#VirusCorona
To Kill the Invisible Killer: Antologi Puisi Melaw...
shared a video
Jelajah Kata - Indonesia Tetap Berkarya
Acara peluncuran buku "To Kill the Invisible Killer" karya FX Rudy Gunawan dan Afnan Malay di episode perdana "Jelajah Kata" @kompastv pada Minggu, 21 Juni 202...View More
Jelajah Kata - Indonesia Tetap Berkarya
303 views
Jelajah Kata - Indonesia Tetap Berkarya
Jangan lewatkan live streaming Kompas TV 24 jam non stop di https://www.kompas.tv/live. Agar tidak ketinggalan berita-berita terkini, terlengkap, serta laporan langsung dari berbagai daerah di Indonesia, yuk subscribe channel youtube Kompas TV. Aktifkan juga lonceng supaya kamu dapat notifikasi video terbaru dari Kompas TV.
Media sosial Kompas TV:
Facebook: https://www.facebook.com/KompasTV
Instagram: https://www.instagram.com/kompastv
Twitter: https://twitter.com/KompasTV
LINE: https://line.me/ti/p/%40KompasTV
Be the first person to like this.
To Kill the Invisible Killer: Antologi Puisi Melaw...
shared a photo
Saksikan peluncuran buku "To Kill the Invisible Killer" karya FX Rudy Gunawan dan Afnan Malay di episode perdana "Jelajah Kata" @kompastv pada Minggu, 21 Juni 2020 pukul 15.00 WIB. Buku ini akan dikup...View More
Mengapa Dr. Connie sampai menyatakan korona termasuk senjata pemusnah massal? Apa yang membuatnya lebih mengerikan dari bom atom? Bagaimana negara, swasta, dan masyarakat harus bahu-membahu menghadapi...View More
Corona Senjata Pemusnah Massal? | Big Questions Forum 7 (part 3/3)
269 views
“Virus korona atau apa pun yang berbau biologi hari ini di mata saya adalah senjata pemusnah massal yang lebih mengerikan daripada senjata nuklir!”
Demikian akademisi dan pengamat bidang militer, pertahanan keamanan Indonesia, Dr, Connie Rahakundini Bakrie menegaskan dalam “Big Questions Forum 7: Mengenali Virus, Melawan Panik” di Bentara Budaya Jakarta, Palmerah, Jakarta sebulan lalu (10/3). Ketika itu, jumlah penduduk Bumi yang terjangkit 113.582 jiwa, dengan 3.411 orang meninggal dunia, dan 62.512 pasien positif covid-19 sembuh.
Bandingkan dengan data hari ini (per 11 April 2020) dari Worldometers: 1.712.655 orang dari 210 negara terpapar korona, angka kematian mencapai 103.639 jiwa, dan yang sembuh 388.555 orang. Di Indonesia, pandemik covid-19 terkonfirmasi 3.842 kasus, dengan 3.229 warga berstatus dalam perawatan, 327 orang meninggal, dan 286 pasien dinyatakan sembuh.
Mengapa Dr. Connie sampai menyatakan korona termasuk senjata pemusnah massal? Apa yang membuatnya lebih mengerikan dari bom atom? Bagaimana negara, swasta, dan masyarakat harus bahu-membahu menghadapi ancaman biologis ini? Yuk, simak bersama penjelasannya di Siapabilang.com dan kanal Youtube Penerbit KPG.
Dokter Ryu Hasan membedah otak manusia Indonesia yang dinilainya punya bakat panik, tapi di sisi lain juga bisa santai-santai saja menghadapi korona. Korona dianggap bukan ancaman. Kok bisa?
Dokument...View More
Mengapa Orang Takut pada Corona? | Big Questions Forum 7 (part 2/3)
243 views
Dokter Ryu Hasan membedah otak manusia Indonesia yang dinilainya punya bakat panik, tapi di sisi lain juga bisa santai-santai saja menghadapi korona. Korona dianggap bukan ancaman. Kok bisa?
