Cornelis Lay, atau akrab disapa handai-taulannya sebagai Mas Conny padahal ia bukan orang Jawa, adalah Guru Besar Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Gajah Mada. Beliau dikenal sebagai s...View MoreCornelis Lay, atau akrab disapa handai-taulannya sebagai Mas Conny padahal ia bukan orang Jawa, adalah Guru Besar Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Gajah Mada. Beliau dikenal sebagai sosok cendekia yang dekat dengan kekuasaan, namun tak pernah larut dalam pusarannya. Dalam diam, ia tetap kukuh pada prinsip kemanusiaan dan kerja-kerja intelektual sebagaimana harusnya menjalani politik.
Intelektual Jalan Ketiga adalah satu gagasan segar yang ia tawarkan dalam pidato pengukuhannya sebagai Guru Besar UGM. Cornelis percaya bahwa ada jalan ketiga yang bisa dilakukan akademisi agar tetap menjadi mutiara di kubangan lumpur kotor kekuasaan, yakni tahu kapan harus masuk dan keluar dari jalur apabila tidak sesuai dengan nilai-nilai idealnya.
”Jalan ketiga yang ditawarkan—masuk dan keluar kekuasaan secara fleksibel dengan menempatkan kemanusiaan sebagai motif pokoknya—menuntut kematangan, kepekaan dan kapasitas dalam menilai politik. Sesuatu yang tidak bisa dihasilkan dengan instan," terangnya.
Kini salah satu pengajar terbaik UGM berdarah Kupang tersebut sudah tiada. Ia wafat pada Rabu, 5 Agustus lalu di RS Panti Rapih Yogyakarta akibat penyakit jantung yang dideritanya.
Dalam rangka mengenang jasa dan buah pemikirannya untuk kehidupan berbangsa Indonesia yang lebih baik, mari ikuti diskusi buku "Intelektual Jalan Ketiga" bertajuk "Mengenang Mas Conny" di Webinar yang diselenggarakan oleh DPP UGM. Diskusi berlangsung hari Minggu, 6 September 2020 pukul 13.00-15.00 WIB.
Pendaftaran melalui ugm.id/BedahBukuIntelektualJalanKetiga.
#Event #DiskusiBuku #DiskusiBukuKPG #IntelektualJalanKetiga #CornelisLay #Pratikno #Politik #UGM #PenerbitKPG
Intelektual Jalan Ketiga merupakan bunga rampai pemikiran Prof. Dr Cornelis Lay (CL) yang ditulis oleh para kolega dan sahabat dalam rangka merayakan ulang tahunnya yang keenam puluh. Lihat cuplikan B...View MoreIntelektual Jalan Ketiga merupakan bunga rampai pemikiran Prof. Dr Cornelis Lay (CL) yang ditulis oleh para kolega dan sahabat dalam rangka merayakan ulang tahunnya yang keenam puluh. Lihat cuplikan Bukunya di Google Books ya Bookmanias!
https://books.google.co.id/books?id=vNq0DwAAQBAJ&printsec=frontcover&hl=id#v=onepage&q&f=false
#IntelektualJalanKetiga #Praktikno #Nonfiksi #Sosial #Kebudayaan #PenerbitKPG
Intelektual Jalan Ketiga
Intelektual Jalan Ketiga merupakan bunga rampai pemikiran Prof. Dr Cornelis Lay (CL) yang ditulis oleh para kolega dan sahabat dalam rangka merayakan ulang tahunnya yang keenam puluh. Di samping memua
Intelektual Jalan Ketiga adalah satu gagasan segar yang ia tawarkan dalam pidato pengukuhannya sebagai Guru Besar UGM. Cornelis percaya bahwa ada jalan ketiga yang bisa dilakukan akademisi agar tetap ...View MoreIntelektual Jalan Ketiga adalah satu gagasan segar yang ia tawarkan dalam pidato pengukuhannya sebagai Guru Besar UGM. Cornelis percaya bahwa ada jalan ketiga yang bisa dilakukan akademisi agar tetap menjadi mutiara di kubangan lumpur kotor kekuasaan, yakni tahu kapan harus masuk dan keluar dari jalur apabila tidak sesuai dengan nilai-nilai idealnya.
Pidato Cornelis Lay tentang Intelektual Jalan Ketiga selengkapnya, simak di video.
