#PeluncuranBuku
Tiga dalam Kayu
shared a photo
Spesial peluncuran buku ke-34 Ziggy Zezsyazeoviennazabrizkie, "Tiga dalam Kayu" akan dikupas tuntas oleh empat podcast buku: Kepo Buku, Podcast Main Mata, Bicara Buku, dan Tentang Buku.
Bookmanias da...View More
Be the first person to like this.
Riddles of Existence
shared a photo
Hadiri peluncuran buku "Riddles of Existence", kumpulan puisi J. C. Dawn kolaborasi dengan Govinda Rumi, fotografer, Minggu, 8 Agustus 2021 pukul 20.00 WIB. Acara disiarkan langsung dari akun Instagra...View More
Re: dan peRempuan
shared a video
Polda Metro Jaya mencatat selama Januari-Februari terdapat 286 perempuan menjadi korban eksploitasi, 91 di antaranya anak di bawah umur. Mucikarinya macam-macam, ada yang orangtua sendiri, saudara, ke...View More
NGA-BOOK-READ Re dan PeRempuan
101 views
Lebih dari satu dasawarsa setelah kisah Re—seorang perempuan yang dipaksa menjadi pelacur lesbian—dibukukan, perempuan masih rentan menjadi korban prostitusi. Polda Metro Jaya mencatat selama Januari-Februari terdapat 286 perempuan menjadi korban eksploitasi, 91 di antaranya anak di bawah umur. Mucikarinya macam-macam, ada yang orangtua sendiri, saudara, kerabat dekat, sampai pacar.
Selama pandemi, tempat-tempat hiburan memang dilarang beroperasi. Tapi para mucikari ternyata tidak kehilangan akal. Aplikasi daring menjadi andalan mereka untuk tetap 'menjajakan'.
Untuk itu, "Re: dan peRempuan" kembali dicetak ulang, kali ini tak terpisahkan. Buku ini seolah jadi pengingat bahwa isu eksploitasi perempuan belum kelar. Mari bersua dalam "Ngabu-Book-Read Re: dan peRempuan" bersama penulisnya, Maman Suherman dan kawan-kawan aktivis perempuan, Minggu, 25 April 2021 pukul 16.00 WIB.
Taman Nasional Indonesia: Permata Warisan Bangsa
shared a video
Berdasarkan pengalaman keluar masuk hutan di penjuru Tanah Air, Pungky tergerak untuk membukukan tentang taman nasional Indonesia. Zona konservasi yang saat ini masih belum jelas definisi dan konsep k...View More
Peluncuran buku "Taman Nasional Indonesia: Permata Warisan Bangsa"
105 views
Pada 22 April, seluruh dunia memperingati Hari Bumi. Menjaga dan melestarikan bumi mencakup berbagai aspek, salah satunya melalui konservasi taman nasional. Pada kesempatan ini, Penerbit KPG mengadakan bedah buku Taman Nasional Indonesia (2021) dengan tema “Harmoni Manusia dan Alam”.
Taman Nasional bukan sekadar nama bagi sebuah kawasan konservasi alam, melainkan tonggak dari sebuah gerakan pelestarian kawasan konservasi. Berawal dari Amerika, taman nasional lahir dan menjalar ke pelbagai pelosok dunia. Kendati demikian, konsep ideal sebuah taman nasional masih menjadi bahan perdebatan. Setiap negara memiliki kriteria sendiri-sendiri.
Bermula dari Lorentz (1919) di Papua dan Ujung Kulon (1921) di Jawa Barat, kini Indonesia telah menetapkan 54 taman nasional. Sayangnya, peningkatan jumlah taman nasional itu tidak diikuti perubahan mendasar dalam konsep. Prinsip pengelolaan taman nasional masih mengadopsi sistem kolonial: mulai dari peta kawasan hingga harus bersih dari unsur manusia.
Walhasil, seperti kita lihat hingga sekarang, taman nasional di Indonesia menyisakan berbagai permasalahan, mulai dari perbedaan cara pandang pengelolaan, hingga konflik kepemilikan lahan. Sebagai negara yang usianya memasuki 76 tahun pada 2021, Indonesia semestinya memiliki konsep sendiri dalam mengelola taman nasional. Termasuk memosisikan ulang makna dan tujuan penetapan taman nasional.
