Kabar gembira bagi Anda yang memiliki buah hati Balita dan ingin mengasah bakatnya di bidang seni melulis, ada perlombaan mewarnai khusus untuk para Balita. Penyelenggara telah menyiapkan sejumlah had...View MoreKabar gembira bagi Anda yang memiliki buah hati Balita dan ingin mengasah bakatnya di bidang seni melulis, ada perlombaan mewarnai khusus untuk para Balita. Penyelenggara telah menyiapkan sejumlah hadiah menarik bagi mereka yang beruntung menjadi pemenang lomba.
Penerbit KPG, bersama Penerbit Kiddo, dan BaLiTa menghadirkan acara “Lomba Mewarnai bersama Balita” untuk anak 3 hingga 9 tahun yang akan berlangsung di seluruh toko Gramedia se-Indonesia. Gambar-gambar yang ada pada lomba ini diambil dari karakter buku Seri Balita Cerdas karya Chitra Astriana. Lomba mewarnai ini akan terus berlangsung hingga akhir tahun.
Baca selengkapnya di sini:
https://palapanews.com/2023/02/21/yuk-ikuti-keseruan-lomba-mewarnai-bersama-balita-di-toko-gramedia-se-indonesia/
#BeritaBuku #BeritaBukuKPG #SeriBalitaCerdas #BukuMewarnaiBalitaCerdas #MewarnaiBalitaCerdasKebiasaanBaik #BukuMewarnai #PalapaNews #PenerbitKiddo #PenerbitKPG
Keterampilan membaca buku juga berguna saat menjalani pendidikan formal, maka itu mulai menanamkan cinta membaca sedini mungkin adalah langkah tepat. Berikut 7 tips dan trik dari Chitra Astriana, penu...View MoreKeterampilan membaca buku juga berguna saat menjalani pendidikan formal, maka itu mulai menanamkan cinta membaca sedini mungkin adalah langkah tepat. Berikut 7 tips dan trik dari Chitra Astriana, penulis buku Seri Balita Cerdas, yang diterbitkan Kiddo (lini buku anak di Penerbit Kepustakan Populer Gramedia) pada Maret 2020. (Senin, 27/04/2020)
https://www.kompas.com/edu/read/2020/04/27/160500571/7-tips-membaca-buku-bersama-anak-di-masa-pandemi-covid-19?page=all.
#BeritaBukuKPG #SeriBalitaCerdas #ChitraAstriana #TipsMembaca #PenerbitKIDDO #PenerbitKPG
Cerita dikit dong tentang Pesta Sebelum Kiamat?
Pesta Sebelum Kiamat adalah satu kumpulan puisi yang gue kumpulkan sejak tahun 2003. Berisi tentang kegelisahan gue pada hidup ini in general. Buku ini...View MoreCerita dikit dong tentang Pesta Sebelum Kiamat?
Pesta Sebelum Kiamat adalah satu kumpulan puisi yang gue kumpulkan sejak tahun 2003. Berisi tentang kegelisahan gue pada hidup ini in general. Buku ini intinya tentang merayakan hidup, bagaimana gue mau hidup-sehidupnya setelah beberapa pengalaman kelam masa lalu.
https://www.vantage.id/edo-wallad-jurnalis-puitis-romantis-yang-sangat-indies/
#BeritaBukuKPG #EdoWallad #PestaSebelumKiamat #BukuPuisi #CommaBooks #PenerbitKPG
Edo Wallad: Jurnalis Puitis Romantis Yang Sangat Indies - Vantage Indonesia
Di tengah teror brengsek tak berujung yang dihembuskan Sang Maha Perusak Rencana COVID 19, beruntung bagi Kami mendapat luangan sedikit waktu dari sosok
Berdasarkan siaran pers yang diterima, Records of Rainy Days masih seperti seri sebelumnya yang berisi cerpen-cerpen yang bisa dinikmati pembaca kala hari tengah hujan. Namun, tulisan-tulisan dalam bu...View MoreBerdasarkan siaran pers yang diterima, Records of Rainy Days masih seperti seri sebelumnya yang berisi cerpen-cerpen yang bisa dinikmati pembaca kala hari tengah hujan. Namun, tulisan-tulisan dalam buku ini lebih pendek atau singkat dibandingkan dengan sebelumnya. "Sesuai dengan judulnya, Records, buku ini berisi catatan-catatan di hari hujan. Temanya lebih banyak ke nostalgia, tentang mengenang dan mengikhlaskan masa lalu," tulis dia. Baca berita lengkapnya di tautan berikut ini:
https://www.tribunnewswiki.com/2022/07/31/penulis-muda-naela-ali-luncurkan-buku-ke-11-berjudul-rec ords-of-rainy-days
#BeritaBuku #BeritaBukuKPG #RecordsofRainyDays #NaelaAli #PenerbitPOP #PenerbitKPG
Buku "Kitab Pink Jason Ranti" adalah jilid perdana seri wawancara "Beginu: Bukan Begini, Bukan Begitu," sebuah program YouTube yang dipandu oleh Pemimpin Redaksi Kompas.com Wisnu Nugroho. Buku tersebu...View MoreBuku "Kitab Pink Jason Ranti" adalah jilid perdana seri wawancara "Beginu: Bukan Begini, Bukan Begitu," sebuah program YouTube yang dipandu oleh Pemimpin Redaksi Kompas.com Wisnu Nugroho. Buku tersebut memuat foto-foto lukisan yang tertera di pintu toilet, dapur keluarga, piagam, tanda jasa, kertas dan kanvas yang dilahirkan Jeje, sapaan akrab Jason Ranti, di studionya selama masa pandemi. Baca ulasan lengkapnya di tautan berikut ini:
