Maria Hartiningsih
1 like Penulis
Maria Hartiningsih, jurnalis Harian Pagi Kompas 15 Juni 1984-12 November 2014, kemudian diperpanjang sampai 31 Desember 2015. Selain menerima berbagai penghargaan jurnalistik, dia adalah penerima Penghargaan Yap Thiam Hien untuk Hak Asasi Manusia kategori pendidik (2003). Maria menekuni masalah kemanusiaan dan hak asasi manusia, pembangunan dan demokrasi, relasi-relasi kuasa yang timpang, keragaman, keseteraan dan toleransi, perdamaian dan spiritualitas, semuanya dalam perspektif kritis. Maria juga menulis sejumlah buku, antara lain Jalan Pulang (KPG, 2017) dan The Spirit of Emak-emak (KPG, 2018).    #PenulisKPG #MariaHartiningsih #JalanPulang #TheSpiritofEmakemak #PenerbitKPG
Kepustakaan Populer Gramedia
Edo Wallad
1 like Penulis
Edo Wallad lahir di Jakarta, 10 November 1977. Bungsu dari empat bersaudara itu awalnya tidak tahu ingin menjadi apa, sampai seorang sahabat menyarankan untuk menulis dan mengirimnya ke sebuah majalah gaya hidup. Sejak itu, menulis jadi bagian dari hidupnya. Banyak hal sudah ia tulis, dari artikel di sejumlah media masa, cerpen, puisi, lirik lagu, naskah cerita, naskah siaran radio, hingga proposal program di NGO. Keterlibatannya dengan puisi sendiri bermula pada 2003, ketika seorang teman mengajaknya bergabung dalam komunitas penyair BungaMatahari yang didirikan @violeteye. Saat itu, penulis berdarah Aceh-Jawa-Sunda ini sudah bekerja di suatu majalah. Ia merasa berlatih menulis puisi bagus untuk mengasah rasa dan kosakata. Edo ingat sajak pertama yang ia buat berjudul “Sepertiga Malam”. Iseng-iseng dia kirim puisi tersebut ke open submission untuk buku antologi puisi yang digelar Akademi Kebudayaan Yogyakarta. “Alhamdullilah, puisi saya diterima.” Ia juga pernah meraih juara satu lomba penulisan puisi jilid dua yang diadakan Oase Pustaka melalui open submission pada 2017. Selain menulis puisi, penggemar Kho Ping Hoo yang dulunya adalah seorang editor di beberapa media ini, kini memutuskan untuk fokus bermusik bareng bandnya The Safari. Selain itu, sejak 2010 Edo giat mengadvokasi penghapusan stigma dan akses kesehatan pada kaum marjinal di Indonesia. Puisi-puisi karya Edo Wallad telah dibukukan dengan judul "Pesta Sebelum Kiamat" yang diterbitkan oleh Comma Books (2018).   #Profil #PenulisKPG #EdoWallad #PestaSebelumKiamat #AntologiPuisi #Puisi #CommaBooks #PenerbitKPG
Kepustakaan Populer Gramedia
Agung Setiawan S.
1 like Penulis
Puisi dan kampus, dua hal yang tak terpisahkan dari seorang Agung Setiawan S, bungsu dari dua bersaudara. Kampus bagi Agung telah menjadi ruang eksplorasi ide-ide gila dalam hidupnya. Melalui puisi, disitulah ia meluapkan segala kegilaan tersebut. Usai menyelesaikan pendidikan sarjana hingga pascasarjana di program studi ilmu filsafat, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, pria berdarah Melayu-Belitong itu memutuskan mengikuti jejak ibunya yang juga adalah seorang pendidik, dengan menjadi seorang dosen. Kini dedikasinya pada dunia pendidikan dilanjutkan di kampung halaman semenjak tahun 2017. Selain produktif menulis puisi, penggemar Jim Morrison dan Kurt Cobain ini memiliki ketertarikan besar pada dunia teater, seni peran, serta dunia film. Semasa berkuliah, ia tergabung dalam kelompok teater Agora, Teater Sastra, dan Pandora. Lebih dari sepuluh pementasan telah Agung lakoni. Terakhir di Taman Ismail Marzuki bersama grup teater Pandora dalam penggarapan pentas berjudul "Pernikahan Darah" adaptasi naskah drama yang telah dibukukan dengan judul sama, karya dramawan Spanyol Federico Garcia Lorca. Lebih dari tujuh produksi film pendek pun telah dijajalnya bersama komunitas film Mondiblanc, tiga diantaranya berhasil masuk skala nasional dan kualifikasi festival internasional. Puisi-puisi karya Agung Setiawan S ini telah dibukukan dengan judul "Menyelamimu" yang diterbitkan oleh Comma Books (2019).    #Profil #PenulisKPG #AgungSetiawanS #Menyelamimu #AntologiPuisi #Puisi #CommaBooks #PenerbitKPG
Kepustakaan Populer Gramedia
Agus Dermawan T.
