Kepustakaan Populer Gramedia
by on May 27, 2024
1,298 views

Di tengah gemuruh dunia modern yang serbacepat dan padat informasi, kita sering lupa akan kekuatan yang terkandung dalam tindakan sederhana: membaca. Membaca adalah jendela pengetahuan, sebuah pintu masuk ke dunia yang luas dan beragam. Sayangnya, semakin banyak orang terjebak dalam gelombang informasi sekilas, dan tak lagi mengindahkan (atau merasa perlu masuk pada) kedalaman yang bisa ditemukan melalui hal yang seharusnya sederhana ini.

Sebelum tahun 1990-an, teknologi informasi masih serbaterbatas, baik di dunia maupun di Indonesia. Buku menjadi kebutuhan. Tidak ada pilihan selain membaca buku untuk melahap sebanyak mungkin pengetahuan, dan bertemu sesering mungkin tokoh dan pemikir hebat. Demikian yang dilakukan para pendiri bangsa kita. Sebut saja, di antaranya Tjokroaminoto, Sukarno, Hatta, Sjahrir, Tan Malaka, Kartini, dan banyak lagi. Mereka membaca seperti bernapas. Dan mereka tidak berhenti pada membaca, tetapi menghidupkannya dalam diskusi-diskusi, baik secara lisan maupun tertulis. 

Disadari atau tidak, pada dasarnya kita semua juga masih pembaca yang getol kok. Dengan akses informasi yang semakin mudah, semua bisa menjadi pembaca buku, surat kabar, artikel, iklan di pamflet dan papan di jalan, bahkan kita rajin sekali membaca pesan singkat yang lewat di linimasa media sosial. Pertanyaannya kemudian: Apakah kita sudah benar-benar memahami arti yang terkandung dalam kata-kata yang kita baca? Apakah kita sudah membaca dengan saksama, sebelum berkomentar atau menyebarkannya, atau bahkan terpancing emosi karenanya? Ataukah kita masih lebih sering terlena dengan kata-kata yang tersurat saja, tanpa menyadari adanya makna yang tersirat

Merayakan usia 28 tahun, KPG mengusung tema: "Kembali Belajar Membaca". Kampanye literasi ini hadir dengan kesadaran bahwa setelah bertemu di buku dan menjalin banyak jalan menuju buku, ternyata ada hal mendasar yang perlu diasah agar kita dan buku bisa terus hidup dan saling menghidupi, yakni belajar membaca. Tema ini bukan sekadar mengenalkan orang pada buku-buku bermutu, melainkan juga menekankan pentingnya membaca dengan penuh pengertian. Melalui program ini, kita akan mengarungi perjalanan menuju pemahaman lebih mendalam tentang kekuatan membaca dan kehausan akan ilmu pengetahuan, seperti yang diungkapkan oleh filsuf terkenal dari Yunani, Sokrates: All I know is that I know nothing.

Posted in: Editorial
Be the first person to like this.
xie .w
Ah, the irony of us racing through life while forgetting to savor every word we read—like a runner who skips training! But seriously, this ‘Kembali Belajar Membaca’ initiative is a solid reminder that reading should be about understanding, not just speed. And speaking of speed, you might want to che...View More
Star Jeffree
Kampanye literasi ini terasa sangat relevan untuk mengasah https://crazycattle3d.io kemampuan kita menyelami bacaan secara mendalam, bukan hanya terseret arus informasi sekilas
Kilback Minh
Abgerny is an unpredictable, fast-paced game where logic meets lunacy – and only the bold survive in https://abgernygames.org/!
Clicker Italian brainrot
Selamat ulang tahun KPG! Tema 'Kembali Belajar Membaca' sangat relevan—mengingatkan https://italianbrainrot-clicker.com kita bahwa membaca bukan sekadar melihat kata, tapi memahami makna
Music Later
Wah, keren banget tema KPG kali ini! Penting banget emang buat bener-bener ngerti apa yang kita baca, bukan cuma sekadar lewat doang. Jadi inget, habis main gamebol enaknya baca buku biar баланс. https://gamebol.org/
xie .w
Ah, Novelis! The life calling we never knew we needed, right? 🤔 I mean, who doesn’t want to wake up every day and think about novels and maybe a hot cup of coffee on the side? Just imagining the endless character arcs and plot twists is enough to keep me entertained! By the way, speaking of formulas...View More
chen
looking for something funny, check out https://italianbrainrot.uno