Ada yang tahu apa itu stunting? Ya, istilah ini mungkin masih terdengar asing. Stunting erat kaitannya dengan kondisi anak kekurangan gizi. Anak bisa terlahir dengan gangguan pertumbuhan fisik—lebih p...View MoreAda yang tahu apa itu stunting? Ya, istilah ini mungkin masih terdengar asing. Stunting erat kaitannya dengan kondisi anak kekurangan gizi. Anak bisa terlahir dengan gangguan pertumbuhan fisik—lebih pendek dari anak sebaya. Dan yang lebih mengkhawatirkan, stunting juga berdampak pada tingkat kecerdasan, imunitas terhadap penyakit, dan kemampuan produktivitas anak saat dewasa.
Di negara berkembang, tak terkecuali Indonesia, stunting masih menjadi permasalahan serius. Penyebabnya tidak hanya saat bayi dalam kandungan. Bibit dari stunting sendiri ternyata dimulai dari ketika sang ibu masih remaja.
Untuk itu, para remaja wajib memahami tentang stunting. Ayo, kenali penyebabnya dan cari tahu apa yang bisa remaja lakukan untuk mencegah stunting di sini:
ߓPeluncuran Buku "Cegah Stunting Sebelum Genting" bersama Ahli Gizi dari Universitas Indonesia, Rita Ramayulis dan Tanoto Foundation Scholar, Hendriasari.
̰ߎ Zoom [https://penerbitkpg.qrd.by/acara_cegahstunting]
Űߓ Jumat, 1 Oktober 2021 pukul 14.30 WIB, dipandu oleh Presenter Kompas TV, Nitia Anisa.
#Event #EventKPG #CegahStuntingSebelumGenting #TanotoFoundation #BukuParenting #Parenting #BersamaMenjagaNusa #SahabatTanpaBatas #PenerbitKPG
Sebelum dunia dihantam pandemi Covid-19, para murid (termasuk juga orangtuanya yang harus mengantarkan) bangun pagi dan bergelut dengan kepadatan jalan untuk sampai ke sekolah. Setelah pandemi, persoa...View MoreSebelum dunia dihantam pandemi Covid-19, para murid (termasuk juga orangtuanya yang harus mengantarkan) bangun pagi dan bergelut dengan kepadatan jalan untuk sampai ke sekolah. Setelah pandemi, persoalan jarak tampak usai. Tantangan barunya adalah konektivitas. Untuk tetap bisa mengenyam pendidikan yang layak, setiap anak jadi harus punya telepon genggam yang memadai dan minimal laptop, serta yang tak kalah penting adalah jaringan internet.
Kondisi ini—mengingat sudah mau dua tahun kita membatasi aktivitas di sekitar rumah saja—mau tak mau membuat kita (pastinya juga pemerintah) harus berpikir tentang sistem pendidikan yang lebih pas untuk memeluk keterampilan dan kecerdasan yang dibutuhkan pada masa mendatang. Jadi perdebatannya hari ini bukan lagi bagaimana bersekolah setelah pandemi reda besok, tapi bagaimana menciptakan sekolah atau pendidikan masa depan, khususnya di Indonesia? Lalu apa saja keterampilan dan kecerdasan yang sebenarnya akan dibutuhkan di masa depan? Dan seberapa jauh masa depan yang hendak kita proyeksikan di sini?
Salah satu negara yang cukup siap menjawab kebutuhan pendidikan di masa depan adalah Finlandia, negara dengan predikat sistem pendidikan terbaik di dunia. Apa yang sudah disiapkan oleh pemerintah Finlandia untuk mengatasi tantangan edukasi yang mungkin muncul pada masa mendatang? Bagaimana Indonesia bisa belajar dari Finlandia dalam menerapkan sistem pengajaran terbaik bagi segenap warga negaranya?
Yuk, selengkapnya kita bahas "Sekolah Masa Depan ala Finlandia" bersama Ratih D. Adiputri, penulis buku "Sistem Pendidikan Finlandia" (KPG, 2019) yang juga dosen di Universitas Jyväskylä di Finlandia dan Adinto F. Susanto, editor buku "Teach Like Finland" (Grasindo, 2017) pada Selasa, 24 Agustus 2021 pukul 16.00 WIB.