https://www.kompas.com/hype/read/2022/07/08/161229466/kitab-pink-jason-ranti-kanvas-unik-jeje-yang-lahir-dari-obrolan-beginu?page=1
#BeritaBuku #BeritaBukuKPG #KitabPinkJasonRanti #JasonRanti #WisnuNugroho #PenerbitKPG
Banyak yang mengenal nama Jason Ranti sebagai penyanyi dan pencipta lagu dengan nada satire. Namun, jauh sebelum mengenal musik, musisi yang akrab disapa Jeje itu telah lebih dahulu jatuh cinta terhad...View MoreBanyak yang mengenal nama Jason Ranti sebagai penyanyi dan pencipta lagu dengan nada satire. Namun, jauh sebelum mengenal musik, musisi yang akrab disapa Jeje itu telah lebih dahulu jatuh cinta terhadap seni rupa. Masa kecil Jason Ranti dihiasi dengan keindahan visual lukisan yang ada di rumah kakek dan neneknya. Baca selengkapnya di tautan berikut ini:
https://www.kompas.com/hype/read/2022/07/08/173516666/sebelum-kenal-musik-jason-ranti-telah-jatuh-cinta-dengan-seni-rupa?page=1
#BeritaBuku #BeritaBukuKPG #KitabPinkJasonRanti #JasonRanti #WisnuNugroho #PenerbitKPG
Di antara 50 negara mayoritas muslim di dunia, Turki memiliki pengalaman terpanjang sebagai negara sekular, sementara Afghanistan merupakan negara dengan pengalaman teokratis terdalam (bersama Iran). ...View MoreDi antara 50 negara mayoritas muslim di dunia, Turki memiliki pengalaman terpanjang sebagai negara sekular, sementara Afghanistan merupakan negara dengan pengalaman teokratis terdalam (bersama Iran). Di banyak negara mayoritas muslim lainnya, aliansi ulama dan kekuasaan menunjukkan variasi beragam. Namun karakteristik aliansi tersebut pada umumnya cenderung menghambat proses demokratisasi dan pembangunan. Baca selengkapnya di tautan berikut ini:
https://nasional.sindonews.com/read/641155/18/aliansi-ulama-negara-hambat-demokrasi-dan-pembangunan-di-dunia-muslim-1640671922?showpage=all
#BeritaBuku #BeritaBukuKPG #IslamOtoritarianismedanKetertinggalan #AhmetTKuru #PenerbitKPG
Dalam buku Demokrasi di Era Post Truth, Budi Gunawan menjadikan Amerika Serikat (AS) sebagai salah satu contoh. Polarisasi politik di AS terjadi cukup tajam antara kubu liberal dan kubu konservatif ak...View MoreDalam buku Demokrasi di Era Post Truth, Budi Gunawan menjadikan Amerika Serikat (AS) sebagai salah satu contoh. Polarisasi politik di AS terjadi cukup tajam antara kubu liberal dan kubu konservatif akibat disinformasi post-truth, terutama pada masa pemilu. Hal yang sama juga terjadi di Inggris yang ditandai pertarungan dua partai dominan, yaitu Partai Buruh dan Partai Konservatif. Kondisi yang terjadi di AS ternyata juga dialami Korea Selatan (Korsel). Pemilu di Korsel berkelindan dengan peningkatan berita palsu pada Pemilihan Presiden 2017. “Itu artinya, medsos memiliki peran dalam mempercepat terjadinya polarisasi yang tajam antara pihak yang berkompetisi,” terangnya. Belajar dari peristiwa tersebut, imbuh Barito, Indonesia tidak boleh abai dengan apa yang disebut post-truth yang memanfaatkan medsos di ruang cyber untuk kepentingan tertentu.
https://biz.kompas.com/read/2021/12/12/151511828/bincang-buku-kpg-jernih-berpikir-jadi-kunci-berdemokrasi
#BeritaBukuKPG #DemokrasidiEraPostTruth #BudiGunawan #BaritoMulyoRatmono #PenerbitKPG
Bincang Buku KPG, Jernih Berpikir Jadi Kunci Berdemokrasi
Perkembangan teknologi komunikasi yang semakin maju serta pertumbuhan platform media sosial (medsos) yang kian masif membawa banyak perubahan bagi keh
Di era kekinian, kata Atta, memang cukup sering menemukan berita bohong di berbagai platform media sosial. Bagi dia, pengguna Medsos penting dan perlu mencerna serta memilih informasi secara bijaksana...View MoreDi era kekinian, kata Atta, memang cukup sering menemukan berita bohong di berbagai platform media sosial. Bagi dia, pengguna Medsos penting dan perlu mencerna serta memilih informasi secara bijaksana.
