#BudimanSudjatmiko
Pertemuan pertama Sains Underground, Jumat, 25 Januari 2019 lalu di Teater Utan Kayu, Budiman Sudjatmiko, Ketua Umum Inovator 4.0 Indonesia, membentang rentang pemikiran Yuval Noah Harari dari tiga bu...View More
Sains Underground 1: Bentang Rentang Pemikiran Yuval Noah Harari oleh Budiman Sudjatmiko (FULL)
411 views
Pertemuan pertama Sains Underground, Jumat, 25 Januari 2019 lalu di Teater Utan Kayu, Budiman Sudjatmiko, Ketua Umum Inovator 4.0 Indonesia, membentang rentang pemikiran Yuval Noah Harari dari tiga buku karyanya, Sapiens, Homo Deus, dan 21 Lessons for the 21st Century.
Acara ini merupakan acara pertama dari rangkaian acara Sains Underground yang merupakan hasil kerjasama antara Penerbit Kepustakaan Populer Gramedia (KPG), Teater Utan Kayu (TUK), dan Qureta dengan menggandeng Penerbit Gramedia Pustaka Utama (GPU).
Sains Underground dilaksanakan dalam lima kali pertemuan yang diadakan setiap Jumat ganjil mulai Jumat, 25 Januari 2019 di Teater Utan Kayu, Jakarta.
Juru kamera: Fahrizal Haq dan Della Yulia P.
Penyunting: Esti Wahyu
Yuk, subscribe, share, like, dan comment. Terima kasih.
Subscribe/Langganan: https://www.youtube.com/channel/UC6_Cb-2D37bt7nBj0VoMmBA?view_as=subscriber
Informasi tentang acara-acara Penerbit KPG bisa dilihat di
Facebook: https://www.facebook.com/KepustakaanPopulerGramedia
Instagram: https://www.instagram.com/penerbitkpg/
Twitter: https://twitter.com/penerbitkpg
Like (1)
Loading...
Madam Sara
wow, great post. it gave me a lot of useful information. I look forward to your next posts. https://fnfgo.io
- May 20, 2024
Tutitu Rechanic
I appreciate you providing it, for amusement, I was browsing the web and saw your webpage https://geometry-dashfree.com/
- May 20, 2024
Joye Asmiranda
In Geometry Dash Lite, assume a square form and conquer the most difficult obstacles. RobTop Games is the creator of this arcade game. https://geometrydashlite.gg/
- August 28, 2024
Madam Sara
I am glad that the information you share is interesting, and it helps me to broaden my understanding of the world around me. I hope to have more opportunities to discuss and learn from you in the future. https://blockblastgame.org
- October 17, 2024
Garbayo Aziz
Different, fresh and modern is what this game attracts millions of plays every day, so do not hesitate to ask your friends to join now !!!! https://leveldevil2.io
- October 19, 2024
Dean Howard
Escape Road is the perfect game to begin your escape racing adventure. Everything goes into utter disarray as the police close in on you. Try to evade the cops as you drive your car through a variety of landscapes. https://escaperoad.co
- December 24, 2024
Tarung Digital: Propaganda Komputasional di Berbag...
shared a video
Buku "Tarung Digital" dapat dilihat sebagai suatu ikhtiar untuk menunjukkan bagaimana politik atau kampanye politik sekarang sudah menjadi bagian dari sirkuit digitalisasi. Big data yang ujungnya meng...View More
Kampanye Politik dan Tarung Digital, Propaganda Komputasional di Berbagai Negara, Buku Agus Sudibyo
448 views
Disadari atau tidak, propaganda komputasional berseliweran di layar kita setiap hari. Apa itu propaganda komputasional? Mengutip Samuel C. Woolley dan Philip N. Howard yang menulis buku "Computational Propaganda: Political Parties, Politicians, and Politicial Manipulation on Social Media", Agus Sudibyo dalam bukunya "Tarung Digital" mengidentifikasi propaganda komputasional sebagai kombinasi penggunaan platform media sosial, agen otonom, algoritma kurasi, dan analisi big data untuk memengaruhi, membentuk, atau memanipulasi opini publik. "Pelakunya tak lagi murni manusia, bisa robot atau aplikasi."