Acara ini merupakan rangkaian kampanye #SahabatTanpaBatas inisiasi Kelompok Penerbit dan Retail Kompas Gramedia untuk menemani hari-hari Sobat SiBil di rumah saja. Pada kesempatan ini, kami berupaya menjadi #SahabatBelajar bagi Sobat SiBil yang sedang menjalani kegiatan belajar dan mengajar dari rumah saja (school from home). Diskusi disiarkan langsung di Instagram @penerbitkpg , @grasindo_id, dan @gramedia . Sampai bertemu.
https://www.instagram.com/p/CS5w8JGlRnl/?utm_source=ig_web_copy_link
#Event #EventKPG #SekolahMasaDepanalaFinlandia #SchoolFromHome #SistemPendidikanFinlandia #TeachLikeFinland #RatihDAdiputri #SahabatTanpaBatas #BersamaMenjagaNusa #PenerbitKPG
Setiap hari, pasti kita mendapat pengalaman yang beragam. Ada pengalaman menggembirakan yang sayang untuk tidak diabadikan, ada juga pengalaman yang kurang memuaskan namun perlu direfleksikan. Salah s...View MoreSetiap hari, pasti kita mendapat pengalaman yang beragam. Ada pengalaman menggembirakan yang sayang untuk tidak diabadikan, ada juga pengalaman yang kurang memuaskan namun perlu direfleksikan. Salah satu cara mengabadikan pengalaman adalah dengan cara menuliskannya, bisa dalam jurnal harian, dijadikan novel atau cerpen, dalam bentuk puisi, dan lain sebagainya. Dua penulis—Helena Natasha dan Leony Jardine—telah membagikan pengalaman dan perasaan lewat puisi. Dalam puisi-puisi mereka, pengalaman-pengalaman tersebut bisa jadi “mantra” yang menguatkan dan “obat penawar” yang menyembuhkan.
Mari yang letih, lesu, terluka, butuh rehat, dan mungkin sedang tawar hatinya karena berbagai persoalan, kita Katakan dengan Puisi di "Spell, Remedy, Poetry" bersama Helena Natasha, penulis "Love, Spelled in Poetry" (POP, 2019) dan "Dreams, Spelled in Poetry" (POP, 2021) dan Leony Jardine, penulis "Remedies for the Broken"(Bhuana Sastra, 2019), Sabtu, 28 Agustus 2021 pukul 16.00 WIB. Acara disiarkan langsung dari akun Instagram @gramedia, @gramedia.com, @leonyjardine, @bipgramedia, @helenatasha, @penerbitkpg.
Acara ini merupakan rangkaian kampanye #SahabatTanpaBatas inisiasi Kelompok Penerbit dan Retail Kompas Gramedia untuk menemani hari-hari Bookmanias di rumah saja. Pada kesempatan ini, kami mendampingi Bookmanias sebagai #SahabatBaca melalui buku-buku puisi. Semoga terhibur, Bookmanias.
#Event #EventKPG #SpellRemedyPoetry #KatakandenganPuisi #LoveSpelledinPoetry #DreamsSpelledinPoetry #HelenaNatasha #RemediesfortheBroken #LeonyJardine #SahabatTanpaBatas #BersamaMenjagaNusa #BhuanaSastra #BIPGramedia #PenerbitPOP #PenerbitKPG
Setiap hari, pasti kita mendapat pengalaman yang beragam. Ada pengalaman menggembirakan yang sayang untuk tidak diabadikan, ada juga pengalaman yang kurang memuaskan namun perlu direfleksikan. Salah s...View MoreSetiap hari, pasti kita mendapat pengalaman yang beragam. Ada pengalaman menggembirakan yang sayang untuk tidak diabadikan, ada juga pengalaman yang kurang memuaskan namun perlu direfleksikan. Salah satu cara mengabadikan pengalaman adalah dengan cara menuliskannya, bisa dalam jurnal harian, dijadikan novel atau cerpen, dalam bentuk puisi, dan lain sebagainya. Dua penulis—Helena Natasha dan Leony Jardine—telah membagikan pengalaman dan perasaan lewat puisi. Dalam puisi-puisi mereka, pengalaman-pengalaman tersebut bisa jadi “mantra” yang menguatkan dan “obat penawar” yang menyembuhkan.
