Soewardi Soerjaningrat atau lebih akrab disapa Ki Hadjar Dewantara, dikenal sebagai pendiri Taman Siswa dan Bapak Pendidikan Nasional. Namun tahukah Bookmanias bahwa perjuangan Ki Hadjar Dewantara ber...View MoreSoewardi Soerjaningrat atau lebih akrab disapa Ki Hadjar Dewantara, dikenal sebagai pendiri Taman Siswa dan Bapak Pendidikan Nasional. Namun tahukah Bookmanias bahwa perjuangan Ki Hadjar Dewantara berangkat dari dunia jurnalistik yang digelutinya bersama anggota Tiga Serangkai (Indische Partij), Douwes Dekker dan Tjipto Mangoenkoesoemo?
Jelang Hari Pers Nasional 9 Februari, Kelana Dewantara—Organisasi Ekstra Kurikuler Jurnalistik di SMA Taman Madya Malang—menyelenggarakan bincang buku dengan tema “Soewardi di Dalam Aktivitas Indonesische Persbureau di Pengasingan Belanda”, Sabtu, 6 Februari 2021 pukul 15.00 WIB via Zoom.
Pendaftaran: https://penerbitkpg.qrd.by/zoom_smatamanmadya.
Diskusi buku ini akan menyoroti karier kewartawanan Ki Hadjar Dewantara di Indonesische Persbureau (Biro Pers Indonesia), kantor berita yang ia dirikan di Den Haag. Indonesische Persbureau merupakan kantor berita pertama yang bercorak nasional (Hindia). Berkat surat kabar itu sebutan “Indonesia” untuk Hindia Belanda mulai sering terdengar dan makin dikenal di Eropa. Maksud dan tujuan Indonesische Persbureau itu adalah memberi gambaran dan penjelasan kepada masyarakat di Belanda, mengenai keadaan di Hindia yang sebenarnya. Yang terpenting juga bagi Soewardi, Indonesische Persbureau dapat memberi penerangan agar masyarakat Belanda mengetahui bahwa bangsa yang berada di Timur Jauh benar-benar sudah mempunyai kesadaran nasional.
Selain di Indonesische Persbureau, Ki Hadjar Dewantara juga menulis untuk berbagai surat kabar, mingguan, serta majalah yang terbit di Belanda maupun Tanah Air, seperti Koloniaal Weekblad, mingguan Indie, Nederlandsch Indie Oud en Nieuw, Hollandsche Revue, majalah bergambar Panorama, Wereld Kroniek, Mataram (surat kabar di Jawa Tengah), Darmo Kondo, Oetoesan Hindia, De Expres di Bandung, dan masih banyak lagi.
Apa saja yang ia tulis selama menjadi wartawan? Bagaimana lika-liku karier jurnalistik Ki Hadjar Dewantara setelah ia menjadi ‘orang buangan politik’, dilarang berpolitik oleh pemerintah Hindia Belanda? Mari ikuti perbincangannya akhir pekan ini.
https://www.instagram.com/p/CK03sI2limP/
#Event #EventKPG #DiskusiBuku #DiskusiBukuKPG #SoewardiSoerjadiningratdalamPengasingan #IrnaHNHadiSoewito
Yuk, seru-seruan ngabuburit bersama Omar dan Hana!
Di acara ini kita akan diajak untuk berkenalan lebih dekat dengan kartun anak islami kesayangan kita ini.
Ada menyanyi bersama dan storytelling bar...View MoreYuk, seru-seruan ngabuburit bersama Omar dan Hana!
Di acara ini kita akan diajak untuk berkenalan lebih dekat dengan kartun anak islami kesayangan kita ini.
Ada menyanyi bersama dan storytelling bareng Kak Kanya Cittasara @kanyasaurus, menggambar Omar dan Hana bersama Kak Amira Arshad (Desainer Grafis Digital Durian Malaysia, perusahaan animasi pencipta karakter Omar & Hana), dan yang paling ditunggu-tunggu, yaitu pengumuman pemenang “Lomba Mewarnai Omar & Hana Bersama Kiddo”!
