Kepustakaan Populer Gramedia
posted a blog.
Indonesia memiliki empat sumber devisa terbesar: minyak dan gas sebesar 32 miliar dollar AS, batu bara 24 miliar dollar AS, dan kelapa sawit 15 miliar. Sektor pariwisata sebesar 10 miliar dollar. Belakangan, pendapatan dari minyak, gas , batu bara, dan kelapa sawit semakin menurun karena menipisnya persediaan kekayaan alam tersebut.
Sebab itu, pemerintah mencanangkan delapan tahun, sejak tahun 2014, untuk meningkatkan pendapatan devisa dari sektor pariwisata dua kali lipat dari 10 miliar dollar. Idealisme ini tentu bukan utopia mengingat Negara lain seperti Malaysia, sejak lama mendulang income pariwisata sebesar 20 miliar dollar, sedangkan Thailand bahkan mengantongi 40 miliar dollar AS. Di samping itu, dengan luas dan indahnya alam, Indonesia menyediakan tempat turisme yang tidak kalah atau bahkan lebih unggul dari kedua Negara tersebut.
Indonesia memiliki begitu banyak pantai, gunung, danau, sungai dan events budaya atau festival kesenian sepanjang tahun. Panjang garis pantai Indonesia mencapai 99 ribu kilometer. Sebagian sudah banyak dikenal, namun sebagian besar masih tersembunyi, dan perlu diperkenalkan (hlm 1).
Yang ditawarkan destinasi wisata adalah kealamian, keasrian, dan keindahan alam. Karena itu, menarik perhatian turis, alam juga harus dijaga dan dilestarikan. Ini bertolak belakang dengan gas dan batu bara yang mesti dieksploitasi untuk mendatangkan hasil. Kesadaran menjaga lingkungan harus dimiliki masyarakat sebagai subjek yang bersentuhan langsung.
“Mereka juga memiliki hukum Sasi, yaitu penggiliran ketika menangkap ikan. Sebab mereka percaya bahwa laut memiliki waktu restorasi sehingga ketika ikan ditangkap terus-menerus, tanpa jeda, bisa punah.”
Di kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara, para nelayan tradisional sangat menghormati lautan karena memiliki kepercayaan akan kesakralannya. Mereka tidak saja takut untuk menggunakan bom atau pukat harimau dalam menangkap ikan. Mereka ada etiket khusus ketika hendak melaut, seperti orang Jawa ketika hendak memasuki keraton sebagai representasi ketakziman. Ini terlihat dari bahasa yang mereka gunakan. Jika di darat mereka menggunakan bahasa Sangir, di laut berbahasa Sasahara (hlm 45).
Kepercayaan serupa juga dimiliki warga Kepulauan Kai, Maluku Tenggara. Awalnya laut menjadi medan perang antarpulau. Para tetua sadar, lantas mengadakan kesepakatan untuk bersatu. Mereka menyusun Larwul Ngabel, tujuh sila tentang penghormatan kepada perempuan dan lautan (hlm 13). Selain itu, mereka juga memiliki hukum Sasi, yaitu penggiliran ketika menangkap ikan. Sebab mereka percaya bahwa laut memiliki waktu restorasi sehingga ketika ikan ditangkap terus-menerus, tanpa jeda, bisa punah (hlm 17).
Penulis: Redaksi Tempo
Editor: Galang
Kategori: Nonfiksi, Wisata
Terbit: 19 Juni 2017
Harga: Rp 80.000
Tebal: 152 halaman
Ukuran: 170 mm x 230 mm
Sampul: Softcover
ISBN: 9786024
ID KPG: 591701377
Bahasa: Indonesia
Usia: 15+
Penerbit: KPG
Tidak seluruh kesadaran laut berasal dari kepercayaan yang biasanya merupakan warisan nenek moyang. Sebagian justru baru sadar pentingnya menjaga laut karena bencana. Pasca Reformasi 1998, hutan bakau di sepanjang pesisir Malang dibabat besar-besaran. Tiadanya hutan bakau menciptakan erosi tanah di pesisir Sedangbiru. Tanah longsor hingga ke laut dan merusak ekosistem, termasuk ikan.
Sedangbiru yang awalnya kaya ikan tiba-tiba paceklik. Warga dulu makmur dengan hasil penjualan ikan, ditimpa kemiskinan sampai-sampai Kabupaten Malang mengirimkan beras (hlm 58). Bencana membuat mereka sadar pentingnya laut bagi kehidupan. Sepanjang tahun 2004-2005 mereka secara sukarela dibantu komunitas Bhakti Alam menanam bibit bakau kembali.
Kini, 73 hektare hutan bakau tumbuh lebat. “Misi kami ingin menjaga kelestarian alam kawasan ini. Kalau pun kemudian berkembang menjadi daerah wisata, kami akan tetap berusaha keras agar alam tidak terdegradasi lagi,” kata Saptoyo, Ketua Komunitas Bhakti Alam (hlm 59).
Buku ini berisi potret sembilan keindahan pantai dari ribuan pantai Indonesia beserta kisah-kisah warga pesisir menjaga kelestarian laut sebagai sumber utama kehidupan. Jika keindahan menggugah kita untuk mengunjungi, kisah-kisah perjuangan menjaga kelestariannya akan menginspirasi untuk juga ikut bertindak serupa. Dengan begitu, bencana alam dieliminasi dan visi wisata yang dicanangkan pemerintah menjadi nyata.
Peresensi: Yudi Prayitno, Alumnus Wearnes Education Centre Malang.
Be the first person to like this.