Mari yang letih, lesu, terluka, butuh rehat, dan mungkin sedang tawar hatinya karena berbagai persoalan, kita Katakan dengan Puisi di "Spell, Remedy, Poetry" bersama Helena Natasha, penulis "Love, Spelled in Poetry" (POP, 2019) dan "Dreams, Spelled in Poetry" (POP, 2021) dan Leony Jardine, penulis "Remedies for the Broken"(Bhuana Sastra, 2019), Sabtu, 28 Agustus 2021 pukul 16.00 WIB. Acara disiarkan langsung dari akun Instagram @gramedia, @gramedia.com, @leonyjardine, @bipgramedia, @helenatasha, @penerbitkpg.
Acara ini merupakan rangkaian kampanye #SahabatTanpaBatas inisiasi Kelompok Penerbit dan Retail Kompas Gramedia untuk menemani hari-hari Bookmanias di rumah saja. Pada kesempatan ini, kami mendampingi Bookmanias sebagai #SahabatBaca melalui buku-buku puisi. Semoga terhibur, Bookmanias.
#Event #EventKPG #SpellRemedyPoetry #KatakandenganPuisi #LoveSpelledinPoetry #DreamsSpelledinPoetry #HelenaNatasha #RemediesfortheBroken #LeonyJardine #SahabatTanpaBatas #BersamaMenjagaNusa #BhuanaSastra #BIPGramedia #PenerbitPOP #PenerbitKPG
Siapa bilang di rumah saja pasti membosankan? Mari kenalan sama Gilly!
Gilly punya segudang cara menarik tetap asyik menjalani hari-hari di rumah saja. Mau tahu keseruan Gilly menjaga kewarasannya se...View MoreSiapa bilang di rumah saja pasti membosankan? Mari kenalan sama Gilly!
Gilly punya segudang cara menarik tetap asyik menjalani hari-hari di rumah saja. Mau tahu keseruan Gilly menjaga kewarasannya selama pandemi? Ikuti kegiatannya di buku “Silly Gilly Daily: Stay at Home” karya Naela Ali.
Dapatkan penawaran spesial buku ini di Gramedia Official Shop @shopee_id. Promo berlaku untuk transaksi pada 2-8 Agustus 2021.
#Promo #PromoBuku #Diskon #DiskonBuku #SpecialOffer #SillyGillyDaily #SillyGillyDailyStayAtHome #NaelaAli #SahabatTanpaBatas #BersamaMenjagaNusa #IllustratedBook #ShortStories #PenerbitPOP #PenerbitKPG
Bincang Kompas Gramedia spesial HUT ke-25 KPG. Ada obrolan santai bersama redaksi KPG membahas seputar pentingnya gosip bagi kelangsungan hidup manusia. Loh, kok ulang tahun malah bahas gosip? Di mana...View MoreBincang Kompas Gramedia spesial HUT ke-25 KPG. Ada obrolan santai bersama redaksi KPG membahas seputar pentingnya gosip bagi kelangsungan hidup manusia. Loh, kok ulang tahun malah bahas gosip? Di mana nyambungnya? Yuk, cari tahu di sini.
Bincang KG: Mengapa Manusia Suka Gosip? | Ngobrol Santai bersama Editor KPG
355 views
Memperingati 25 tahun Penerbit Kepustakaan Populer Gramedia (KPG), Bincang KG "Kenapa Kita Suka Gosip?" kali ini mengundang Manager KPG Pax Benedanto dan Editor Senior KPG Candra Gautama. Ngobrol santai bersama redaksi KPG ini membahas seputar pentingnya gosip bagi kelangsungan hidup manusia. Dipandu oleh Agatha Tristanti dari Corporate Communications KG, acara yang berlangsung Rabu, 2 Juni 2021, pukul 16.00-17.00 WIB ini berlangsung dengan seru. Lebih dari 400 orang mengikuti IG Live dari kanal Instagram @Kompas Gramedia @Penerbit KPG dan @mykg.id.
Ingin tahu obrolan gosip berfaedah? Yuk, tonton dokumentasi IG Live-nya di sini.
#HUT25KPG #BersamaMenjagaNusa #BerkolaborasiUntukIndonesia
page=1&year=&month=&hashtagsearch=BersamaMenjagaNusa
Load More