2 likes Penulis
Agus Dermawan T lahir di Rogojampi, Jawa Timur, 29 April 1952. Sejak kecil, ia gemar melukis berkat pengaruh ayahnya yang mengagumi karya Basoeki Abdullah dan Soedjono Abdullah. Ayahnya juga menghendaki ia menjadi seniman. Harapan itu terkabul, Agus menekuni betul hobinya. Bahkan dia sudah menerima pesanan melukis sejak SMP dan sewaktu berkuliah di Sekolah Tinggi Seni Rupa "ASRI" Yogyakarta, ia beberapa kali mengadakan pameran. ⁣ ⁣ Pada 1976 setelah ikut serta dalam pameran Biennale di Taman Ismail Marzuki, temannya menyarankan untuk jadi kritikus, karena pelukis sudah menjamur di Indonesia. Usul itu diterima, Agus ganti haluan menjadi pengamat dan kritikus seni rupa.⁣ ⁣ Karier baru dimulai. Sejak itu ia lebih banyak menulis daripada melukis. Buah pengamatannya tentang seniman dan budaya seni rupa di Indonesia bertebaran di media massa. Beberapa telah dibukukan, yakni "Melipat Air", "Sihir Rumah Ibu", "Basoeki Abdullah", "Arie Smit", "Surga Kemelut Pelukis Hendra Gunawan", "Monolog Aldy", dan "Dari Lorong-lorong Istana Presiden". Di sisi lain, Agus juga rajin membuat catatan perjalanan. Sekali lagi ia menjadi "satu dari sedikit orang yang mengerjakan". Bukunya "Perjalanan Turis Siluman" adalah satu di antara yang sangat sedikit itu.⁣   #Profil #PenulisKPG #AgusDermawanT #BukuSeniRupa #BukuSeniRupaIndonesia #PenerbitKPG
Kepustakaan Populer Gramedia
Yekavlog
Putu Setia
1 like Penulis
Putu Setia tidak pernah menduga dirinya akan menjadi seorang pendeta. Dari keluarga miskin di Bali, Putu Setia melakoni kehidupan yang keras. Ia pernah menyaksikan kelamnya tragedi pasca G30S dan Peristiwa Buleleng, berhenti sekolah karena persoalan biaya, merasakan sulitnya menjadi anak panggung, hingga akhirnya menemukan gairah dalam dunia jurnalistik yang ia tekuni selama lebih dari tiga dekade. Dunia yang mengasah idealisme dan memapankan kehidupannya. Namun bagi Putu Setia, hidup bukan hanya tentang materi, melainkan proses dalam mensyukuri segala hal yang telah semesta beri, bagaimanapun caranya. Menjadi pendeta dan mengabdikan dirinya pada umat merupakan cara yang dipilih oleh Putu Setia untuk mensyukuri kehidupan, selain membayar utang budi terhadap leluhur. Nama Putu Setia pun berganti menjadi Ida Pandita Mpu Jaya Prema Ananda dan akrab disapa "Mpu Jaya Prema". Autobiografi Putu Setia pernah diterbitkan oleh KPG dengan judul "Wartawan Jadi Pendeta". Dalam waktu dekat, Mpu Jaya Prema akan merilis karya terbarunya: "Lentera Batukaru", terbit 22 April 2019.   #PenulisKPG #PutuSetia #MpuJayaPrema #LenteraBatukaru #PenerbitKPG
Kepustakaan Populer Gramedia
Darmawati Majid
1 like Penulis
Darmawati Majid lahir di Bone, kawasan pesisir timur Sulawesi Selatan. Ayah dan kakeknya seorang nelayan, sehingga sulung dari lima bersaudara itu-yang memang sangat dekat dengan keduanya- kerasan berada di laut. Meski begitu, Darma tak pernah ingin jadi nelayan. Ia lebih tertarik menjadi polisi, atau pahlawan yang menyelamatkan dunia, mungkin seperti kesatria baja hitam. Tapi apa bisa perempuan menjadi kesatria baja hitam? Seorang anak bisa menjadi apa pun yang ia mau, tetapi menjadi perempuan langkah bisa terbelenggu. Sering ia bertanya, mengapa di kampung halamannya perempuan tak boleh