Smath Henry
The https://fnf-online.io game's pacing is another strength. Each level is short enough to be completed in a few minutes, making it easy to play in short bursts or extended sessions. This flexibility is perfect for all types of players.
- June 12, 2024

Garbayo Aziz
Really, this article is to a great degree one of the most flawlessly awesome ever https://driftboss2.io
- August 3, 2024

Arianwen Branwen
https://1v1lolonline.io/ has many different game modes, from simple gunfights to battles that require creativity in building structures. These modes not only require players to have quick reflexes but also need to think strategically to win. In addition, the game also has a variety of character and ...View More
- November 13, 2024
Mereka tidak menggunakan racun atau bom untuk menangkap hasil laut. Sebab, mereka percaya bahwa laut adalah tempat yang sakral, yang memberikan kehidupan bagi mereka, sehingga harus dihormati dan dipe...View More
RESENSI BUKU: Menyelami Kehidupan Pesisir Melalui Kisah Berdesir | Lifestyle - Bisnis.com
Selama ini wilayah-wilayah pantai di Indonesia lebih banyak dieksplorasi sebagai destinasi pariwisata.
Seri Tempo: Kisah Berdesir dari Pesisir Laut
shared a video
Enggak cuma Lombok dan Bali yang punya pantai menakjubkan, Indonesia kaya sekali kawasan wisata perairan. Yuk, jalan-jalan menyusuri pantai-pantai terindah di Indonesia melalui buku. Ada tips & trik u...View More
Mengunjungi Pantai-pantai Indah di Indonesia Lewat Buku | #AtimdanBuku eps. 1
270 views
Di #AtimdanBuku episode 1 ini, aku mau membahas sebuah buku perjalanan wisata yang ditulis oleh Tim Buku Tempo, yaitu Kisah Berdesir dari Pesisir Laut. Buku ...
Apa yang membuatmu wajib membaca buku "Kisah Berdesir dari Pesisir Laut" karya Redaksi TEMPO ini? Cek ulasan dari orang-orang yang sudah lebih dulu membaca buku ini di Goodreads.
https://www.goodrea...View More
Kisah Berdesir dari Pesisir Laut
Kisah Berdesir dari Pesisir Laut book. Read 3 reviews from the world's largest community for readers. Di balik deburan ombak Laut Banda di Kepulauan Kei,...
Ini unggahan terakhir. Untuk kembali ke atas, klik:
https://siapabilang.com/buku-seri-tempo-kisah-berdesir-dari-pesisir-laut/wall/
Untuk kembali ke laman Karya, klik:
https://siapabilang.com/pages/ca...View More
Seri Tempo: Kisah Berdesir dari Pesisir Laut
Seri Tempo: Kisah Berdesir dari Pesisir Laut. 1 like. SinopsisDi balik deburan ombak Laut Banda di Kepulauan Kei, Maluku Tenggara, ada gambaran kehidupan warga Tanimbar Kei sebagai miniatur Indonesia.