Kepustakaan Populer Gramedia
by on February 21, 2025
20 views

PERKEMBANGAN kecerdasan buatan (AI) yang luar biasa hari ini telah mengubah cara kita memahami makna pendidikan abad ke-21. Demikian salah satu butir penting yang disampaikan Prof. Dr Rr Siti Murtiningsih dalam pidato pengukuhannya sebagai Guru Besar Filsafat Pendidikan.

Bagaimana kita melihat hubungan antara manusia dan mesin di bidang pendidikan? Paradigma perguruan tinggi macam apa yang perlu kita miliki? Benarkah peran guru akan tergantikan mesin? Itulah sejumlah pertanyaan penting filsafat pendidikan hari ini.

Murtiningsih mengatakan, gagasan mendidik manusia bersama mesin adalah upaya menjadikan mesin sebagai kolaborator manusia dalam proses pendidikan. Namun, mesin sendiri memiliki keterbatasan. “Mesin mungkin memiliki pengetahuan, tetapi mesin tak akan pernah punya harapan, sebab harapan adalah tentang sesuatu yang tidak ada, lebih tepatnya belum ada,” ujarnya.

Padahal, menurut Murtiningsih yang menggunakan perspektif Paulo Freire dalam dalam pidatonya, harapan memainkan peran penting dalam pedagogi kritis, dalam praktik pendidikan yang menolak gaya bank. Pendidikan yang memanusiakan peserta didik harus dapat menumbuhkan harapan akan masa depan yang lebih baik.

Teori Freire perlu dimanifestasikan untuk menjembatani masalah-masalah disrupsi teknologi di masa depan. “Tujuan utama pendidikan, menurut Paulo Freire, adalah menghilangkan pendidikan monologis, guru sebagai satu-satunya pusat pengetahuan, sampai struktur hierarkis antara guru dan murid,” ujar Murtiningsih.

Murtiningsih melihat kesejajaran masalah hari ini dengan visi pedagogis Freire. “Kecerdasan buatan harus difungsikan sebagai katalis untuk keadilan sosial dan kesetaraan. Kecerdasan buatan tidak hanya memberikan akses ke informasi, tetapi juga mengembangkan kesadaran kritis dan partisipasi aktif dalam konstruksi pengetahuan kolektif,” kata Murtiningsih lebih jauh.

Cakupan filsafat pendidikan di era kecerdasan buatan bukan hanya soal apa tujuan pendidikan dan bagaimana seharusnya proses pendidikan dijalankan, melainkan juga soal relasi epistemik dan etis antara manusia dan agen non-manusia. Mendidik manusia bersama mesin berarti menumbuhkan harapan dan kesadaran kritis dengan basis analisis empiris yang kuat.

Mengingat arti penting gagasan Murtiningsih tersebut, Penerbit Kepustakaan Populer Gramedia (KPG) menerbitkan naskah pidatonya sebagai buku Mendidik Manusia bersama Mesin: Filsafat Pendidikan di Era Kecerdasan Buatan. Tersaji pula di dalamnya tulisan-tulisan Murtiningsih yang tersebar di media massa.

Dalam pengantar buku tersebut, Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, Stella Christie, mengatakan, “Prof. Siti adalah suara seorang filsuf wanita Indonesia yang memberikan analisis seimbang tentang isu-isu kompleks ini (pendidikan dan kecerdasan buatan—Red). Ini adalah titik awal yang sangat baik untuk mengatalisir diskusi berbobot yang memang perlu kita lakukan agar kita tidak tenggelam dan tertinggal di era AI.”

***

Posted in: Press Release
Be the first person to like this.
jhorn bhorthen
Cenforce150mg.com - Your Trusted Source for Cenforce 150mg Cenforce150mg.com is a reliable online platform dedicated to providing high-quality Cenforce 150mg tablets. We specialize in offering authentic and affordable solutions for individuals seeking effective ED (Erectile Dysfunction) treatment. ...View More