sekolah? Mengapa seorang istri harus taat dan patuh pada suami, meski suaminya berlaku kasar atau bahkan menikah lagi? Mengapa uang panaik dipatok begitu tinggi, padahal ada semacam aturan yang menuntut perempuan menikah segera setelah mendapatkan haid pertama? Untung bagi Darma, ia bisa mengejar ilmu hingga ke perguruan tinggi. Mengikuti anjuran pamannya, ia mendaftar ke fakultas sastra Inggris Universitas Negeri Makassar pada 2005. Ia kemudian menikah dengan pria yang dapat menjadi sahabat diskusi dalam segala hal, dikaruniai dua anak perempuan dan dua anak laki-laki yang kembar. Meski sudah berumahtangga, suaminya tetap mengizinkan ia berkuliah lagi pada 2011 untuk memperdalam ilmu Linguistik di Universitas Hasanuddin. Kini di sela kesibukannya menjadi seorang istri, ibu, dan profesinya sebagai peneliti bahasa di Kantor Bahasa Gorontalo, Majid mewujudkan mimpi dan mencoba menjawab pertanyaan-pertanyaan masa kecilnya lewat tulisan. Kumpulan cerpen Darmawati Majid bisa Bookmanias nikmati dalam "Ketika Saatnya" terbitan Comma Books dan KPG (2019).    #Profil #PenulisKPG #DarmawatiMajid #KetikaSaatnya #Cerpen #CommaBooks #PenerbitKPG
Kepustakaan Populer Gramedia
Warih Wisatsana
1 like Penulis
Warih Wisatsana menulis puisi sedari SMP, menjalani masa kanak dan remaja di Bandung, Pontianak, Klaten, serta Salatiga. Sedini tahun 1980-an di Bali, ia meneguhkan pilihannya sebagai penulis, aktif di Sanggar Minum Kopi. ⁣ ⁣ Puisi-puisinya telah diterjemahkan ke bahasa Belanda, Jerman, Inggris, Portugal, dan Prancis. Bahkan meraih sejumlah penghargaan, meliputi Taraju Award, Borobudur Award, Bung Hatta Award, dan Kelautan Award. Buku puisi tunggalnya "Ikan Terbang Tak Berkawan" (Penerbit Buku Kompas, 2003), "May Fire and Other Poems" (Lontar, 2015), dan puisi-puisi kurun cipta 1985-2018 dihimpun dalam buku terbarunya "Batu Ibu" (KPG, 2019).⁣ ⁣ Selain menulis puisi, Warih juga kerap mengirimkan cerpen, ulasan sastra, seni rupa, dan pertunjukannya ke media massa. Ia bergiat juga sebagai kurator seni, juri sastra dan seni budaya, serta editor. Buku yang pernah disuntingnya, antara lain "Pariwisata Budaya dan Budaya Pariwisata" karya Michel Picard (KPG, 1992), buku pelukis Srihadi Soedarsono, pelukis Van Oel, pelukis Affandi, "Waktu Tuhan: Wianta" (2008), novel "Emilie Java 1904" karya Catherine van Moppès (KPG, 2002), dan novel "Keping Rahasia Terakhir" karya Jean Rocher (KPG, 2009). Bersama Jean Couteau, penyair asal Bali ini menulis memoar "Gung Rai, Kisah Sebuah Museum" (KPG, 2013), "Buna, Suka Duka Sang Kelana" (KPG, 2017). Pengalamannya di Prancis terangkum dalam Rantau dan Renungan II (KPG, 1999) bersama penulis lainnya. ⁣ ⁣   #Profil #PenulisKPG #WarihWisatsana #BatuIbu #GungRai #BunaSukaDukaSangKelana #RantaudanRenunganII #PenerbitKPG
Kepustakaan Populer Gramedia
Rosyid H. Dimas
1 like Penulis
