#ruangtamu

Buku-buku, setelah melintasi waktu, akan menjadi lawas. Beberapa buku lawas di kemudian hari lazim dianggap klasik. Apa yang menjadikan buku-buku lawas itu klasik? Lantas, apa pentingnya membaca buku klasik pada masa sekarang? Episode keenam Ruang Tamu KPG kali ini bertajuk "Bicara tentang Buku Klasik". Simak obrolan selengkapnya dan jangan lupa menekan tombol Like dan Subscribe. Ruang Tamu KPG adalah acara bincang-bincang bersama editor KPG. Rekomendasikan penulis kesayanganmu untuk diundang di Ruang Tamu KPG dalam kolom komentar di bawah!

Pram ingin membuat urusan duniawi ini selesai, kelar dulu! Barulah sisanya—kalau tidak ada jawaban—kira-kira akan dilemparkan ke atas. Tapi Pram tidak pernah menyisakan persoalan! Demikianlah sepenggal komentar Mohamad Sobary atas Pramoedya Ananta Toer dan karya-karyanya. Episode kelima Ruang Tamu KPG kali ini membicarakan “Pramoedya Ananta Toer dan Kebebasan”. Simak obrolan selengkapnya dan jangan lupa menekan tombol Like dan Subscribe. Ruang Tamu KPG adalah acara bincang-bincang antara penulis dan editor KPG. Rekomendasikan penulis kesayanganmu untuk diundang di Ruang Tamu KPG dalam kolom komentar di bawah!

Naela Ali adalah penulis dan ilustrator seri best seller “Stories for Rainy Days”. Pada April lalu Naela meluncurkan buku terbarunya “Silly Gilly Daily”. Gilly adalah tokoh introver yang menjalani profesi sesuai passion-nya, yaitu pekerja kreatif lepas. Menariknya, kisah Gilly dibuat Naela berdasar pengalamannya sendiri. Simak obrolan kami tentang dunia pekerja lepas dari bagaimana seorang introver menghadapi tantangan kehidupan bekerja lepas, apa hambatan terbesar Naela sebagai pekerja lepas, sampai tips menghadapi hambatan-hambatan tersebut. Ruang Tamu KPG adalah acara bincang-bincang antara penulis dan editor KPG. Rekomendasikan penulis kesayanganmu untuk diundang ke Ruang Tamu KPG melalui kolom komentar di bawah! Silakan subscribe, like, dan share. #ruangtamu #buku #penulis #naelaali #video

Iksaka Banu adalah satu dari sedikit penulis yang fokus membuat karya dengan latar sejarah, terutama periode kolonial di Indonesia. Tak tanggung, profesor di Universitas Monash Ariel Heryanto menyatakan bahwa setelah karya Buru oleh Pramoedya Ananta Toer pada 1980, kumpulan cerpen Iksaka Banu adalah karya sastra Indonesia pertama dan mungkin satu-satunya yang secara radikal menjungkirbalikkan sejarah nasional. Simak tanggapan Iksaka Banu mengenai posisinya dalam ranah sastra bertema sejarah dan fungsi karyanya dalam pembelajaran sejarah nasional. #video #ruangtamu #buku #penulis

Tokoh protagonis dalam cerpen-cerpen Iksaka Banu umumnya adalah orang Eropa. Bukan hanya itu, ada pula cerpen yang tokoh antagonisnya justru dari kalangan bumiputra. Padahal, dalam banyak narasi sejarah masa kolonial, kalangan Eropa lebih sering digambarkan sebagai penjajah kejam yang menyebabkan bumiputra menderita. Mengapa Iksaka Banu memutar-balik narasi tersebut? #video #ruangtamu #buku #penulis

Iksaka Banu memandang kolonialisme sebagai periode yang unik bagi bangsa Indonesia yang berusaha kita lupakan. Padahal "penjajahan" yang terjadi selama masa pendudukan Belanda di Indonesia tidak selalu dilakukan oleh para tuan dan nona kulit putih itu. Simak paparan Iksaka Banu mengenai situasi unik itu di Tanah Air di Ruang Tamu KPG. #video #ruangtamu #buku #penulis

Ide cerpen "Teh dan Pengkhianat" dipicu oleh fenomena masa sekarang, yakni perdebatan seputar maraknya tenaga kerja Cina yang datang ke Indonesia. Iksaka Banu mencoba mendudukkan kisah itu dalam perspektif sejarah. Dia mencari peristiwa lampau yang juga menarasikan soal keberadaan tenaga kerja Cina di nusantara. Menariknya, peristiwa itu tidak hitam-putih. #video #buku #penulis #ruangtamu

Iksaka Banu adalah penulis yang konsisten menggarap cerita berlatar kolonial sejak 2007. Pada April lalu ia menerbitkan kumpulan cerita pendek terbaru berjudul Teh dan Pengkhianat. Menjelang peringatan Hari Kebangkitan Nasional 20 Mei 2019 ini kami berbincang-bincang bersama Iksaka Banu di Ruang Tamu KPG. Simak obrolan kami tentang: 1. Apa itu kolonialisme? 2. Siapa sesama penulis Indonesia yang juga menggarap tema kolonialisme atau sejarah? 3. Mengapa selalu memilih protagonis golongan Eropa? 4. Mengapa dan bagaimana cerpen "Teh dan Pengkhianat" ditulis? Ruang Tamu KPG adalah acara bincang-bincang antara penulis dan editor KPG. Rekomendasikan penulis kesayanganmu untuk diundang ke Ruang Tamu KPG melalui kolom komentar di bawah! Silakan subscribe, like, dan share. Temui kami di~ Facebook: https://www.facebook.com/KepustakaanPopulerGramedia Instagram: https://www.instagram.com/penerbitkpg/ Twitter: https://twitter.com/penerbitkpg #video #buku #penulis #ruangtamu

Saiful Mujani adalah pendiri lembaga riset SMRC. Bersama R. William Liddle dan Kuskridho Ambardi, ia menulis buku "Kaum Demokrat Kritis: Analisis Perilaku Pemilih Indonesia sejak Demokratisasi". Menjelang pilpres dan pileg 17 April 2019 ini kami berdiskusi dengan Saiful Mujani, di "Ruang Tamu KPG". Simak perbincangan kami mengenai siapa itu kaum demokrat kritis, bagaimana kaitannya dengan politik identitas dan partisipasi politik di Indonesia. Ruang Tamu KPG adalah acara bincang-bincang antara penulis dan editor KPG. Rekomendasikan penulis kesayanganmu untuk diundang ke Ruang Tamu KPG dalam kolom komentar di bawah ini! :) Silakan subscribe, like, dan share ya... Temui kami di~ Facebook: https://www.facebook.com/KepustakaanPopulerGramedia Instagram: https://www.instagram.com/penerbitkpg/ Twitter: https://twitter.com/penerbitkpg #video #ruangtamu #buku #penulis #penerbitkpg