Tahun ini adalah tahun Iksaka Banu. Karyanya ,sebuah kumpulan cerpen berjudul “Teh dan Pengkhianat” meraih dua penghargaan sekaligus: Kusala Sastra Khatulistiwa untuk Prosa Terbaik tahun ini; dan juga...View MoreTahun ini adalah tahun Iksaka Banu. Karyanya ,sebuah kumpulan cerpen berjudul “Teh dan Pengkhianat” meraih dua penghargaan sekaligus: Kusala Sastra Khatulistiwa untuk Prosa Terbaik tahun ini; dan juga Penghargaan Badan Bahasa untuk Kategori Kumpulan Cerpen. Maka sudah pasti podcast “Coming Home with Leila Chudori” mengundang sastrawan yang sebelumnya dikenal dengan kumpulan cerpen fiksi sejarah “Semua untuk Hindia” (Kepustakaan Populer Gramedia, 2014.) yang juga meraih penghargaan yang sama dari Kusala Sastra Khatulistiwa 2014 lalu dan novel "Sang Raja". Nantikan obrolan asyik ini, termasuk menjawab banyak pertanyaan berbagai kalangan: mengapa Iksaka Banu sering menggunakan sudut pandang orang Belanda sebagai tokoh utama cerita-ceritanya. Rabu 18 Desember di Spotify, Anchor dan berbagai platform lainnya.
Program podcast ini diselenggarakan oleh:
Penerbit Kepustakaan Populer Gramedia @penerbitkpg
Gramedia Pustaka Utama @bukugpu
Gentle Media Network @gentlemedia.id
Leila Chudori @leilachudori
Didukung oleh: Femina @feminamagazine
https://siapabilang.com/music/38/season-2-in-conversation-with-iksaka-banu/
Season 2: In Conversation with Iksaka Banu
Share your audio with friends, family, and the world on siapabilang.com. Tahun ini adalah tahun Iksaka Banu. Karyanya ,sebuah kumpulan cerpen berjudul “Teh dan Pengkhianat” meraih dua penghargaan
Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, melalui Pusat Pembinaan Bahasan dan Sastra, setiap tahun memberikan penghargaan kepada para sastrawan yang memiliki karya sastra yang dianggap bernilai tinggi....View MoreBadan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, melalui Pusat Pembinaan Bahasan dan Sastra, setiap tahun memberikan penghargaan kepada para sastrawan yang memiliki karya sastra yang dianggap bernilai tinggi. Selain itu, Badan Bahasa juga menaruh perhatian dan memberikan penghargaan kepada sastrawan yang dianggap telah berjasa dengan mendedikasikan dirinya untuk perkembangan kesusastraan modern Indonesia.
Pada tahun 2019, Badan Bahasa memberikan penghargaan kepada Iksaka Banu atas karyanya yang berjudul Teh dan Pengkhianat (Kumpulan Cerpen).
#PenulisKPG #IksakaBanu #TehdanPengkhianat
Iksaka Banu - Penghargaan Sastra Tahun 2019 Kategori Kumpulan Cerpen
327 views
Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, melalui Pusat Pembinaan Bahasan dan Sastra, setiap tahun memberikan penghargaan kepada para sastrawan yang memiliki karya sastra yang dianggap bernilai tinggi. Selain itu, Badan Bahasa juga menaruh perhatian dan memberikan penghargaan kepada sastrawan yang dianggap telah berjasa dengan mendedikasikan dirinya untuk perkembangan kesusastraan modern Indonesia.
Pada tahun 2019, Badan Bahasa memberikan penghargaan kepada Iksaka Banu atas karyanya yang berjudul Teh dan Pengkhianat (Kumpulan Cerpen).