Rosyid H. Dimas bukan nama sebenarnya. Pemuda kelahiran Rembang, 18 Juli 1996 itu menggabungkan namanya Rosyid dengan nama ayahnya H. Dimas sebagai nama pena. Katanya selain agar enak diucapkan, ia bermaksud mengabadikan nama ayahnya yang sudah almarhum.⁣ ⁣ Kenangan lain yang membentuk karier kepenulisan Rosyid ditorehkan kekasihnya. Berkat perempuan yang setia menemaninya sejak SMA, mahasiswa studi Pendidikan Bahasa Arab di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta ini jadi gandrung membaca sastra. Dari Albert Camus, Anton Chekhov, Seno Gumira Ajidarma, Triyanto Triwikromo, hingga Faisal Oddang, habis dibacanya. Ia juga berlangganan membaca karya sastra dari koran dan sesekali membuat cerpen untuk kemudian mengirimnya ke berbagai media. ⁣ ⁣ Salah satu cerpennya, "Ote Naus" tembus seleksi @ubudwritersfest 2018. Rosyid pun terpilih sebagai satu dari lima emerging writers. Kini nama Rosyid H. Dimas bisa Bookmanias temukan di rak @gramediabooks dan @gramedia.com. Kumpulan cerpennya dibukukan dengan judul "Menanam Warisan dan Kisah-kisah Lainnya" (CommaBooks, 2019).⁣   #Profil #PenulisKPG #RosyidHDimas #Kumcer #Cerpen #CommaBooks #PenerbitKPG
Kepustakaan Populer Gramedia
Agus M. Irkham
1 like Penulis
Agus M. Irkham adalah seorang penulis Biografi, aktivis literasi, dan konsultan buku. Sekarang ia sedang menjabat sebagai Ketua Umum Departemen Penelitian dan Pengembangan Forum Bacaan Sosial Indonesia. Selain itu beliau juga menulis buku, karya-karyanya antara lain: "Gempa Literasi: Dari Kampung untuk Nusantara" (bersama Gol A. Gong, 2012) dan "Kepak Tinggi Sayap Sophie" yang diterbitkan oleh Kepustakaan Populer Gramedia (KPG) pada tahun 2019.     
Kepustakaan Populer Gramedia
F. Budi Hardiman
2 likes Penulis
Dr. F. Budi Hardiman adalah pengajar di STF. Driyarkara dan Universitas Pelita Harapan Jakarta. Alumnus Hochschule für Philosophie München Jerman. Telah dikenal lewat karya-karyanya, antara lain: Demokrasi Deliberatif (Kanisius, 2009), Massa, Teror dan Trauma (Lamalera, 2010) dan Hak-hak Asasi Manusia, Polemik dengan Agama dan Kebudayaan (Kanisius, 2011). Karya terbaru beliau adalah Seri Pemikiran: Heidegger dan Mistik Keseharian (KPG, 2020) dan Humanisme dan Sesudahnya (dicetak ulang oleh KPG, 2020)   #PenulisKPG #FBudiHardiman #Nonfiksi #Humaniora #Filsafat #PenerbitKPG
Kepustakaan Populer Gramedia
jaka setiawant
Noorca M. Massardi
1 like Penulis
Noorca M. Massardi lahir di Subang, Jawa Barat, 28 Februari 1954 adalah anak kelima dari 12 bersaudara dan dikenal sebagai penyair, pengarang, penyunting, penulis lakon sandiwara, pemeran pria, sutradara, penulis skenario, juri festival film atau sinetron, penerima Anugrah Kebudayaan, juri lomba iklan, pewarta, serta pembawa acara televisi, kolumnis, dan budayawan. Bisa bahasa Inggris dan Prancis.  Dua novelnya yang dimuat sebagai cerita bersambung di Harian Kompas telah diterbitkan PT Gramedia antara lain adalah Sekuntum Duri (1978) dan Mereka Berdua (1981), dan skenarionya Sekuntum Duri telah difilmkan oleh PT Cipta Permai Indah Film (1979). Novelnya yang ketiga September, dengan latar cerita tragedi September 1965 diterbitkan PT Tiga Serangkai, Solo (2006), setelah sebelumnya dimuat sebagai cerita bersambung di harian Media Indonesia, Jakarta, (2 Juni - 30 September 2002) dengan judul Perjalanan Darius. Novelnya yang keempat, “d.I.a” masih dimuat sebagai cerita bersambung di koran Seputar Indonesia sejak 10 Januari 2007 sampai sekarang. Selain menulis novel, beliau juga menulis buku kumpulan puisi yang berjudul Ketika 66, dan Pantai Pesisir yang diterbitkan Kepustakaan Populer Gramedia (KPG) pada tahun 2020.     
