Peter Carey
Saya berharap pernyataan Mendikbud itu benar-benar akan diterapkan secara nyata. Saya memang bukan orang Indonesia, tapi sebagai sejarawan yang selama setengah abad menggeluti salah satu episode penti...View More
Peter Carey
Urip itu urub, hidup itu menjadi nyala. Peter bukan hanya menjadi cahaya penerang studi sejarah agar masa lalu kita terang benderang, melainkan juga menjaga nyala itu tetap ada, mengusir kabut-kabut d...View More
Peter Carey
Mendengar Sisi Lain Peter Carey | #SekitarBuku #DiRumahAja Di usianya yang ke-72, Peter Carey dipandang sebagai seorang sejarawan besar. Ini adalah suatu capaian yang patut dirayakan. Tidak heran, t...View More
Be the first person to like this.
Kepustakaan Populer Gramedia
Be the first person to like this.
Kepustakaan Populer Gramedia
Source : Youtube Channel Jakarta Globe Perbincangan tentang pangeran Diponegoro bagian 4 The Perspective: Florence Armein Talks Prince Diponegoro With Historian Peter Caley (Part 4 of 4)
Be the first person to like this.
Kepustakaan Populer Gramedia
Source : Youtube Channel Jakarta Globe Perbincangan tentang pangeran Diponegoro bagian 3 The Perspective: Florence Armein Talks Prince Diponegoro With Historian Peter Caley (Part 3 of 4)
Be the first person to like this.
Kepustakaan Populer Gramedia
Source : Youtube Channel Jakarta Globe Perbincangan tentang pangeran Diponegoro bagian 2 The Perspective: Florence Armein Talks Prince Diponegoro With Historian Peter Caley (Part 2 of 4)
Be the first person to like this.
Kepustakaan Populer Gramedia
Source : Youtube Channel Jakarta Globe Perbincangan tentang pangeran Diponegoro bagian 1 The Perspective: Florence Armein Talks Prince Diponegoro With Historian Peter Caley (Part 1 of 4)
Be the first person to like this.
Kepustakaan Populer Gramedia
Kepustakaan Populer Gramedia
Source : Youtube Channel Perpustakaan Nasional RI Diskusi dengan Peter Carey
Be the first person to like this.
Load More
Description

 

Peter Brian Ramsey Carey lahir di Rangoon (Yangon), Burma (Myanmar), 30 April 1948. Kembali ke Inggris 1955 untuk belajar di Temple Grove Preparatory School (1955-1961) dan Winchester College (1961-1965), ia kemudian kuliah di Trinity College, Universitas Oxford. Pada 1969 ia meraih gelar sarjana dengan penghargaan utama (First Class Honours) di bidang Sejarah Modern. Setelah itu, Peter mendapat beasiswa English Speaking Union (ESU) dan belajar di kelas program master di bidang Kajian Asia Tenggara di Cornell University (AS) (1969-1970), masa ketika ia mulai tertarik pada Asia Tenggara, khususnya Indonesia dan sejarah Perang Jawa (1825-1830).

Peter pertama kali datang ke Indonesia pada 1970 dan pernah tinggal tiga tahun di Jakarta dan Yogyakarta (1971-1973 dan 1976-1977) untuk mengumpulkan data yang tersimpan di Arsip Nasional RI dan scriptorium naskah Jawa. Setelah meraih gelar Ph.D pada 1975 dengan disertasi mengenai “Pangeran Dipanegara dan Asal-usul Perang Jawa (1825-1830)”, Peter bekerja di Universitas Oxford, Inggris, mula-mula sebagai pembantu riset di Magdalen College (1974-1979), kemudian sebagai Laithwaite Fellow untuk Sejarah Modern di Trinity College (1979-2008). Ia sekarang menjadi YAD Adjunct Profesor di Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya (FIB) di Universitas Indonesia (pengukuhan, 12 November 2013; pidato pengukuhan, 1 Desember 2014).

Disertasi itu sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dengan judul Kuasa Ramalan; Pangeran Diponegoro dan Akhir Tatanan Lama di Jawa, 1785-1855 (Kepustakaan Populer Gramedia, 2012). Versi pendeknya diterbitkan oleh Penerbit Buku Kompas, 2014, dengan judul Takdir; Riwayat Pangeran Diponegoro (1785-1855).

Peter—yang beristri seorang Sunda-Hokkian-Jepang dari Bandung—adalah sejarawan terkemuka Inggris yang mendalami Asia Tenggara dan pernah menerbitkan sejumlah buku dan tulisan mengenai Burma (Myanmar), Kamboja, dan TimorLeste. Buku sebelumnya adalah Korupsi dalam Silang Sejarah Indonesia; Dari Daendels (1808-1811) sampai Era Reformasi (Komunitas Bambu, 2016), Perempuan-Perempuan Perkasa di Jawa Abad XIII-XIX (Kepustakaan Populer Gramedia, 2016), dan Inggris di Jawa, 1811-1816 (Penerbit Buku Kompas, 2017).

 

Prestasi

Mendapat gelar kehormatan: Sanghyang Kamahayanikan dari penyelenggara Borobudur Writers and Cultural Festival (BWCF) 2014

Peter Carey, PhD, has been honored by Queen Elizabeth II with a Member of the British Empire (MBE) designation, the fifth rank of the Most Excellent Order of the British Empire order of chivalry. (2011)