Jim Al-Khalili membuat kronik babak demi babak dalam perkembangan illmu fisika secara detail dan runtut. Tapi, dia tidak memperlihatkan polemik maupun perdebatan pada tiap masa perkembangan ilmu tesebut.
Hal yang menjadikan keberadaan sains terus menarik adalah keberadaannya selalu melahirkan pertanyaan demi pertanyaan dalam melihat realitas, dunia secara keseluruhan. Sebab, ia bagian penting dalam membangun sebuah dialog, percakapan intim antara manusia dan semesta.
Tak terkecuali dalam ranah kajian fisika. Keberadaannya berupaya untuk melakukan tafsiran akan dunia dengan membuat sederet pertanyaan dan silih berganti mencari jawaban demi jawaban.
Buku karya penting Jim Al-Khalili ini menawarkan sejumlah babak penting dalam dinamika dan perkembangan ilmu fisika. Ia dengan teliti menyampaikan tahap demi tahap bagaimana fisika menjadi bagian penting dalam menafsirkan dunia.
Baik itu dengan kajian teoretis termunculkan maupun implikasi nyata bagi kehidupan layaklah, bab demi bab terbaca membuat kita hnayut dalam penjelajahan panjang.
Fisika menjadi bagian penting dalam perkembangan sains modern, yang dalam tafsiran Jim terdiri atas dua kunci: penyelesaian masalah dan nalar. Upaya itu telah menggantikan banyak mitologi kuno dan kepercayaan takhayul yang menyertainya.
Ada hipotesis penting bahwa seiring berkembangnya sebuah ilmu, khususnya sains, membuka peluang segala hal dapat didekati secara penalaran ilmiah. Richard Dawkins lewat karyanya, The Magic of Realitiy, menyebutnya sebagai sihir puitis.
Syarat mutlak dalam memberikan analisis, baik itu berupa hipotesis maupun dugaan, itulah yang lebih penting dari sekadar bertanya dan menjawab. Metode sains, bagi Jim, merupakan ikhtiar memahami alam melalui percobaan dan pengamatan, kesiapan mental untuk menukar gagasan untuk yang terbaik, dan menelusuri pola-pola di alam dan keanggunan di dalam persamaan-persamaan matematika yang menerangkan tiap pola.
Pengalaman dari penghargaan Nobel di bidang fisika membawa sebuah arti bahwa temuan baru tersahkan saat telah terkonfirmaasi sedcara eksperimental. “Tak seperti filsafat, logika, atau matematika murni, fisika adalah sains empiris sekaligus kuantitatif. Fisika mengandalkan pengujian dan verifikasi gagasan-gagasan melalui pengamatan, pengukuran, dan percobaan yang dapat diulang” (halaman 18).
Penulis: Jim Al-Khalili
Penerjemah: M.A.W
Editor: Andya
Penataletak & Perancang Sampul: Setyo Bekti Nugroho
Kategori: Nonfiksi, Sains
Terbit: 15 Desember 2021
Harga: Rp 85.000
Tebal: 196 halaman
Ukuran: 135 mm × 200 mm
Sampul: Softcover
ISBN: 9786024817428
ISBN Digital:
ID KPG: 592101968
Bahasa: Indonesia
Usia: 15+
Penerbit: KPG
Babak Ilmu Fisika
Jim membuat kronik babak demi babak dalam perkembangan ilmu fisika secara detail dan runtut. Hal ini jarang ditemukan dalam pengajaran fisika, baik di tingkatan sekolah menengah maupun di dalam studi fisika tingkat sarjana-khusus di Indonesia. Namun, ia sebatas menelisik pada kronik penjelasan relasi-relasi yang muncul tanpa memperlihatkan polemic maupun perdebatan pada tiap masa perkembangan fisika.
Kita tak mendapat penjelasan tentang tinjauan sejarah. Ada masa di mana fisikawan bersekongkol dengan kepentingan militer dan terjadi penyalahgunaan ilmu yang menyebabkan peperangan.
Misalnya adalah proyek Manhattan, yang melibatkan ahli fisika nuklir, Robert Oppenheimer, kemudia dikenal sebagai bapak bom atom, Jim lebih menekankan kemajuan demi kemajuan terhadirkan ketimbang mengulik kekelaman dalam sejarah fisika.
Narasi besar yang terbangun dalam buku tersebut bahwa fisika modern terdiri atas tiga pilar: mekanika kuantum, relativitas, dan termodinamika. “Satu topik yang belum banyak saya bahas, tapi mempersatukan tiga tonggak fisika dasar – mekanika kuantum, relativitas khusus, dan termodinamika-melibatkan peran informasi di fisika. Sekarang dipahami bahwa informasi bukan sekadar gagasan abstrak; informasi pun bisa dikuantifikasi secara seksama” (halaman 140).
Fisika dan Dunia
Fisika tetap akan menjadi salah satu keilmuan penting hingga abad XXI. Kesetiaan terhadap metodologi ilmu pengetahuan menyajikan telaah, temuan, dan terobosan dari teoretis menuju ke praktis. Upaya tersebut tak lain sebagai penyangsian bahwa ilmu pengetahuan adalah keberanian dalam mengerti mana yang salah dana mana yang benar, kendati kebenarannya bersifat sementara. Mengacu pada konsep Karl R. Popper sebagai falsifikasi pengetahuan.
Di luar itu, fisika mesti bersinergi dalam mengupayakan tindakan berupa implikasi maupun dampak dalam kehidupan manusia dengan berbagai bidang lain. “Kini, banyak ahli fisika yang bekerja sama dengan saintis beraneka ragam disiplin, seperti kedokteran, nerosains, ilmu computer, bioteknik, geologi, ilmu lingkungan, serta ilmu antariksa. Kita juga bisa melihat ahli fisika menerapkan keterampilan logis, hitungan, dan pemecahan masalah di bidang profesi selain sains, dari politik sampai keuangan” (halaman 152).
Semesta penuh teka-teki menyandarkan bahwa manusia sebagai pemilik kecerdasan kognitif untuk terus menyangsikan dalam membuka tabir demi tabir yang ada. Revolusi dalam ilmu pengetahuan terus berjalan dan berlanjut. Fisika sebagai salah satu bagian dari sains kealaman menjadi tonggak manusia dalam menerka kehidupan untuk terus bertanya dan mencari jawaban sebagai penggambaran realitas guna melanjutkan kehidupan penuh dengan martabat.
Peresensi: Joko Priyono (Bergiat di Lingkar Diskusi Eksakta. Penulis buku Sains, Kemajuan, dan Kemanusiaan.