Kepustakaan Populer Gramedia
Thomas Hidya Tjaya
1 like Penulis
Setelah lulus dari Sekolah Tinggi Filsafat (STF) Driyakara, Jakarta, pada 1996 dan menyelesaikan program S2 Filsafat di Fordham University, New York pada 1998, Thomas Hidya Tjaya terus membaktikan diri dalam dunia pendidikan. Ia pernah bekerja di East Asian Pastoral Institute dan mengajar filsafat di Ateneo de Manila University, Filipina. Mulai pertengahan tahun 2000, ia menempuh studi di Weston Jesuit School of Theology di Cambrigde, Massachusetts, Amerika Serikat, dan berhasil meraih gelar Master of Divinity dan Master of Theology pada Mei 2003. Saat ini, ia mengajar filsafat di STF Driyarkara. Berdasarkan pengalaman tersebut, Thomas pun membagikan pengetahuannya tentang dunia filsafat. Dunia yang bagi kebanyakan orang mungkin terlalu sulit dipahami. Begitu banyak nama filsuf dan buah pemikirannya. Semua itu disederhanakan dalam Seri Pemikiran Thomas Hidya Tjaya, antara lain Kierkegaard dan Pergulatan Menjadi Diri Sendiri & Emmanuel Levinas: Enigma Wajah Orang Lain (2019), dan buku terbarunya Merleau-Ponty dan Kebertubuhan (2020). Kedua buku tersebut kembali dicetak ulang oleh Kepustakaan Populer Gramedia (KPG).    #Profil #PenulisKPG #ThomasHidyaTjaya #EmmanuelLevinas #Kierkegaard #EnigmaWajahOrangLain #PergulatanMenjadiDiriSendiri #MerleauPontydanKebertubuhanManusia #Filsafat #PenerbitKPG
Kepustakaan Populer Gramedia
Pongki Pamungkas
1 like Penulis
Pongki Pamungkas lahir di Malang pada 14 Desember 1956. Dia mulai menulis secara reguler di media massa sejak 1983 di majalah Editor. Sempat berhenti selama beberapa waktu, dia aktif menulis kembali sejak beberapa tahun terakhir ini di koran Bisnis Indonesia dan majalah SWA. Saat ini Pongki Pamungkas bekerja di PT Astra International (Kantor Pusat) sebagai Chief Corporate Affairs, posisi yang dijabatnya sejak 2014. Jabatan ini adalah posisi terakhirnya setelah 37 tahun berprofesi sebagai “Astrawan”. Di awal 2020, Pongki akan memasuki masa pensiun setelah berkeliling di lingkungan Grup Astra dalam pelbagai perusahaan dan jabatan. Pongki Pamungkas, yang memiliki falsafah “to retire is to expire”, mengatakan akan terus menulis hingga akhir hayat. Buku-buku yang telah beliau tulis adalah Love of My Life (2019), To Love and to be Loved & All You Need is Love (2017) yang diterbitkan oleh Kepustakaan Populer Gramedia (KPG).    #Profil #PenulisKPG #PongkiPamungkas #LoveofMyLife #AllINeedisLove #ToLoveandtobeLoved #Manajemen #PenerbitKPG
Kepustakaan Populer Gramedia
Rizal Mallarangeng
1 like Penulis
Rizal Mallarangeng adalah seorang politikus, pengamat politik, dan penulis Indonesia. Ia pernah berkiprah sebagai staf khusus Aburizal Bakrie yang menjadi Menteri Koordinator Bidang Perekonomian pada tahun 2004 dan kemudian Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat pada tahun 2005. Ia juga pernah menjadi salah satu pengurus Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Golkar pada masa kepemimpinan Bakrie dan Airlangga Hartarto. Dalam perjalanannya menjadi penulis, beliau menulis buku yang berjudul Dari Jokowi ke Harari (2019) yang diterbitkan oleh Kepustakaan Populer Gramedia (KPG).     
