Thomdean
Lulusan arsitektur UGM yang telah menekuni seni kartun sejak 1997. Cartoonist-Director untuk sindikasi kartunis profesional: www.jokersyndicate.com yang menangani proyek kartun untuk klien individu maupun perusahaan. Aktif berpameran kartun dan mengadakan worskhop di dalam dan di luar negeri dan telah memenangkan beberapa penghargaan (World press cartoon 2007, Adinegoro Award 2017). Karya kartun editorialnya diterbitkan di harian Kompas, The Jakarta Post (2011-2016) dan harian Sindo. Ilustrator untuk seri komik perang: Komando Rajawali vol. 1-6 (Gatra pustaka). Ilustrator buku Who Wants to be a Smilling Investor (2019). "Co-creator kartun investasi “duitto and co” di harian kontan bersama Lukas Setia Atmaja.   #IlustratorKPG #Thomdean #WhoWantsToBeASmillingInvestor #PenerbitKPG
Kepustakaan Populer Gramedia
HA
1 like Penulis
Hasanudin Abdurakhman lahir di Teluk Nibung, suatu desa di pulau kecil di pesisir Kalimantan Barat, tahun 1968. Ia tidak pernah tahu bulan dan tanggal lahirnya karena waktu itu orang belum merasa perlu mencatat tanggal kelahiran anaknya. Orangtuanya juga tidak mengecap pendidikan formal. Demikianlah Hasanudin kecil hidup dalam kemiskinan. Untuk pergi ke sekolah saja rasanya mimpi bagi anak kampung seperti dia. Kendati begitu, Hasanudin tidak patah arang. Dia membuktikan mimpi bisa diwujudkan tak peduli seberapa jauh jaraknya dari mimpi tersebut. Bahkan, ketika orangtua sendiri sering menjatuhkan mentalnya dan mengatakan mimpi dia terlalu tinggi. Singkat cerita, Hasanudin akhirnya bisa merealisasikan mimpinya untuk sekolah sampai ke luar negeri. Tahun 1996, ia berhasil mendapat beasiswa kuliah ke Jepang, tepatnya di Tohoku University hingga meraih gelar doktor. Sempat jadi peneliti dan associate professor tamu, dia kemudian bekerja sebagai karyawan di perusahaan Jepang, hingga menjadi eksekutif di perusahaan raksasa Negeri Matahari Terbit tersebut. Pelajaran dan pengalaman Hasanudin meraih kesuksesan tersebut, kini telah dibukukan dalam buku From Dream to Habits yang terbit tahun 2019 bersama Penerbit Kepustakaan Populer Gramedia.   #PenulisKPG #HasanudinAbdurakhman #FromDreamtoHabits #PenerbitKPG
Kepustakaan Populer Gramedia
Damaring Tyas Wulandari Palar
Lulusan S1 Biologi Universitas Indonesia. Pernah menempuh pelatihan untuk guru di Tokyo Gakugei Daigaku. Menyukai membaca, anime, dan manga. Telah menerjemahkan untuk KPG antara lain Gen (Siddhartha Mukherjee), The Righteous Mind (Jonathan Haidt), Collapse (Jared Diamond), Kartun Riwayat Peradaban (Larry Gonick), dan Sapiens (Yuval Noah Harari).    
Kepustakaan Populer Gramedia
NL
Nenden Lilis Aisyah lahir di Garut, Jawa Barat, Indonesia. Ia menulis sajak, cerpen, dan esai yang dimuat di berbagai media massa nasional dan internasional. Sejumlah karyanya terbit dalam berbagai antologi kanon sastra Indonesia. Karya-karyanya pun mendapat penghargaan, antara lain Penghargaan Pusat Bahasa 2005 untuk kumpulan cerpennya Ruang Belakang (Penerbit Buku Kompas). Sajak-sajaknya (antara lain dalam kumpulan sajak tunggalnya Negeri Sihir) dan cerpennya diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris, Jerman, Belanda, dan Mandarin.  Nenden kerap diundang untuk membacakan karyanya dan menjadi pembicara dalam event sastra, yakni pada workshop cerpen Majelis Sastra Asia Tenggara, Festival de Winternachten di Den Haag Belanda, pembacaan sajak dan diskusi di KBRI dan INALCO Paris, Prancis; Festival Puisi Internasional di Teater Utan Kayu Jakarta; Festival Puisi Internasional Indonesia; Diskusi dan Pembacaan Puisi di Yayasan Kesenian Perak Ipoh Malaysia; Seminar di IPG Malaysia; The 3rd Schamrock Festival of Women Poets di Jerman; dan lain-lain. Selain karya fiksi, sejumlah buku nonfiksinya juga telah terbit.  