Pastikan kamu hadir di acara ini, ya!
Ada give away 3 paket buku kiddo + 3 paket voucher Gramedia untuk 6 pemenang!
⏰ Jumat, 8 April 2022 pukul 16.00-17.30 WIB
ߑǰߑUntuk usia 3-9 tahun
Gratis! Peserta terbatas!
Alat dan Bahan:
- Buku gambar
- Pensil warna
- Pensil biasa
Untuk bergabung, silakan mendaftar di tautan zoom berikut ini:
https://penerbitkpg.qrd.by/ohgambar
#Event #EventKPG #NgabuburitBersamaOmarHana #OmardanHana #BukuOmarHana #BerbagiTanpaBatas #SahabatTanpaBatas #PenerbitKiddo #PenerbitKPG
Sudah 30 tahun lebih sejak Bumi dipotret oleh wahana antariksa Voyager 1 dari jarak 6 miliar kilometer. Bumi tampak hanya sebagai satu titik biru pucat di tengah keluasan antariksa di foto itu.
Dalam...View MoreSudah 30 tahun lebih sejak Bumi dipotret oleh wahana antariksa Voyager 1 dari jarak 6 miliar kilometer. Bumi tampak hanya sebagai satu titik biru pucat di tengah keluasan antariksa di foto itu.
Dalam Pale Blue Dot, Carl Sagan memaknai foto Bumi dari jarak terjauh itu—sebagai suatu titik di mana kita semua berada, yang ternyata amat kecil dibanding besarnya semesta. Lantas Sagan membahas upaya manusia menjelajah ke luar Bumi, mempelajari planet-planet di Tata Surya, dan apa artinya bagi masa depan manusia.
Dan sepeninggal Sagan, kita terus melakukan berbagai upaya meneliti alam semesta—New Horizons memotret Pluto pada 2015, penemuan gelombang gravitasi pada 2017, foto pertama lubang hitam pada 2019, dan yang terbaru, penjelajahan Perseverance di Mars.
Walau begitu, masih banyak pertanyaan. Mengapa kita belum mengirim manusia lagi ke Bulan atau bahkan ke Mars? Apa yang sudah kita ketahui mengenai dunia-dunia lain di Tata Surya? Bisakah kita menemukan atau membuat rumah baru bagi manusia di luar Bumi?
Bersama Tri L. Astraatmadja, ahli astronomi di Space Telescope Science Institute AS, dan Avivah Yamani, komunikator astronomi di Langit Selatan kita akan berbincang tentang karya Carl Sagan yang tak pernah lekang oleh zaman, "Pale Blue Dot". Selamat menyaksikan.
#KajianSainsPopuler #PenerbitKPG #PaleBlueDot #CarlSagan #Event
Voyager, Foto Bumi, dan Masa Depan Manusia dalam Buku "Pale Blue Dot" karya Carl Sagan
489 views
Sudah 30 tahun lebih sejak Bumi dipotret oleh wahana antariksa Voyager 1 dari jarak 6 miliar kilometer. Bumi tampak hanya sebagai satu titik biru pucat di tengah keluasan antariksa di foto itu.
Dalam "Pale Blue Dot", Carl Sagan memaknai foto Bumi dari jarak terjauh itu—sebagai suatu titik di mana kita semua berada, yang ternyata amat kecil dibanding besarnya semesta. Lantas Sagan membahas upaya manusia menjelajah ke luar Bumi, mempelajari planet-planet di Tata Surya, dan apa artinya bagi masa depan manusia.
Dan sepeninggal Sagan, kita terus melakukan berbagai upaya meneliti alam semesta—New Horizons memotret Pluto pada 2015, penemuan gelombang gravitasi pada 2017, foto pertama lubang hitam pada 2019, dan yang terbaru, penjelajahan Perseverance di Mars.