Berkaitan dengan tujuan mulia itu, buku dengan judul Taman Nasional Indonesia: Permata Warisan Bangsa ini mencoba menjabarkan sejarah dan perkembangan taman nasional di Indonesia, termasuk persoalannya, yang dapat menjadi rujukan bagi pembuat kebijakan dalam merumuskan ulang konsep taman nasional ala Indonesia.
Pembukaan: Pungky Widiaryanto (Penulis)
Moderator: Andhyta F Utami (Environmental Economist & Co-Founder Think Policy Society
Pembahas:
Ahmad Arif (Jurnalis Kompas)
Wiratno (Dirjen Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan)
Mempertimbangkan Warisan Arief Budiman
shared a video
Membahas kakak Soe Hok-gie, Arief Budiman selalu menuai pro dan kontra. Dalam peluncuran buku "Mempertimbangkan Warisan Arief Budiman", Jumat, 23 April, handai-taulan hingga lawan debat semasa Beliau ...View More
Peluncuran dan Diskusi “Mempertimbangkan Warisan Arief Budiman”
97 views
Arief Budiman, seorang cendekiawan-aktivis yang dihormati dan dicintai para junior maupun rekan seangkatan. Bukan hanya puja-puji, sejumlah kritik juga dilontarkan kepada kakak kandung Soe Hok Gie ini. Termasuk bermacam paradoks yang melekat dalam pribadinya sebagai manusia, makhluk seni, man of literature, dan sebagai seorang ilmuwan.
Kendati demikian, semua kritik itu tetap dilandasi rasa hormat dan pengakuan bahwa Almarhum adalah seorang intelektual publik yang jujur. Bahkan mereka yang paling terganggu dengan kritiknya pun harus mengakui satu hal: segala yang dilakukan Arief sebagai cendekiawan-aktivis bukanlah demi kepentingan pribadinya. Banyak saksi tentang sikap tanpa pamrih ini.
Melalui buku ini, sedikit-banyak kita akan mengetahui posisi Arief semasa hidupnya yang penuh ketegangan kontestasi dan resistensi. Pada akhirnya, kita harus mengakui bahwa kepribadian seseorang bersegi-banyak, multi-dimensional, dan Arief adalah salah satu contoh penting bagi masyarakat, bangsa, dan politik Indonesia. Dia pemberi inspirasi bagi yang mencintai dan membencinya.
Moderator: Hamid Basyaib (Penyusun dan editor buku Mempertimbangkan Warisan Arief Budiman)
Pembahas:
Rizal Mallarangeng
Dr. Dina Afrianty
Tarung Digital: Propaganda Komputasional di Berbag...
shared a video
Buku "Tarung Digital" dapat dilihat sebagai suatu ikhtiar untuk menunjukkan bagaimana politik atau kampanye politik sekarang sudah menjadi bagian dari sirkuit digitalisasi. Big data yang ujungnya meng...View More
Kampanye Politik dan Tarung Digital, Propaganda Komputasional di Berbagai Negara, Buku Agus Sudibyo
208 views
Disadari atau tidak, propaganda komputasional berseliweran di layar kita setiap hari. Apa itu propaganda komputasional? Mengutip Samuel C. Woolley dan Philip N. Howard yang menulis buku "Computational Propaganda: Political Parties, Politicians, and Politicial Manipulation on Social Media", Agus Sudibyo dalam bukunya "Tarung Digital" mengidentifikasi propaganda komputasional sebagai kombinasi penggunaan platform media sosial, agen otonom, algoritma kurasi, dan analisi big data untuk memengaruhi, membentuk, atau memanipulasi opini publik. "Pelakunya tak lagi murni manusia, bisa robot atau aplikasi."
Sayangnya, propaganda komputasional masih sering diabaikan. Media massa dan polisi siber lebih tajam memperhatikan peredaran hoaks. Padahal, menurut pantauan Ismail Fahmi selaku pendiri Drone Emprit, propaganda komputasional jumlahnya lebih banyak dan tujuannya tidak kalah berbahaya daripada hoaks, yaitu membelokkan opini publik dan membahayakan demokrasi.