Di antara banyaknya pilihan latar waktu dalam periodisasi sejarah Indonesia, masa kolonialisme mendominasi kedua kumpulan cerpen Iksaka Banu. Iksaka Banu memberi warna baru dalam karya fiksi sejarah I...View MoreDi antara banyaknya pilihan latar waktu dalam periodisasi sejarah Indonesia, masa kolonialisme mendominasi kedua kumpulan cerpen Iksaka Banu. Iksaka Banu memberi warna baru dalam karya fiksi sejarah Indonesia dengan menjadikan tokoh-tokoh orang Belanda sebagai karakter sentral. Ia berupaya menghadirkan perspektif tandingan melalui sisi humanis tokoh-tokoh utamanya. Dalam wawancaranya, Balairung berkesempatan menggali pandangan Iksaka Banu yang tersalur dalam karya-karyanya. (Senin, 13/07/2020).
http://www.balairungpress.com/2020/07/kemanusiaan-dalam-fiksi-sejarah-iksaka-banu/
#BeritaPenulisKPG #IksakaBanu #SemuaUntukHindia #SangRaja #TehDanPengkhianat #PenerbitKPG #KepustakaanPopulerGramedia
Kemanusiaan dalam Fiksi Sejarah Iksaka Banu | Balairungpress
Ajang penghargaan kesusastraan Indonesia, Kusala Sastra Khatulistiwa, memenangkan kumpulan cerpen Teh dan Pengkhianat dalam kategori prosa pada tahun 2019. Penghargaan tersebut merupakan penghargaan k
Iksaka Banu menemukan bakat menulisnya ketika masih kecil. Sekitar tahun 1974 beliau memulai menulis cerpen yang pada waktu itu dimuat dalam salah satu kolom di redaksi kecil Kompas untuk anak-anak, J...View MoreIksaka Banu menemukan bakat menulisnya ketika masih kecil. Sekitar tahun 1974 beliau memulai menulis cerpen yang pada waktu itu dimuat dalam salah satu kolom di redaksi kecil Kompas untuk anak-anak, Judulnya “dikejar setan”. Semenjak itu mulai aktif menulis sampai tahun 1976, dan menghasilkan cerpen 8-12 buah. Sempat vakum menulis karena asyik melukis dan menggambar, barulah akhir tahun 2000 beliau kembali aktif menulis lagi.
#SemuauntukHindia #IksakaBanu #Fiksi #KumpulanCerpen #Sastra #PenerbitKPG
Iksaka Banu adalah penulis yang konsisten menggarap cerita berlatar kolonial sejak 2007. Pada April lalu ia menerbitkan kumpulan cerita pendek terbaru berjudul Teh dan Pengkhianat. Menjelang peringata...View MoreIksaka Banu adalah penulis yang konsisten menggarap cerita berlatar kolonial sejak 2007. Pada April lalu ia menerbitkan kumpulan cerita pendek terbaru berjudul Teh dan Pengkhianat. Menjelang peringatan Hari Kebangkitan Nasional 20 Mei 2019 ini kami berbincang-bincang bersama Iksaka
Iksaka Banu Bicara Soal Anomali Sejarah (FULL) | Ruang Tamu KPG #2
333 views
Iksaka Banu adalah penulis yang konsisten menggarap cerita berlatar kolonial sejak 2007. Pada April lalu ia menerbitkan kumpulan cerita pendek terbaru berjudul Teh dan Pengkhianat. Menjelang peringatan Hari Kebangkitan Nasional 20 Mei 2019 ini kami berbincang-bincang bersama Iksaka Banu di Ruang Tamu KPG. Simak obrolan kami tentang:
1. Apa itu kolonialisme?
2. Siapa sesama penulis Indonesia yang juga menggarap tema kolonialisme atau sejarah?
3. Mengapa selalu memilih protagonis golongan Eropa?
4. Mengapa dan bagaimana cerpen Teh dan Pengkhianat ditulis?
Ruang Tamu KPG adalah acara bincang-bincang antara penulis dan editor KPG.
Rekomendasikan penulis kesayanganmu untuk diundang ke Ruang Tamu KPG melalui kolom komentar di bawah!
Silakan subscribe, like, dan share. Temui kami di~ Facebook; Instagram; dan Twitter.
Tokoh protagonis dalam cerpen-cerpen Iksaka Banu umumnya adalah orang Eropa. Bukan hanya itu, ada pula cerpen yang tokoh antagonisnya justru dari kalangan bumiputra. Padahal, dalam banyak narasi sejar...View MoreTokoh protagonis dalam cerpen-cerpen Iksaka Banu umumnya adalah orang Eropa. Bukan hanya itu, ada pula cerpen yang tokoh antagonisnya justru dari kalangan bumiputra. Padahal, dalam banyak narasi sejarah masa kolonial, kalangan Eropa lebih sering digambarkan sebagai penjajah
Ruang Tamu KPG #2: Karya Iksaka Banu Tidak Nasionalistis? (Bagian 3)
303 views
Tokoh protagonis dalam cerpen-cerpen Iksaka Banu umumnya adalah orang Eropa. Bukan hanya itu, ada pula cerpen yang tokoh antagonisnya justru dari kalangan bumiputra. Padahal, dalam banyak narasi sejarah masa kolonial, kalangan Eropa lebih sering digambarkan sebagai penjajah kejam yang menyebabkan bumiputra menderita. Mengapa Iksaka Banu memutar-balik narasi tersebut?