Sayangnya, propaganda komputasional masih sering diabaikan. Media massa dan polisi siber lebih tajam memperhatikan peredaran hoaks. Padahal, menurut pantauan Ismail Fahmi selaku pendiri Drone Emprit, propaganda komputasional jumlahnya lebih banyak dan tujuannya tidak kalah berbahaya daripada hoaks, yaitu membelokkan opini publik dan membahayakan demokrasi.
Direktur Arwuda, Sony Subrata mengambil contoh kasus yang terjadi di Pemilihan Presiden Amerika Serikat pada 2016. Kemenangan Donald Trump tidak terlepas dari praktik propaganda komputasional, yang setelah diselidiki ternyata didalangi Rusia. Propaganda terlanjur bikin kesal dan mengakibatkan perpecahan, padahal yang mengajak duel di media sosial selama ini cuma kecerdasan buatan. Mesin lawan mesin, ditanggapi sama manusia (para pemilih).
Buku "Tarung Digital" dapat dilihat sebagai suatu ikhtiar untuk menunjukkan bagaimana politik atau kampanye politik sekarang sudah menjadi bagian dari sirkuit digitalisasi. Big data yang ujungnya menghasilkan analisa surplus perilaku, psikomatrik, dan psikografis, menjadi landasan utamanya. Lokusnya sudah beralih jadi ke media sosial. Pelakunya tak lagi murni manusia, bisa robot atau aplikasi. Fenomena kampanye politik berbasis propganda komputasional semacam itu terjadi di berbagai negara, termasuk Indonesia.
Agus Sudibyo dan kawan-kawan membahasnya lebih jauh saat peluncuran buku "Tarung Digital", Kamis, 8 April 2021. Selamat menyaksikan rekaman selengkapnya di sini, Bookmanias.
Info buku: https://siapabilang.com/buku-tarung-digital/
#Kemkominfo #ArwudaIndonesia #BudimanSudjatmiko
Desa Butuh Lo, Sob!
shared a photo
“Community is new cool. Inilah semangat buku ini. Saat kekuatan otak yang cemerlang bertemu dengan kekuatan masyarakat, maka tak ada mimpi besar yang tak mungkin. Inilah rahasia peradaban dan kemajuan...View More
Sebelum era keterbukaan informasi, pernyataan orang-orang yang memiliki keahlian atau pengetahuan di bidang tertentu menjadi pegangan. Setelah internet memungkinkan semakin banyak orang terhubung, ser...View More
Budiman Sudjatmiko Bahas Matinya Kepakaran karya Tom Nichols | Science Underground 2020 (FULL)
598 views
Sebelum era keterbukaan informasi, pernyataan orang-orang yang memiliki keahlian atau pengetahuan di bidang tertentu menjadi pegangan. Setelah internet memungkinkan semakin banyak orang terhubung, serta bertukar informasi tanpa batas ruang dan waktu, para pakar tak lagi didengarkan. Kini setiap orang dapat menyuarakan aspirasinya di berbagai kanal, sebut saja yang termasif melalui jejaring media sosial. Terlepas dari benar atau salah, orang tidak peduli, selama suatu pernyataan dari orang berpengaruh yang muncul di kanal populer itu sejalan atau mewakili nilai-nilainya. Tom Nichols, profesor U. S. Naval War College dan Harvard Extension School, menyebut fenomena ini sebagai era matinya kepakaran. Sementara Budiman Sudjatmiko, politisi sekaligus pendiri Inovator 4.0 Indonesia menilai situasi ini lebih tepat disebut sebagai era matinya kewarasan. "Ketika kewarasan mati, korban pertamanya adalah kepakaran," ujar Budiman dalam pertemuan perdana musim kedua Science Underground di Teater Utan Kayu, Jakarta, Jumat (21/2) malam. Buku Tom Nichols berjudul "The Death of Expertise" atau "Matinya Kepakaran" menjadi bahan diskusi.
Apa dampak matinya kewarasan, khususnya di Indonesia? Mengapa muncul fenomena tweet war yang melibatkan tidak hanya kalangan pakar, tapi juga masyarakat umum? Bagaimana cara menghadapi irasional akut, baik di forum publik maupun perdebatan pribadi?
Diskusi selengkapnya dapat kita saksikan dalam pertemuan perdana musim kedua Science Underground ini.
-----
Rekaman diskusi Sains Underground 2019 bersama Budiman Sudjatmiko, tonton di: https://youtu.be/DBrLC5F0vEk.
Budiman Sudjatmiko bicara tentang manusia Indonesia dan sains, tonton di: https://youtu.be/fCZv93_IC3g.