Walau begitu, masih banyak pertanyaan. Mengapa kita belum mengirim manusia lagi ke Bulan atau bahkan ke Mars? Apa yang sudah kita ketahui mengenai dunia-dunia lain di Tata Surya? Bisakah kita menemukan atau membuat rumah baru bagi manusia di luar Bumi?
Bersama Tri L. Astraatmadja, ahli astronomi di Space Telescope Science Institute AS, dan Avivah Yamani, komunikator astronomi di Langit Selatan kita akan berbincang tentang karya Carl Sagan yang tak pernah lekang oleh zaman, "Pale Blue Dot".
Info buku:
https://siapabilang.com/buku-pale-blue-dot/
#LangitSelatan
#Astronomi
#KajianSainsPopuler
Andheri Call Girls, Andheri Escorts Services - High Profile 4U
High Profile Andheri Escorts Service 4U 9833363713 & Independent Call Girls Andheri are hot. Book 100% Real Air Hostess, Models, Celebrity, VIP, Elite Escort 24x7.
Berakhir pekan dengan wisata sejarah, mau? Yuk, ikutan Napak Tilas Mangunarsan di Madiun, Sabtu ini (8 Oktober) mulai jam 7 pagi. Rangkaian acara simak di poster. Tidak hanya menyusuri rekam jejak Soe...View MoreBerakhir pekan dengan wisata sejarah, mau? Yuk, ikutan Napak Tilas Mangunarsan di Madiun, Sabtu ini (8 Oktober) mulai jam 7 pagi. Rangkaian acara simak di poster. Tidak hanya menyusuri rekam jejak Soedjatmoko dan genealogi-kultural Madiun Raya, tur sejarah ini juga diisi dengan diskusi buku bersama para sejarawan kenamaan Indonesia.
Pendaftaran: bit.ly/membacasdjmadiun atau hubungi kontak di poster.
-
Siapakah Soedjatmoko?
Soedjatmoko (1922–1989), pemikir terkemuka Indonesia dengan kiprah yang kosmopolitan, semasa hidup senantiasa pulang ke kampung halaman leluhurnya di Madiun Raya. Kiai Mangunarso (lahir 1810), kakek moyang Soedjatmoko yang lahir sebelum Perang Jawa (1825–1830), otomatis bergulat menjadi insan merdeka dalam situasi sesudah dunia tatanan lama Jawa yang telah ditaklukkan kolonialisme. Pergulatan sejarah yang sama dialami keluarga Madiun Raya yang lain, seperti Trah Prawirodirjan. Trah ini membayar mahal dengan terbunuhnya Raden Ronggo Prawirodirjo III (1810), ayahanda Sentot Prawirodirjo (1807–1855). Pergulatan sejarah keluarga Soedjatmoko maupun keluarga-keluarga lain di Madiun Raya menghasilkan ajaran leluhur yang terus dipegang para keturunannya dan menyumbang konstelasi dalam dinamika identitas kultural tersendiri yang jarang dipahami.
-
Kegiatan ini terselenggara berkat Membaca Soedjatmoko, Universitas Negeri Malang, Kelompok Periset Karavan Cendekia, Penerbit KPG, Kelompok Diskusi Soedjatmoko, Komunitas Historia Van Madioen (HVM).
#Event #EventKPG #NapakTilas #TurSejarah #DiskusiBuku #DiskusiBukuKPG #PenerbitKPG
Berakhir pekan dengan wisata sejarah, mau? Yuk, ikutan Napak Tilas Mangunarsan di Madiun, Sabtu ini (8 Oktober) mulai jam 7 pagi. Rangkaian acara simak di poster. Tidak hanya menyusuri rekam jejak Soe...View MoreBerakhir pekan dengan wisata sejarah, mau? Yuk, ikutan Napak Tilas Mangunarsan di Madiun, Sabtu ini (8 Oktober) mulai jam 7 pagi. Rangkaian acara simak di poster. Tidak hanya menyusuri rekam jejak Soedjatmoko dan genealogi-kultural Madiun Raya, tur sejarah ini juga diisi dengan diskusi buku bersama para sejarawan kenamaan Indonesia.
