#ArwudaIndonesia
Tarung Digital: Propaganda Komputasional di Berbag...
shared a video
Buku "Tarung Digital" dapat dilihat sebagai suatu ikhtiar untuk menunjukkan bagaimana politik atau kampanye politik sekarang sudah menjadi bagian dari sirkuit digitalisasi. Big data yang ujungnya meng...View More
Kampanye Politik dan Tarung Digital, Propaganda Komputasional di Berbagai Negara, Buku Agus Sudibyo
434 views
Disadari atau tidak, propaganda komputasional berseliweran di layar kita setiap hari. Apa itu propaganda komputasional? Mengutip Samuel C. Woolley dan Philip N. Howard yang menulis buku "Computational Propaganda: Political Parties, Politicians, and Politicial Manipulation on Social Media", Agus Sudibyo dalam bukunya "Tarung Digital" mengidentifikasi propaganda komputasional sebagai kombinasi penggunaan platform media sosial, agen otonom, algoritma kurasi, dan analisi big data untuk memengaruhi, membentuk, atau memanipulasi opini publik. "Pelakunya tak lagi murni manusia, bisa robot atau aplikasi."
Sayangnya, propaganda komputasional masih sering diabaikan. Media massa dan polisi siber lebih tajam memperhatikan peredaran hoaks. Padahal, menurut pantauan Ismail Fahmi selaku pendiri Drone Emprit, propaganda komputasional jumlahnya lebih banyak dan tujuannya tidak kalah berbahaya daripada hoaks, yaitu membelokkan opini publik dan membahayakan demokrasi.
Direktur Arwuda, Sony Subrata mengambil contoh kasus yang terjadi di Pemilihan Presiden Amerika Serikat pada 2016. Kemenangan Donald Trump tidak terlepas dari praktik propaganda komputasional, yang setelah diselidiki ternyata didalangi Rusia. Propaganda terlanjur bikin kesal dan mengakibatkan perpecahan, padahal yang mengajak duel di media sosial selama ini cuma kecerdasan buatan. Mesin lawan mesin, ditanggapi sama manusia (para pemilih).
Buku "Tarung Digital" dapat dilihat sebagai suatu ikhtiar untuk menunjukkan bagaimana politik atau kampanye politik sekarang sudah menjadi bagian dari sirkuit digitalisasi. Big data yang ujungnya menghasilkan analisa surplus perilaku, psikomatrik, dan psikografis, menjadi landasan utamanya. Lokusnya sudah beralih jadi ke media sosial. Pelakunya tak lagi murni manusia, bisa robot atau aplikasi. Fenomena kampanye politik berbasis propganda komputasional semacam itu terjadi di berbagai negara, termasuk Indonesia.
Agus Sudibyo dan kawan-kawan membahasnya lebih jauh saat peluncuran buku "Tarung Digital", Kamis, 8 April 2021. Selamat menyaksikan rekaman selengkapnya di sini, Bookmanias.
Info buku: https://siapabilang.com/buku-tarung-digital/
#Kemkominfo #ArwudaIndonesia #BudimanSudjatmiko
Be the first person to like this.