Sumber: kanal YouTube Department of Politics and Government - Universitas Gadjah Mada
#IntelektualJalanKetiga #CornelisLay #UGM
Pidato Pengukuhan Guru Besar Prof. Cornelis Lay
243 views
Prof. Cornelis Lay membacakan pidato pengukuhannya sebagai Guru Besar bertajuk "Jalan Ketiga Peran Intelektual : Konvergensi Kekuasaan dan Kemanusiaan" , 6 Februari 2019, bertempat di Balai Senat Universitas Gadjah Mada.
Credit: Aveo Picture
Menurut Cornelis, terbunuhnya kreativitas kaum intelektual perlu mendapat perhatian khusus terutama di kalangan ilmuwan politik dan pemerintahan karena dalam kondisi ini terlihat ada perkembangan yang...View MoreMenurut Cornelis, terbunuhnya kreativitas kaum intelektual perlu mendapat perhatian khusus terutama di kalangan ilmuwan politik dan pemerintahan karena dalam kondisi ini terlihat ada perkembangan yang bersifat paradoksal.
Di satu sisi secara kuantitas tingkat kepadatan intelektual yang menggeluti ilmu-ilmu sosial, terutama politik dan pemerintahan semakin tinggi dan label intelektual kadang dihadirkan dengan beragam penyebutan, misalnya ahli, pengamat dan sebagainya dan itu semakin mudah untuk disematkan pada sembarang orang. Sementara, di sisi lain, secara kualitas terjadi proses pendangkalan produksi ilmu pengetahuan dan metode pemecahan masalah-masalah kemanusiaan.
https://ugm.ac.id/id/berita/17654-menjadi-bagian-kekuasaan- ujian-besar-untuk-kaum-intelektual
#IntelektualJalanKetiga #CornelisLay #Praktikno #UGM
Menjadi Bagian Kekuasaan, Ujian Besar Untuk Kaum Intelektual | Universitas Gadjah Mada
Pergantian rezim politik menyusul tumbangnya Orde Baru (Orba) tidak dengan sendirinya melahirkan budaya ilmu pengetahuan baru untuk kerja-kerja intelektual menemukan lingkungan atau ekosistem sosial,
Mas Cony adalah seorang pemberani tetapi bukan orang yang asal berani, keberanian beliau adalah keberanian yang diarahkan untuk membela nilai-nilai kemanusiaan dan pihak-pihak yang tertindas. Salah sa...View MoreMas Cony adalah seorang pemberani tetapi bukan orang yang asal berani, keberanian beliau adalah keberanian yang diarahkan untuk membela nilai-nilai kemanusiaan dan pihak-pihak yang tertindas. Salah satu contoh keberanian terarah Mas Cony adalah cerita tentang skripsi beliau yang kemudian dibukukan dengan judul “Melawan Negara”. Dalam skripsinya tersebut, Mas Cony menulis tentang dinamika Partai Demokrasi Indonesia (PDI) sejak dibentuk melalui fusi Partai Nasional Indonesia, Partai Katolik, Partai Kristen Indonesia, Partai Murba, dan IPKI pada tahun 1973 sampai dengan tahun 1986 (satu tahun menjelang pemilihan umum 1987). Menulis skripsi tersebut jelas adalah langkah berani mengingat PDI adalah partai oposisi yang sering dizalimi dan dicurangi oleh rezim otoriter Orde Baru. Mas Cony sadar betul bahwa kalau bukan dirinya yang menulis skripsi tersebut lalu siapa lagi yang mau menulis tentang partai politik yang termarjinalkan di era Orde Baru tersebut?
https://fisipol.ugm.ac.id/jalan-ketiga-mengarungi-kekuasaan-meneladan i-cornelis-lay-dalam-berpikir-dan-berjuang-untuk-kemanusiaan/
#CornelisLay #IntelektualJalanKetiga #Obituari #UGM
Intelektual Jalan Ketiga
Intelektual Jalan Ketiga. 1 like. SinopsisIntelektual Jalan Ketiga merupakan bunga rampai pemikiran Prof. Dr Cornelis Lay (CL) yang ditulis oleh para kolega dan sahabat dalam rangka merayakan ulang ta
page=1&callback_module_id=pages&callback_item_id=449&year=&month=
Load More