Iksaka Banu adalah satu dari sedikit penulis yang fokus membuat karya dengan latar sejarah, terutama periode kolonial di Indonesia. Tak tanggung, profesor di Universitas Monash Ariel Heryanto menyatak...View MoreIksaka Banu adalah satu dari sedikit penulis yang fokus membuat karya dengan latar sejarah, terutama periode kolonial di Indonesia. Tak tanggung, profesor di Universitas Monash Ariel Heryanto menyatakan bahwa setelah karya Buru oleh Pramoedya Ananta Toer pada 1980,
Ruang Tamu KPG #2: Iksaka Banu Merespons Pujian Ariel Heryanto (Bagian 2)
238 views
Iksaka Banu adalah satu dari sedikit penulis yang fokus membuat karya dengan latar sejarah, terutama periode kolonial di Indonesia. Tak tanggung, profesor di Universitas Monash Ariel Heryanto menyatakan bahwa setelah karya Buru oleh Pramoedya Ananta Toer pada 1980, kumpulan cerpen Iksaka Banu adalah karya sastra Indonesia pertama dan mungkin satu-satunya yang secara radikal menjungkirbalikkan sejarah nasional. Simak tanggapan Iksaka Banu mengenai posisinya dalam ranah sastra bertema sejarah dan fungsi karyanya dalam pembelajaran sejarah nasional.
Iksaka Banu memandang kolonialisme sebagai periode yang unik bagi bangsa Indonesia yang berusaha kita lupakan. Padahal "penjajahan" yang terjadi selama masa pendudukan Belanda di Indonesia tidak selal...View MoreIksaka Banu memandang kolonialisme sebagai periode yang unik bagi bangsa Indonesia yang berusaha kita lupakan. Padahal "penjajahan" yang terjadi selama masa pendudukan Belanda di Indonesia tidak selalu dilakukan oleh para tuan dan nona kulit putih itu. Simak paparan Iksaka Banu
Ruang Tamu KPG #2: Kolonialisme di Mata Iksaka Banu (Bagian 1)
255 views
Iksaka Banu memandang kolonialisme sebagai periode yang unik bagi bangsa Indonesia yang berusaha kita lupakan. Padahal "penjajahan" yang terjadi selama masa pendudukan Belanda di Indonesia tidak selalu dilakukan oleh para tuan dan nona kulit putih itu. Simak paparan Iksaka Banu mengenai situasi unik itu di Tanah Air di Ruang Tamu KPG.
Interview Iksaka Banu bersama MARAJA TV Official Part 3/3 :
Rubrik RUANG BACA disediakan bagi penggiat literasi. Terbuka bagi siapa saja yang ingin memperkenalkan atau mendiskusikan buku karyanya. Ka...View MoreInterview Iksaka Banu bersama MARAJA TV Official Part 3/3 :
Rubrik RUANG BACA disediakan bagi penggiat literasi. Terbuka bagi siapa saja yang ingin memperkenalkan atau mendiskusikan buku karyanya. Kali ini, tampil penulis fiksi sejarah, IKSAKA BANU.
Interview Iksaka Banu bersama MARAJA TV Official Part 2/3 :
Rubrik RUANG BACA disediakan bagi penggiat literasi. Terbuka bagi siapa saja yang ingin memperkenalkan atau mendiskusikan buku karyanya. Ka...View MoreInterview Iksaka Banu bersama MARAJA TV Official Part 2/3 :
Rubrik RUANG BACA disediakan bagi penggiat literasi. Terbuka bagi siapa saja yang ingin memperkenalkan atau mendiskusikan buku karyanya. Kali ini, tampil penulis fiksi sejarah, IKSAKA BANU.
page=1&callback_module_id=pages&callback_item_id=100&year=&month=
Load More