Ia juga menerjemahkan karya sastra mancanegara, antara lain Antologi Puisi dan Prosa Langit, Angin, Bintang, dan Puisi karya penyair Korea Yun Dong Ju, yang diterjemahkan bersama Prof. Shin Young Duk, PhD (Pustaka Obor, 2018), salah satu buku terjemahannya akan diterbitkan oleh Penerbit Kepustakaan Populer Gramedia (KPG) tahun 2021 dengan judul Apa yang Diharapkan Rel Kereta Api (Cholgili Hwimanghanun Koteun) karya Moon Changgil. Antologi sajak terbaru Nenden berjudul Maskumambang Buat Ibu. Kini Nenden menjadi dosen di UPI Bandung. #NendenLilisAisyah #ApaYangDiharapkanRelKeretaApi #PenerbitKPG
Kepustakaan Populer Gramedia
KY
Kim Young Soo lahir di Seoul, Korea Selatan. Ia menyelesaikan Studi S1 di Jurusan Bahasa MalayIndonesia HUFS (Hankuk University of Foreign Studies). Studi S2 ia tamatkan di Program Studi Kesusastraan Modern Indonesia (khususnya menyorot karya Pramoedya Ananta Toer) HUFS. Adapun Program S3 ia tuntaskan di Jurusan Sastra Bandingan HUFS, dengan disertasi berjudul A Study on Chairil Anwar’s Poems with the Postcolonialistic View. Ia menulis antara lain, The Haecho’s Journey: A Monk of Shilla’s Kingdom Korea to Sriwijaya Kingdom dan Indonesian Language Practice. Ia menerjemahkan sejumlah buku dari bahasa Korea ke bahasa Indonesia dan sebaliknya, antara lain kumpulan puisi Orang Suci, Pohon Kelapa karya Choi Jun, Perawan Remaja dalam Cengkeraman Militer karya Pramoedya Ananta Toer, dan Apa yang Diharapkan Rel Kereta Api karya Moon Changgil. Ia pernah memegang jabatan Kepala Siaran Bahasa Indonesia, Siaran Internasional, KBS (Korean Broadcasting System) selama 30 tahun, dan kini berpuisi sebagai anggota Changjak21. #KimYoungSoo #ApaYangDiharapkanKeretaApi #OrangSuciPohonKelapa #PerawanRemajaDalamCengkeramanMiliter #PenerbitKPG
Kepustakaan Populer Gramedia
MC
1 like Penulis
Moon Changgil lahir di Gimje, Provinsi Jeolla Utara, Korea Selatan. Penyair yang dapat dikategorikan angkatan ‘80-an di Korea ini mulai berpartisipasi dalam penulisan puisi pada 1984 lewat kumpulan Puisi Dure (Duresi Dongin).  Pada tahun yang sama hingga 1991, Moon bergabung di Komunitas Sastra Buruh Guro dan pada 1984–1990 di Bagian Sastra Persatuan Pemuda Perusahaan Demokratisasi.  Pada 2001, kumpulan puisinya berjudul Apa yang Diharapkan Rel Kereta Api (Cholgili Hwimanghanun Koteun) menerima dana kreasi karya dari Institut Pengembangan Kebudayaan dan Kesenian Korea. Bukunya yang berjudul Apa yang Diharapkan Rel Kereta Api juga akan diterbitkan oleh Penerbit Kepustakaan Populer Gramedia (KPG) tahun 2021. Kumpulan puisinya yang lain, Amanat Kemerdekaan Negara Utara (Bukguk Dokrip Seoshin) menerima dana bantuan dari Yayasan Kebudayaan Kyonggi (2019). Selain dalam kumpulan puisi tunggal, puisi-puisinya pun terbit dalam antologi bersama, antara lain Di Ujung Mata Ikan (Mulkogi Kyotnun Soke Deun). Selain menulis, Moon memimpin sejumlah media dan aktif di organisasi sastra di Korea. Ia memimpin kelompok Changjak21 dan mengelola majalah sastra Changjak21. Moon juga memimpin penerbit Dlkot. Di samping itu, ia bergabung dalam Konferensi Pengarang Korea, Perhimpunan Penyair Korea, Persatuan Pengarang Bangsa Korea, Lembaga Riset Kesusastraan Bangsa, Perhimpunan Pengarang Goyang, dan Solidaritas Sosial Masyarakat Demokrasi Goyang. #MoonChanggil #ApaYangDiharapkanRelKeretaApi #PenerbitKPG
Kepustakaan Populer Gramedia
Ray Shabir
1 like Penulis