Direktur Arwuda, Sony Subrata mengambil contoh kasus yang terjadi di Pemilihan Presiden Amerika Serikat pada 2016. Kemenangan Donald Trump tidak terlepas dari praktik propaganda komputasional, yang setelah diselidiki ternyata didalangi Rusia. Propaganda terlanjur bikin kesal dan mengakibatkan perpecahan, padahal yang mengajak duel di media sosial selama ini cuma kecerdasan buatan. Mesin lawan mesin, ditanggapi sama manusia (para pemilih).
Buku "Tarung Digital" dapat dilihat sebagai suatu ikhtiar untuk menunjukkan bagaimana politik atau kampanye politik sekarang sudah menjadi bagian dari sirkuit digitalisasi. Big data yang ujungnya menghasilkan analisa surplus perilaku, psikomatrik, dan psikografis, menjadi landasan utamanya. Lokusnya sudah beralih jadi ke media sosial. Pelakunya tak lagi murni manusia, bisa robot atau aplikasi. Fenomena kampanye politik berbasis propganda komputasional semacam itu terjadi di berbagai negara, termasuk Indonesia.
Agus Sudibyo dan kawan-kawan membahasnya lebih jauh saat peluncuran buku "Tarung Digital", Kamis, 8 April 2021. Selamat menyaksikan rekaman selengkapnya di sini, Bookmanias.
Info buku: https://siapabilang.com/buku-tarung-digital/
#Kemkominfo #ArwudaIndonesia #BudimanSudjatmiko
Re: dan peRempuan
shared a photo
Lebih dari satu dasawarsa setelah kisah Re—seorang perempuan yang dipaksa menjadi pelacur lesbian—dibukukan, perempuan masih rentan menjadi korban prostitusi. Polda Metro Jaya mencatat selama Januari-...View More
Mempertimbangkan Warisan Arief Budiman
shared a photo
Arief Budiman, seorang cendekiawan-aktivis yang dihormati dan dicintai para junior maupun rekan seangkatan. Bukan hanya puja-puji, sejumlah kritik juga dilontarkan kepada kakak kandung Soe Hok Gie ini...View More
Tarung Digital: Propaganda Komputasional di Berbag...
shared a photo
Seperti pedang bermata dua, kemajuan pesat dunia digital punya dua sisi dahsyat yang memengaruhi kehidupan manusia. Satu sisi, ia memudahkan banyak aktivitas manusia serta membuka lebar-lebar semesta ...View More
Ketika 66
shared a video
Sari Madjid, membacakan puisi Noorca Massardi di buku "Ketika 66" yang berjudul "Ketika Seni". Penjelasannya simak di video berikut ini.
Sumber: kanal YouTube Puisi Hari Ini milik Noorca Massardi.
#...View More
SARI MADJID: Ketika Seni | Puisi Hari Ini
109 views
Puisi Karya NOORCA M. MASSARDI yang berjudul Ketika Seni
dibacakan oleh Sari Madjid
“Puisi Hari Ini” adalah channel khusus yang – sesuai judulnya - setiap hari akan menanyangkan satu judul puisi karya Noorca M. Massardi, dan dibacakan sendiri oleh penyairnya. Topik atau tema puisinya bebas, dan mengekspresikan pelbagai hal yang menjadi kegalauan penyairnya, maupun mencerminkan kegelisahan sebagian bangsa ini. Baik dalam keseharian, kesunyian, kematian, Tuhan, maupun ketika menghadapi situasi sosial politik, keamanan, ekonomi, agama, dan lain-lain, di negeri ini.
Pada waktunya, “Puisi Hari Ini” juga akan mengundang atau menantang atau mengajak kolaborasi, dengan Anda atau siapa saja, untuk ikut memilih dan membacakan salah satu puisi karya Noorca M. Massardi, yang paling berkesan, berikut penjelasannya mengapa puisi itu yang dipilih.
Tentu saja saran/komentar/kritik Anda, sangat diharapkan agar channel #PuisiHariIni tampil semakin baik. Sila view, like dan subscribe bila Anda suka. Terima Kasih.
Youtube Channel Puisi Hari Ini:
https://www.youtube.com/channel/UCasmydG70BPubEggpDS3h1Q?view_as=subscriber
Connect with NOORCA M. MASSARDI:
https://www.facebook.com/noorcammassardi/
https://twitter.com/noorca
https://www.instagram.com/noorca_m_massardi/