Kepustakaan Populer Gramedia
Baca semua berita terkait buku Banteng Terakhir Kesultanan Yogyakarta karya Akhlis Syamsal Qomar di sini.
Be the first person to like this.
Banteng Terakhir Kesultanan Yogyakarta
Terinspirasi oleh Peter Carey, sejarawan berdarah Inggris yang giat meneliti serta fasih menuturkan sejarah hidup Pangeran Diponegoro dan Perang Jawa, Akhlis Syamsal Qomar menelusuri kisah orang-orang...View More
Be the first person to like this.
Banteng Terakhir Kesultanan Yogyakarta
Berakhir pekan dengan wisata sejarah, mau? Yuk, ikutan Napak Tilas Mangunarsan di Madiun, Sabtu ini (8 Oktober) mulai jam 7 pagi. Rangkaian acara simak di poster. Tidak hanya menyusuri rekam jejak Soe...View More
Be the first person to like this.
Banteng Terakhir Kesultanan Yogyakarta
Ini unggahan terakhir. Untuk kembali ke atas, klik: https://siapabilang.com/buku-banteng-terakhir-kesultanan-yogyakarta/wall/ Untuk kembali ke laman Karya, klik: https://siapabilang.com/pages/categor...View More
Load More
Description

 

Sinopsis

ATURAN baru kolonialisme yang ditekankan oleh Herman Willem Daendels kepada keraton Jawa tengah-selatan pada 1808–1810 menyulut kegelisahan di jantung ibu kota Kesultanan Yogyakarta. Di mancanegara timur kesultanan, Raden Ronggo Prawirodirjo III (1779–1810) menentang praktik kolonialisme dan imperialisme Belanda itu pada 20 November–17 Desember 1810. Raden Ronggo menjadi tokoh penting yang memainkan peran besar sebelum runtuhnya masa tatanan lama setelah Perang Jawa (1825–1830) dan secara tidak langsung mengantar kelahiran tatanan baru di Jawa. 

Memang, perlawanannya gagal dan dia dianggap sebagai pembelot, sehingga jasadnya dikebumikan di kompleks makam pemberontak di Banyusumurup, Yogyakarta. Pangeran Diponegoro menyebut “setelah lenyapnya Raden Ronggo, sebetulnya Kerajaan Yogyakarta sudah tak punya lagi seorang pelaga”. Pasca-kemerdekaan, Sultan Hamengkubuwono IX menyatakan Raden Ronggo sebagai “pejuang perintis melawan Belanda” dan memindahkan jasadnya ke Astana Giripurno di Magetan pada 1957. 

Buku ini berisi riwayat Raden Ronggo Prawirodirjo III, Bupati Madiun sekaligus Bupati Wedana Mancanegara Timur di bawah Kesultanan Yogyakarta (1796–1810), yang mengobarkan perlawanan terhadap pemerintahan kolonial Belanda. Dalam babad autobiografinya yang ditulis dalam pengasingan di Manado pada 1831–1832, Pangeran Diponegoro menganggap Raden Ronggo Prawirodirjo III sebagai suri teladan bagi perjuangannya selama Perang Jawa.

Spesifikasi Produk

Penulis: Akhlis Syamsal Qomar
Editor: Christopher Reinhart & Galang Aji Putro
Perancang Sampul & Penataletak: Wendie Artswenda
Penerbitan Bersama: Yayasan Arsari & Pemerintah Kabupaten Madiun
Kategori: NonfiksiSejarah
Terbit: 10 Agustus 2022
Harga: Rp90.000
Tebal: 340 halaman
Ukuran: 140 mm x 210 mm
Sampul: Softcover
ISBN: 9786024818838
ISBN Digital: 9786024818845
ID KPG: 592202051
Usia: 15+
Bahasa: Indonesia
Penerbit: KPG

Dapatkan buku cetak di
Gramedia.com
Gramedia Store
KPG Official Shop di Shopee Mall
Gramedia Official Shop di Shopee Mall
Gramedia Official Store di Tokopedia

E-book
Gramedia Digital

Buku Terkait

 

 

#BantengTerakhirKesultananYogyakarta #AkhlisSyamsalQomar #Nonfiksi #Sejarah #PenerbitKPG