Jawabannya ada pada gen individu, realita intersubjektif pada otak manusia, dan perspektif kita. Jadi mengapa kepanikan muncul ketika virus korona pertama kali terkonfirmasi kasusnya di Indonesia?
Yuk, ikuti perbincangan "Big Questions Forum 7: Mengenali Virus, Melawan Panik" bersama ahli bedah saraf dr. Ryu Hasan di Bentara Budaya Jakarta beberapa waktu lalu. Video selengkapnya tonton di Siapabilang.com dan kanal Youtube Penerbit KPG.
Virus korona yang mewabah saat ini merupakan virus jenis baru yang belum pernah dikenali. Semua orang dibuat bingung dengan penyebarannya yang cepat dan tingkat kematian yang tinggi akibat virus baru ...View More
Kunci Melawan Virus Corona di Indonesia | Big Questions Forum 7 (part 1/3)
265 views
Virus korona yang mewabah saat ini merupakan virus jenis baru yang belum pernah dikenali. Semua orang dibuat bingung dengan penyebarannya yang cepat dan tingkat kematian yang tinggi akibat virus baru ini. Ketidaktahuan tentang virus korona yang menyebabkan kota Wuhan dan negara lain, seperti Italia dan Malaysia ditutup (lockdown), lantas menimbulkan kepanikan global, tidak terkecuali di Indonesia.
Wakil Direktur Lembaga Biologi Molekuler Eijkman, dr. Herawati Sudoyo, M. Sc. Ph. D, pun mencoba memperkenalkan karakteristik penyakit yang orang kenal sebagai Covid-19 ini di Bentara Budaya Jakarta, Selasa, 10 Maret lalu dalam "Big Questions Forum VII: Mengenal Virus, Melawan Panik dengan Membangun Ketahanan Masyarakat dalam Perspektif Biologi Molekuler dan Neurosains". Ibarat Tarombo (pohon silsilah keluarga Batak), setelah merunut genomnya, Herawati dan para peneliti biologi molekuler lain sedunia menemukan ada kemiripan susunan genetik antara virus yang pertama kali merebak dari Wuhan dengan SARS-CoV (Severe Acute Respiratory Syndrome-Corona Virus) yang pernah menghantui dunia pada 2002. Oleh karena itu, virus korona ini sekarang punya nama SARS-CoV2. Pembacaan peta genetik Covid-19 masih terus dilakukan guna menemukan vaksin dan obat yang paling tepat.
Sementara para ilmuwan bekerja, menurut Herawati yang bisa kita lakukan saat ini adalah berkolaborasi. Masyarakat bersikap koperatif dengan mematuhi anjuran pemerintah untuk membatasi aktivitas luar ruang, dan pemerintah harus mau bekerja sama, saling terbuka antarinstitusi, antarlembaga, maupun antarkementerian. Herawati mengambil contoh Singapura yang berhasil menekan angka penularan dan kematian akibat korona. Keberhasilan tercapai berkat kolaborasi tiga lembaga: Kementerian Kesehatan yang terbuka, polisi yang ikut melacak penyebaran virus, dan universitas yang melakukan rapid test dan diagnosa terhadap orang-orang yang diduga terpapar SARS-CoV2.
Penjelasan dr. Herawati tentang virus korona selengkapnya dapat Anda tonton di sini.
Seperti yang ditulis dalam buku Sistem Pendidikan Finlandia (2019), sistem belajar mengajar di Finlandia sudah sangat mapan. Sejak diberlakukan kebijakan untuk mengurangi penggunaan kertas (paperless)...View More
Sekolah pada Saat Krisis Virus Korona: Cerita dari Finlandia
Setelah pengumuman pandemi korona dari WHO pada 11 Maret 2020, pada 12 Maret pemerintah Finlandia meminta warga untuk tidak melakukan kegiatan berkumpul dengan 500 orang lebih. Warga juga diminta untu