"Tinggal gimana kitanya sebagai anak muda bisa memilih-milih, melihat berita yang bagus dan engga, serta mencernanya. Jangan langsung gampang nge-post, itu bisa berakibat fatal untuk bangsa kita juga," terangnya.
Buku karya Budi Gunawan itu bagi Atta memiliki pesan agar masyarakat lebih teliti dalam membaca informasi. Selain itu, buku tersebut juga memiliki bahasa yang ringan dan mudah dipahami, serta memiliki visual yang menarik.
https://www.rmolbanten.com/read/2021/12/11/26770/Edukasi-Masyarakat-Bijak-Bermed sos,-Budi-Gunawan-Luncurkan--Buku-Demokrasi-di-Era-Post-Truth-
#BeritaBukuKPG #DemokrasidiEraPostTruth #BudiGunawan #BaritoMulyoRatmono #PenerbitKPG
Edukasi Masyarakat Bijak Bermedsos, Budi Gunawan Luncurkan Buku 'Demokrasi di Era Post Truth' - rmolbanten.com
Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Prof Jenderal (Purn) Budi Gunawan baru saja meluncurkan buku berjudul 'Demokrasi di Era Post Truth' Buku tersebut, mendapat
Kunci demokrasi adalah partisipasi politik dari masyarakat. Demikian pernyataan Benjamin Barber, penulis dan pakar teori politik Amerika dalam bukunya Strong Democracy yang terbit pada 1984 dan telah ...View MoreKunci demokrasi adalah partisipasi politik dari masyarakat. Demikian pernyataan Benjamin Barber, penulis dan pakar teori politik Amerika dalam bukunya Strong Democracy yang terbit pada 1984 dan telah direvisi pada 2004.
Kehadiran internet, dan khususnya media sosial, membuka peluang sebesar-besarnya untuk warga negara menyuarakan pendapat, mendapatkan akses informasi politik, dan terlibat aktif dalam berbagai aktivitas politik. Bahkan, mengintervensi kebijakan politik yang dinilai merugikan masyarakat. Dengan begitu, internet dan media sosial jelas pendukung terbesar demokrasi.
Meski begitu, Peter Dahlgren, peneliti dan Profesor Emeritus dari Departemen Komunikasi dan Media di Lund University, Swedia melalui bukunya The Political Web: Media, Participation, and Alternative Democracy (New York: Palgrave Macmillan, 2013) memberikan catatan bahwa kemampuan media sosial dan platform media baru dalam memfasilitasi partisipasi politik warga tidak bisa begitu saja dapat dianggap sebagai solusi bagi persoalan demokrasi. “Terlalu reduktif untuk mengatakan bahwa problem demokrasi teratasi dengan hadirnya media baru berbasis internet, termasuk munculnya berbagai platform media sosial.”
Timothy Synder, profesor dari Yale University pun menegaskan hal serupa. Menurutnya, “media sosial bukanlah pengganti: Media sosial meningkatkan kebiasaan mental yang kita gunakan untuk mencari rangsangan dan kenyamanan emosional, yang berarti kehilangan perbedaan antara apa yang terasa benar dan apa yang sebenarnya benar.”
Dan di sinilah kita sekarang, terjebak di tengah banjir informasi dari media sosial. Yang sayangnya, tidak semua mengandung kebenaran. Akan tetapi, sebagian masyarakat dibuat terlena dan percaya begitu saja pada informasi yang terkandung di dalamnya. Para ahli menyebut fenomena ini sebagai era pasca-kebenaran (post-truth).
Senada dengan kegusaran Dahlgren dan Synder tersebut, Kepala Badan Intelijen Nasional Budi Gunawan dan stafnya, Barito Mulyo Ratmono menyusun buku Demokrasi di Era Post-truth (KPG, 2021). Keduanya lebih lanjut memperlihatkan betapa media sosial memiliki kapasitas untuk menyebarluaskan informasi yang salah, memunculkan teori-teori konspirasi liar, membicarakan kubu tertentu secara negatif tanpa dasar yang jelas, serta menyebabkan terjadinya polarisasi di masyarakat.
https://www.kompas.com/edu/read/2021/12/08/174506571/bedah-buku-kpg-media-sosial-dan-ancaman-demokrasi-di-era-post-truth?page=all
#BeritaBukuKPG #DemokrasidiEraPostTruth #BudiGunawan #BaritoMulyoRatmono #PenerbitKPG
Bedah Buku KPG: Media Sosial dan Ancaman Demokrasi di Era Post-truth Halaman all - Kompas.com
Kehadiran internet, dan khususnya media sosial, membuka peluang sebesar-besarnya untuk warga negara terlibat aktif dalam berbagai aktivitas politik. Halaman all
page=1&year=&month=&hashtagsearch=BeritaBukuKPG
Load More