  RAY SHABIR is a writer and artist from Jakarta, Indonesia. His first book, Public Feelings & Other Acts, was published in September of 2018, followed by its own exhibition titled Gallery of Anxiety the following year. His newest book, Kink, will be published in August 2021 by Kepustakaan Populer Gramedia (KPG) publishers. With his works, Ray seeks to create a visual landscape that expresses his reality, beneath its soft reverie. For more about the author, you can go to @rayshabir and check out @shabooks_ for his literary works.     #RayShabir #PublicFeelings #KINK #PenerbitPOP #PenerbitKPG
Kepustakaan Populer Gramedia
Yulius Tandyanto
1 like Penulis
Yulius Tandyanto adalah peneliti teks-teks filsafat dari STF Driyarkara. Sekarang sedang menempuh studi doktoral di Universitas Freiburg, Jerman. Pada tahun 2020, Yulius bersama Ayu Utami menerbitkan buku berjudul "Menulis Kreatif dan Berpikir Filosofis" yang diterbitkan oleh Penerbit Kepustakaan Populer Gramedia (KPG).   #YuliusTandyanto #MenulisKreatifdanBerpikirFilosofis #PenulisKPG
Kepustakaan Populer Gramedia
Agus Sudibyo
2 likes Penulis
Agus Sudibyo lahir di Malang, 8 Juni 1974. Dia kini anggota Dewan Pers (2019–2022) dan menjabat Head of New Media Research Center di Akademi Televisi Indonesia (ATVI), Jakarta. Agus menyelesaikan S-1 di Ilmu Komunikasi Fisipol UGM (1998) dan S-2 di Magister Filsafat STF Driyarkara, Jakarta, (2011) dengan tesis tentang “Pemikiran Politik Hannah Arendt”. Selanjutnya, dia meraih gelar doktor dengan mempertahankan disertasi tentang “Keadaan Darurat (state of exception) Giorgio Agamben” dengan predikat cum laude pada Program Doktor STF Driyarkara, Jakarta, pada Desember 2017. Disertasinya diterbitkan dengan judul Demokrasi dan Kedaruratan: Memahami Filsafat Politik Giorgio Agamben (Marjin Kiri, April 2019).  Pengalaman Agus Sudibyo sebelumnya yaitu sebagai Analis Media di Institut Studi Arus Informasi (ISAI), Jakarta (1999–2006); Wakil Direktur Yayasan Sains Estetika dan Teknologi (SET), Jakarta (2006– 2011); dan Ketua Komisi Pengaduan Masyarakat dan Penegakan Etika Pers, Dewan Pers (2010–2013). Dedikasinya berbuah penghargaan Press Freedom Award dari Aliansi Jurnalis Independen dan DRSP-USAID pada 2007.  Buku-buku yang pernah ditulis Agus Sudibyo di antaranya: 1) Citra Bung Karno: Analisis Berita Pers Orde Baru (Yogyakarta: Bigraf Publishing, 1999); 2) Politik Media dan Pertarungan Wacana (Yogyakarta: LKiS, 2000); 3) Kabar-Kabar Kebencian: Prasangka Agama di Media Massa (Jakarta: ISAI, 2001; bersama Ibnu Hamad dan Muhammad Qodari); 4) Ekonomi Politik Media Penyiaran (Yogyakarta: LKiS-ISAI, 2004); 5) Kebebasan Semu: Penjajahan Baru di Jagad Media (Jakarta: Penerbit Buku Kompas, 2010); 6) Politik Otentik: Manusia dan Kebebasan dalam Pemikiran Hannah Arendt (Jakarta: Marjin Kiri, 2012); 7) 50 Tanya Jawab tentang Pers (Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia dan Astra Internasional, 2013); 8) Strategi Media Relations (Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia dan Astra Internasional, 2013); 9) 34 Prinsip Etis Jurnalisme Lingkungan (Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia dan Aqua Group, 2014); 10) Strategi Media Relations (Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia, 2014); 11) Etika Jurnalisme Migas: Panduan untuk Wartawan (Jakarta: Total E&P dan PWI, 2015); 12) Jurnalisme Ramah Pariwisata (Jakarta: Kementerian Pariwisata dan SMSI, 2019; sebagai editor); 13) Jagat Digital: Pembebasan dan Penguasaan (Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia, 2019); 14) Tarung Digital: Propaganda Komputasional di Berbagai Negara (Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia, 2021); dan 15) Dialektika Digital: Kolaborasi dan Kompetisi Antara Media Massa dan Platform Digital (Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia, 2022).   #PenulisKPG #AgusSudibyo #50TanyaJawabTentangPers #StrategiMediaRelations #34PrinsipEtisJurnalismeLingkungan #EtikaJurnalismeMigas #JurnalismeRamahPariwisata #JagatDigitalPembebasanDanPenguasaan #TarungDigitalPropagandaKomputasionalDiBerbagaiNegara #DialektikaDigital #PenerbitKPG
