tan Lioe Ie pernah memenangkan lomba penulisan puisi nasional Sanggar Minum Kopi dan Taraju Awards. Dia juga redaksi jurnal CAK, pernah menjadi editor tamu Coast Lines, editor Paradox, dan pernah aktif di Sanggar Minum Kopi, Bali. Bersama beberapa teman, dia membentuk Bali Blues Island (komunitas blues). Bersama Bali PuisiMusik, Tan Lioe Ie sudah meluncurkan album Exorcism dan pada akhir 2012 merilis Kuda Putih. Dia juga bergabung dengan Classic Rock & Blues Community. Buku memoar Tan Lioe Ie telah diterbitkan oleh Penerbit KPG, dengan judul Naik Puisi: Catatan Seorang Penyair-Pengelana.