Ketidaktahuan generasi muda dan masih awamnya perspektif hak asasi manusia dalam meninjau peristiwa 1965 adalah salah satu hal yang hendak dipangkas oleh editor melalui dua belas cerita pendek dalam b...View MoreKetidaktahuan generasi muda dan masih awamnya perspektif hak asasi manusia dalam meninjau peristiwa 1965 adalah salah satu hal yang hendak dipangkas oleh editor melalui dua belas cerita pendek dalam buku ini. Keduabelas cerita pendek dalam buku ini secara khusus dipilih hanya yang terbit antara tahun 1966-1970. Yaitu tahun-tahun yang dirasa oleh editor adalah tahun ketika hegemoni Orde Baru masih bertaraf minimum. Cara pandang Orde Baru belum sepenuhnya diterima oleh khalayak umum dan praktik indoktrinasi belum dipakai masif untuk mengendalikan pikiran masyarakat.
Baca selengkpanya resensi dari buku ini di:
https://indoprogress.com/2021/05/kisah-para-saksi-mata-ingatan-kolektif-dan-perdamaian-kultural-yang-membebaskan-hati-nurani/
Peresensi: Chris Wibisana
#ResensiBuku #YosephYapiTaum #AntoniusSumarwan #1965 #PerempuanDanAnakAnaknya #PenerbitKPG #KumpulanCerpen
Kisah Para Saksi Mata, Ingatan Kolektif, dan Perdamaian Kultural yang Membebaskan Hati Nurani
"Buku Perempuan dan Anak-Anaknya tidak sekadar menawarkan fungsi sastra sebagai sarana hiburan, namun juga fungsi sastra yang membentangkan cakrawala harapan (horizon of expectation) yang menstim
Dalam acara bedah buku "Perempuan dan Anak-Anaknya". Ita F. Nadia, selaku Peneliti Sejarah Perempuan, menjelaskan tujuan dari buku ini diterbitkan, antara lain; untuk mengambil bagian persoalan dan re...View MoreDalam acara bedah buku "Perempuan dan Anak-Anaknya". Ita F. Nadia, selaku Peneliti Sejarah Perempuan, menjelaskan tujuan dari buku ini diterbitkan, antara lain; untuk mengambil bagian persoalan dan realitas yang selama ini sudah dimaknai secara sepihak oleh penguasa, memaknai bahasa korban agar menjadi sumber penyusunan kembali sejarah, menciptakan ruang bersama yang berpegang pada hati nurani, penerimaan kembali suatu kebenaran atas tatanan sosial dan budaya yang terbelah akibat peristiwa 1965, dan memutus rantai impunitas dengan mendorong tumbuhnya kesadaran kolektif akan struktur yang adil dan praktik-praktik kekerasan yang berasal dari pengalaman korban.
Selain Ita F. Nadia, diskusi ini juga turut dihadiri oleh Antonius Sumarwan dan Dr. Yoseph Yapi Taum selaku editor dari buku "Perempuan dan Anak-Anaknya". Simak artikel lengkapnya di bawah ini.
https://natasmedia.com/pusdema-usd-bicara-kekerasan-1965-melalui-sastra/
#EventBuku #BedahBuku #BedahBukuKPG #Event #EventKPG #DiskusiBuku #DiskusiBukuKPG #PerempuandanAnakanaknya #YosephYopiTaum #KumpulanCerpen #Cerpen #PenerbitKPG #AntoniusSumarwan
"Perempuan dan Anak-anaknya" merupakan kumpulan cerpen yang pernah terbit di majalah Horison dan Sastra pada 1966–1970. Dua belas prosa yang dipilih di sini memberi gambaran atas suatu periode penting...View More"Perempuan dan Anak-anaknya" merupakan kumpulan cerpen yang pernah terbit di majalah Horison dan Sastra pada 1966–1970. Dua belas prosa yang dipilih di sini memberi gambaran atas suatu periode penting dalam sejarah bangsa Indonesia: peristiwa berdarah pasca-30 September 1965. Beberapa cerpen merupakan buah pena para penulis mapan seperti Umar Kayam, Martin Aleida, Satyagraha Hoerip, Gerson Poyk, dan Ki Panjikusmin. Baca sekilas buku ini secara gratis di icip-icip buku.
https://siapabilang.com/document/197/icip-icip-buku-perempuan-dan-anak-anaknya/
#IcipicipBukuKPG #PerempuandanAnakAnaknya #YosephYapiTaum #AntoniusSumarwan #Fiksi #KumpulanCerpen #Sastra #Sejarah #PenerbitKPG
page=1&year=&month=&hashtagsearch=PerempuandanAnakanaknya
Load More