Kepustakaan Populer Gramedia
jaka setiawant
TL
1 like Penulis
TAN LIOE IE dilahirkan di Denpasar, menamatkan SD hingga SMA di kota yang sama dan kini tinggal di sana. Pernah kuliah di Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Jakarta (tidak tamat), sebelum akhirnya menamatkan S-1 Manajemen di Fakultas Ekonomi, Universitas Udayana, pada 1996.  Selain menulis puisi, dia menggubah puisi-musik (sinergi puisi dan musik). Puisi-musik gubahannya yang direkam dalam album Kuda Putih terdiri atas 10 komposisi, 8 di antaranya merupakan karya penyair Umbu Landu Paranggi, sedangkan sisanya adalah 2 puisinya sendiri. Dia juga menulis cerpen dan esai. Puisi-puisinya dimuat antara lain di Bali Post, Nusa, Kompas, Media Indonesia, Koran Tempo, Suara Merdeka, Berita Buana, CAK, Horison, Coast Lines, Le Banian, dan Orientirungen, serta tersebar dalam lebih dari 26 antologi. Buku puisinya yang pertama, Kita Bersaudara, diterjemahkan dalam bahasa Inggris dengan judul We Are All One oleh Dr Thomas M. Hunter Jr. Buku puisinya yang kedua, Malam Cahaya Lampion (Bentang Pustaka, 2005) diterjemahkan dalam bahasa Belanda (plus satu puisinya yang lain) dengan judul Nacht van de Lampionnen (Uitgeverij Conserve, 2008) oleh Linde Voute dan diluncurkan di Den Haag saat dirinya diundang tampil di Winternachten Festival. Puisinya juga pernah disiarkan dalam program Poetica radio ABC Australia. Buku puisi terbarunya, Ciam Si: Puisi-puisi Ramalan (Buku Arti, 2015), diterjemahkan oleh Elizabeth D. Inandiak ke dalam bahasa Prancis (Pustaka Ekspresi, 2017) dan diedarkan di Belgia. Puisinya juga ada yang diterjemahkan dalam bahasa Jerman, Mandarin, Rusia dan Bulgaria.  Tan Lioe Ie kerap diundang untuk tampil dalam berbagai acara sastra di berbagai tempat di Indonesia. Di luar negeri, antara lain dia pernah diundang mengikuti Tasmanian Writers & Readers Festival (2003), juga menjadi penulis residen; festival sastra di Suriname, kerja sama Winternachten dan SS ‘77 (kelompok penulis Suriname); festival sastra di Afrika Selatan, kerja sama Winternachten dan Spier Arts Trust (Stellenbosch), University of Western Cape (Cape Town), 10th Poetry Africa, Centre for Creative Arts University of Kwazulu-Natal, Durban; Winternachten Festival, Den Haag, Belanda; membaca puisi di Bronbeek, Belanda; membaca puisi di Paris dengan tuan rumah Pasar Malam, Lembaga Persahabatan Indonesia Prancis; serta membaca puisi di Berlin dalam acara Poetry Clash, yang diadakan oleh penulis Martin Jankowski dan kawan-kawan. Pembacaan puisinya juga pernah direkam oleh sutradara Wieteke van Dort (Belanda). Dalam rekaman yang sama, aktor Belanda Willem Nijholt juga membaca puisi Tan Lioe Ie. Dalam sebuah wawancara oleh radio ABC dan BBC, dia diminta membacakan puisinya. Pada 2017, Tan Lioe Ie menjadi salah seorang sastrawan delegasi kesenian yang ikut serta dalam Europalia Arts Festival Indonesia di Belgia.  Tan Lioe Ie pernah memenangkan lomba penulisan puisi nasional Sanggar Minum Kopi dan Taraju Awards. Dia juga redaksi jurnal CAK, pernah menjadi editor tamu Coast Lines, editor Paradox, dan pernah aktif di Sanggar Minum Kopi, Bali. Bersama beberapa teman, dia membentuk Bali Blues Island (komunitas blues). Bersama Bali PuisiMusik, Tan Lioe Ie sudah meluncurkan album Exorcism dan pada akhir 2012 merilis Kuda Putih. Dia juga bergabung dengan Classic Rock & Blues Community. Buku memoar Tan Lioe Ie telah diterbitkan oleh Penerbit KPG, dengan judul Naik Puisi: Catatan Seorang Penyair-Pengelana.  
Kepustakaan Populer Gramedia