Pendaftaran: bit.ly/membacasdjmadiun atau hubungi kontak di poster.
-
Siapakah Soedjatmoko?
Soedjatmoko (1922–1989), pemikir terkemuka Indonesia dengan kiprah yang kosmopolitan, semasa hidup senantiasa pulang ke kampung halaman leluhurnya di Madiun Raya. Kiai Mangunarso (lahir 1810), kakek moyang Soedjatmoko yang lahir sebelum Perang Jawa (1825–1830), otomatis bergulat menjadi insan merdeka dalam situasi sesudah dunia tatanan lama Jawa yang telah ditaklukkan kolonialisme. Pergulatan sejarah yang sama dialami keluarga Madiun Raya yang lain, seperti Trah Prawirodirjan. Trah ini membayar mahal dengan terbunuhnya Raden Ronggo Prawirodirjo III (1810), ayahanda Sentot Prawirodirjo (1807–1855). Pergulatan sejarah keluarga Soedjatmoko maupun keluarga-keluarga lain di Madiun Raya menghasilkan ajaran leluhur yang terus dipegang para keturunannya dan menyumbang konstelasi dalam dinamika identitas kultural tersendiri yang jarang dipahami.
-
Kegiatan ini terselenggara berkat Membaca Soedjatmoko, Universitas Negeri Malang, Kelompok Periset Karavan Cendekia, Penerbit KPG, Kelompok Diskusi Soedjatmoko, Komunitas Historia Van Madioen (HVM).
#Event #EventKPG #NapakTilas #TurSejarah #DiskusiBuku #DiskusiBukuKPG #PenerbitKPG
Berakhir pekan dengan wisata sejarah, mau? Yuk, ikutan Napak Tilas Mangunarsan di Madiun, Sabtu ini (8 Oktober) mulai jam 7 pagi. Rangkaian acara simak di poster. Tidak hanya menyusuri rekam jejak Soe...View MoreBerakhir pekan dengan wisata sejarah, mau? Yuk, ikutan Napak Tilas Mangunarsan di Madiun, Sabtu ini (8 Oktober) mulai jam 7 pagi. Rangkaian acara simak di poster. Tidak hanya menyusuri rekam jejak Soedjatmoko dan genealogi-kultural Madiun Raya, tur sejarah ini juga diisi dengan diskusi buku bersama para sejarawan kenamaan Indonesia.
Pendaftaran: bit.ly/membacasdjmadiun atau hubungi kontak di poster.
-
Siapakah Soedjatmoko?
Soedjatmoko (1922–1989), pemikir terkemuka Indonesia dengan kiprah yang kosmopolitan, semasa hidup senantiasa pulang ke kampung halaman leluhurnya di Madiun Raya. Kiai Mangunarso (lahir 1810), kakek moyang Soedjatmoko yang lahir sebelum Perang Jawa (1825–1830), otomatis bergulat menjadi insan merdeka dalam situasi sesudah dunia tatanan lama Jawa yang telah ditaklukkan kolonialisme. Pergulatan sejarah yang sama dialami keluarga Madiun Raya yang lain, seperti Trah Prawirodirjan. Trah ini membayar mahal dengan terbunuhnya Raden Ronggo Prawirodirjo III (1810), ayahanda Sentot Prawirodirjo (1807–1855). Pergulatan sejarah keluarga Soedjatmoko maupun keluarga-keluarga lain di Madiun Raya menghasilkan ajaran leluhur yang terus dipegang para keturunannya dan menyumbang konstelasi dalam dinamika identitas kultural tersendiri yang jarang dipahami.
-
Kegiatan ini terselenggara berkat Membaca Soedjatmoko, Universitas Negeri Malang, Kelompok Periset Karavan Cendekia, Penerbit KPG, Kelompok Diskusi Soedjatmoko, Komunitas Historia Van Madioen (HVM).