Kepustakaan Populer Gramedia
Ariel Heryanto
1 like Penulis
Ariel Heryanto (lahir di Malang, Jawa Timur, 1954; umur 66 tahun) adalah sosiolog berkebangsaan Indonesia. Ariel Heryanto pernah tercatat sebagai salah satu guru besar di School of Culture, History and Language, The Australian National University, Australia. Sebelumnya ia menjabat sebagai Ketua Southeast Asian Studies Centre di universitas yang sama; Dosen Senior dan Ketua Program Indonesia di The University of Melbourne; Dosen Senior di National University of Singapore; dan dosen Program Pascasarjana di Universitas Kristen Satya Wacana. Saat ini, Ariel menjabat sebagai Herb Feith Professor untuk Studi Indonesia di Universitas Monash Australia sejak awal 2017. Di ranah kesusastraan Indonesia, Ariel tercatat pernah memelopori gerakan Sastra kontekstual di Surakarta, tahun 1984, bersama Halim HD, Murtidjono, dan Arief Budiman. Beliau juga menulis buku Perlawanan dalam Kepatuhan: Esai Esai Budaya (2000), Identitas dan Kenikmatan: Politik Budaya Layar Indonesia (2019) yang diterbitkan oleh Kepustakaan Populer Gramedia (KPG).        
Kepustakaan Populer Gramedia
Lukas Setia Atmaja
1 like Penulis
Lukas Setia Atmaja, Dosen Investasi dan Kepala Departemen Keuangan di Sekolah Bisnis Prasetiya Mulya. Dia memperoleh gelar M.Sc. di bidang keuangan dan investasi dari University of Wisconsin, Madison dan Ph.D. di bidang keuangan dari Monash University, Melbourne. Artikel-artikel uniknya tentang seni investasi saham dipublikasikan secara rutin di kolom "Wake Up Call", KONTAN setiap hari Senin. Berbagai karya ilmiah telah dipublikasikan di jurnal internasional. Beliau juga menulis buku-buku tentang investasi yang berjudul Who Wants to be A Rational Investor dan Who Wants to be A Smilling Investor yang diterbitkan oleh Kepustakaan Populer Gramedia (KPG).     
Kepustakaan Populer Gramedia
P.K.Ojong
1 like Penulis
Petrus Kanisius Ojong atau Auw Jong Peng-Koen atau P.K. Ojong (lahir di Bukittinggi, Sumatra Barat, Indonesia, 25 Juli 1920 – meninggal di Jakarta, Indonesia, 31 Mei 1980 pada umur 59 tahun) adalah wartawan, guru, dan pengusaha yang dikenal sebagai salah satu pendiri Kelompok Kompas Gramedia (bersama Jakob Oetama). Ojong menjadi jurnalis sejak awal usia 30-an. Ojong mempunyai enam anak, empat di antaranya laki-laki. PK Ojong meninggal tahun 1980. Salah satu karya beliau yang diterbitkan oleh Kepustakaan Populer Gramedia (KPG) ialah Dari Kaisar menjadi Penduduk Biasa: Biografi Henry Pu Yi (2019).     
Kepustakaan Populer Gramedia
Kelik M. Nugroho
1 like Penulis
Kelik M. Nugroho adalah seorang jurnalis, penulis, penulis lagu, aktivis pendidikan dan blogger. Salah satu karyanya adalah buku yang berjudul Dua Dekade Musik Indonesia 1998-2018 yang diterbitkan oleh Kepustakaan Populer Gramedia (KPG) pada awal tahun 2020.     
Kepustakaan Populer Gramedia
Bob Dylan
1 like Penulis
Bob Dylan adalah salah satu penyanyi sekaligus penulis lagu paling berpengaruh di abad 20, yang dikenal karena lagu-lagunya menceritakan masalah sosial dan politik. Dylan telah menjadi penulis lagu tunggal paling berpengaruh di zaman sekarang. Tidak hanya karyanya, namun juga melalui sejumlah besar musisi, termasuk The Beatles, David Bowie dan U2, yang secara terbuka telah membayar jasanya. Salah satu karyanya adalah sebuah buku yang berjudul Chronicles, yang diterbitkan oleh Kepustakaan Populer Gramedia (KPG) pada tahun 2018.     
Kepustakaan Populer Gramedia
Erik Prasetya
1 like Penulis
Erik Prasetya adalah perintis genre street photography di Indonesia. Ia sudah berkarir sebagai forografer sekitar 35 tahun dan telah menerbitkan beberapa buku yaitu; Women On Street, Album Kenangan Eros & Reformasi, dan bersama Ayu Utami menulis buku berjudul Estetika Banal dan Spritiualisme Kritis.    
Kepustakaan Populer Gramedia