Tidak semua penduduk Malang menyadari monumen Chairil Anwar di Kayutangan, Malang. Terlebih dua sajak penanda jejak yang dituliskannya di Malang, akhir 1947, yakni "Sadjak Boeat B. Resobowo" dan "Sorg...View MoreTidak semua penduduk Malang menyadari monumen Chairil Anwar di Kayutangan, Malang. Terlebih dua sajak penanda jejak yang dituliskannya di Malang, akhir 1947, yakni "Sadjak Boeat B. Resobowo" dan "Sorga".
Bohemian yang mengubah peta sastra Indonesia itu kini diperingati seabadnya. Di Malang, napak tilas terkait situs-situs, terkait jiwa zaman, tempat Chairil Anwar tiba semasa revolusi Indonesia maupun pengabadian dirinya tepat satu dekade Indonesia Merdeka (1955).
Bergabunglah bersama Kepustakaan Populer Gramedia, Tempo Publishing, Majalah Intisari, Komunitas Pelangi Sastra, dan toko buku Gramedia dalam Jelajah Seabad Chairil Anwar di Malang pada Sabtu dan Minggu, 23-24 Juli 2022. Kita berkumpul di Balaikota Malang pukul 07.30 WIB.
Pendaftaran bisa melalui Loket.com atau Gramedia Basuki Rachmat Malang di nomor WA: 0821 4343 4321.
Biaya pendaftaran Rp250.000, sudah termasuk satu buku Seri Tempo Chairil Anwar dan bonus eksklusifnya berupa kartu pos, camilan pagi, dan santap siap, serta berbagai merchandise dan voucher diskon di Gramedia & Gramedia.com.
https://www.loket.com/event/jelajah-chairil-anwar
#EventKPG #JelajahSeabadChairilAnwardiMalang #ChairilAnwar #SeriTempoChairilAnwar
Sejatinya cerita Chairil Anwar tak melulu soal Jakarta. Jejaknya terendus sampai di Kota Malang, Jawa Timur. Majalah INTISARI edisi khusus Juli 2022 merayakan seabad sang pujangga bohemian itu. Sejara...View MoreSejatinya cerita Chairil Anwar tak melulu soal Jakarta. Jejaknya terendus sampai di Kota Malang, Jawa Timur. Majalah INTISARI edisi khusus Juli 2022 merayakan seabad sang pujangga bohemian itu. Sejarawan FX Domini BB Hera menulis kisahnya dalam tajuk “Percayalah Chairil, Patungmu Tak Sekadar Putaran Jalan” yang menyajikan penelusuran patung torsonya yang terlupakan di jantung Kota Apel.
Patung itu menampilkan sosok Chairil dan sajaknya yang melegenda “Aku” yang digubah pada 1943. Berada di lokasi yang strategis di Kayutangan, yakni berada seberang Gereja Katolik Hati Kudus dan Restoran Toko Oen. Kendati demikian, banyak warga kota ini yang nyaris tidak menyadari keberadaannya.
Sang pujangga menggubah “Sorga” dan “Doea Sadjak Boeat B. Resobowo” dan keduanya ditulis di Malang pada Februari 1947.
Apa yang dilakukan sang pujangga yang mengada-menggaya di Malang pada 1947? Mengapa kehadirannya begitu penting di kota itu? Siapa pematungnya? Bagaimana kenangan warga hari ini tentang Chairil?
Dialog INTISARI edisi 13 Juli 2022 menampilkan sederet narasumber: FX Domini BB Hera (Sejarawan dan Kontributor Majalah INTISARI), Roesdan S.A. Pradana (cucu pejuang Hudan Dardiri), Denny Mizhar (Pegiat Komunitas Pelangi Sastra Malang), dan Christina M. Udiani (Editorial & Production Manager KPG).
Kepustakaan Populer Gramedia (KPG) bersama INTISARI dan Komunitas Pelangi juga menggelar pencarian jejak sang pujangga itu di Kota Malang dalam “Jelajah Seabad Chairil Anwar: Di Malang 1947 dia datang, 1955 ia dikenang” pada 23-24 Juli. Pendaftaran, simak di poster kedua dan ketiga.
Chairil, kini patung torsomu tengah menanti penetapan sebagai cagar budaya Kota Malang. Semoga terlaksana, sehingga kau tak sekadar dikenang sebagai putaran jalan Kayutangan.
Tautan FB Live: https://www.facebook.com/events/437038881769377/
#Event #EventKPG #DialogIntisari #100TahunChairilAnwar #JelajahSeabadChairilAnwardiMalang #ChairilAnwar #MajalahIntisari #Gridnetwork #GramediaBasraMalang #KomunitasPelangiSastra #PenerbitKPG
page=1&year=&month=&hashtagsearch=JelajahSeabadChairilAnwardiMalang
Load More