#Event #EventKPG #NapakTilas #TurSejarah #DiskusiBuku #DiskusiBukuKPG #PenerbitKPG
Berakhir pekan dengan wisata sejarah, mau? Yuk, ikutan Napak Tilas Mangunarsan di Madiun, Sabtu ini (8 Oktober) mulai jam 7 pagi. Rangkaian acara simak di poster. Tidak hanya menyusuri rekam jejak Soe...View MoreBerakhir pekan dengan wisata sejarah, mau? Yuk, ikutan Napak Tilas Mangunarsan di Madiun, Sabtu ini (8 Oktober) mulai jam 7 pagi. Rangkaian acara simak di poster. Tidak hanya menyusuri rekam jejak Soedjatmoko dan genealogi-kultural Madiun Raya, tur sejarah ini juga diisi dengan diskusi buku bersama para sejarawan kenamaan Indonesia.
Pendaftaran: bit.ly/membacasdjmadiun atau hubungi kontak di poster.
-
Siapakah Soedjatmoko?
Soedjatmoko (1922–1989), pemikir terkemuka Indonesia dengan kiprah yang kosmopolitan, semasa hidup senantiasa pulang ke kampung halaman leluhurnya di Madiun Raya. Kiai Mangunarso (lahir 1810), kakek moyang Soedjatmoko yang lahir sebelum Perang Jawa (1825–1830), otomatis bergulat menjadi insan merdeka dalam situasi sesudah dunia tatanan lama Jawa yang telah ditaklukkan kolonialisme. Pergulatan sejarah yang sama dialami keluarga Madiun Raya yang lain, seperti Trah Prawirodirjan. Trah ini membayar mahal dengan terbunuhnya Raden Ronggo Prawirodirjo III (1810), ayahanda Sentot Prawirodirjo (1807–1855). Pergulatan sejarah keluarga Soedjatmoko maupun keluarga-keluarga lain di Madiun Raya menghasilkan ajaran leluhur yang terus dipegang para keturunannya dan menyumbang konstelasi dalam dinamika identitas kultural tersendiri yang jarang dipahami.
-
Kegiatan ini terselenggara berkat Membaca Soedjatmoko, Universitas Negeri Malang, Kelompok Periset Karavan Cendekia, Penerbit KPG, Kelompok Diskusi Soedjatmoko, Komunitas Historia Van Madioen (HVM).
#Event #EventKPG #NapakTilas #TurSejarah #DiskusiBuku #DiskusiBukuKPG #PenerbitKPG
Setelah kolaborasi menyusun buku "Milenial & Turn-over", Kang Maman dan Sony Tan kembali menerbitkan buku bersama dengan judul, "Nusantara Pelabuhan Hati".
Jika buku sebelumnya menggali alasan di bal...View MoreSetelah kolaborasi menyusun buku "Milenial & Turn-over", Kang Maman dan Sony Tan kembali menerbitkan buku bersama dengan judul, "Nusantara Pelabuhan Hati".
Jika buku sebelumnya menggali alasan di balik fenomena tingginya intensitas "resign" karyawan muda sekarang, buku kali ini ibarat contoh nyata perusahaan yang punya lingkungan kerja dan komunikasi perusahaan yang sehat sehingga berupah loyalitas karyawannya. Kok bisa?
Yuk, hadiri acara peluncuran buku dan diskusi serunya di M Bloc Space, Sabtu ini pukul 13.30 WIB.
#Event #EventKPG #BookLaunch #PeluncuranBukuKPG #DiskusiBuku #DiskusiBukuKPG #NusantaraPelabuhanHati #KangMaman #SonyTan #PenerbitKPG
Naela Ali yang terkenal berkat trilogi "Stories for Rainy Days" kembali meluncurkan buku ke-11 yang masih ada hubungannya dengan buku terlarisnya itu....
page=2&year=&month=&hashtagsearch=Event
Load More