#BookLaunch
Kepustakaan Populer Gramedia
shared a video
Peluncuran Buku Damar Kambang karya Muna Masyari, Dibahas bersama Darmawati Majid
519 views
Meski tahun kalender telah berganti, Indonesia masih dicengkeram pandemi. Sejak COVID-19 resmi ditanyatakan tiba di Indonesia, kita telah melalui beberapa fase pembatasan sosial, dengan nama dan kadar yang berbeda-beda tetapi mengungkapkan kenyataan yang sama: kita tidak bisa ke mana-mana.
Sebagai makhluk sosial yang memerlukan aktivitas di luar rumah, entah untuk urusan pekerjaan, pendidikan, maupun rekreasi, sudah barang tentu ada godaan-godaan untuk meninggalkan rumah—ruang aman kita, mengabaikan pembatasan sosial yang masih berlangsung. Ada semacam panggilan, yang barangkali kita tidak tahu pasti itu apa, tetapi kita tahu itu sebetulnya bermasalah.
Dalam semesta yang lain, panggilan serupa berdengung di telinga Cebbhing, gadis Madura berusia 14 tahun. Panggilan itu mendorongnya melangkah menuju rumah lelaki yang seharusnya menjadi suaminya. Panggilan itu adalah buah dari masalah yang disulut orangtuanya, sekaligus menjadi benih bagi masalah besar yang menimpa dua keluarga di Madura. Semuanya terkisah dalam novel baru Muna Masyari, "Damar Kambang".
Muna Masyari adalah cerpenis produktif yang karyanya sering tampil di berbagai media cetak dan daring. Pada 2017, cerpennya, “Kasur Tanah”, terpilih sebagai Cerpen Terbaik Kompas. Setelah menerbitkan dua buku kumpulan cerpen, "Damar Kambang" terbit sebagai novel perdananya.
Darmawati Majid terpilih sebagai emerging writer dalam Ubud Writer & Reader Festival 2018. Saat ini ia menjadi peneliti bahasa di Balai Bahasa Gorontalo. Selain bahasa, ia menaruh perhatian pada isu perempuan, keluarga, dan tradisi, tertuang dalam kumpulan cerpen yang ditulisnya, "Ketika Saatnya dan Kisah-kisah Lainnya".
Video Peluncuran Buku KPG lainnya: https://youtube.com/playlist?list=PL5qlRtkOtwIeanQ06Td3prG8-TNTwtgLz
Video Buka Buku KPG: https://youtube.com/playlist?list=PL5qlRtkOtwIdvvrCePXPol5KupieNSARc
#BookLaunch #BukaBukuKPG #SastraIndonesia
Be the first person to like this.
Nusantara Pelabuhan Hati
shared a photo
Setelah kolaborasi menyusun buku "Milenial & Turn-over", Kang Maman dan Sony Tan kembali menerbitkan buku bersama dengan judul, "Nusantara Pelabuhan Hati".
Jika buku sebelumnya menggali alasan di bal...View More
Kepustakaan Populer Gramedia
added new photo album "Peluncuran Buku Records of Rainy Days karya Naela ..."
Naela Ali yang terkenal berkat trilogi "Stories for Rainy Days" kembali meluncurkan buku ke-11 yang masih ada hubungannya dengan buku terlarisnya itu....
Tiga dalam Kayu
shared a photo
Spesial peluncuran buku ke-34 Ziggy Zezsyazeoviennazabrizkie, "Tiga dalam Kayu" akan dikupas tuntas oleh empat podcast buku: Kepo Buku, Podcast Main Mata, Bicara Buku, dan Tentang Buku.
Bookmanias da...View More
Riddles of Existence
shared a photo
Hadiri peluncuran buku "Riddles of Existence", kumpulan puisi J. C. Dawn kolaborasi dengan Govinda Rumi, fotografer, Minggu, 8 Agustus 2021 pukul 20.00 WIB. Acara disiarkan langsung dari akun Instagra...View More
Taman Nasional Indonesia: Permata Warisan Bangsa
shared a video
Berdasarkan pengalaman keluar masuk hutan di penjuru Tanah Air, Pungky tergerak untuk membukukan tentang taman nasional Indonesia. Zona konservasi yang saat ini masih belum jelas definisi dan konsep k...View More
Peluncuran buku "Taman Nasional Indonesia: Permata Warisan Bangsa"
253 views
Pada 22 April, seluruh dunia memperingati Hari Bumi. Menjaga dan melestarikan bumi mencakup berbagai aspek, salah satunya melalui konservasi taman nasional. Pada kesempatan ini, Penerbit KPG mengadakan bedah buku Taman Nasional Indonesia (2021) dengan tema “Harmoni Manusia dan Alam”.
Taman Nasional bukan sekadar nama bagi sebuah kawasan konservasi alam, melainkan tonggak dari sebuah gerakan pelestarian kawasan konservasi. Berawal dari Amerika, taman nasional lahir dan menjalar ke pelbagai pelosok dunia. Kendati demikian, konsep ideal sebuah taman nasional masih menjadi bahan perdebatan. Setiap negara memiliki kriteria sendiri-sendiri.
Bermula dari Lorentz (1919) di Papua dan Ujung Kulon (1921) di Jawa Barat, kini Indonesia telah menetapkan 54 taman nasional. Sayangnya, peningkatan jumlah taman nasional itu tidak diikuti perubahan mendasar dalam konsep. Prinsip pengelolaan taman nasional masih mengadopsi sistem kolonial: mulai dari peta kawasan hingga harus bersih dari unsur manusia.
Walhasil, seperti kita lihat hingga sekarang, taman nasional di Indonesia menyisakan berbagai permasalahan, mulai dari perbedaan cara pandang pengelolaan, hingga konflik kepemilikan lahan. Sebagai negara yang usianya memasuki 76 tahun pada 2021, Indonesia semestinya memiliki konsep sendiri dalam mengelola taman nasional. Termasuk memosisikan ulang makna dan tujuan penetapan taman nasional.
Berkaitan dengan tujuan mulia itu, buku dengan judul Taman Nasional Indonesia: Permata Warisan Bangsa ini mencoba menjabarkan sejarah dan perkembangan taman nasional di Indonesia, termasuk persoalannya, yang dapat menjadi rujukan bagi pembuat kebijakan dalam merumuskan ulang konsep taman nasional ala Indonesia.
Pembukaan: Pungky Widiaryanto (Penulis)
Moderator: Andhyta F Utami (Environmental Economist & Co-Founder Think Policy Society
Pembahas:
Ahmad Arif (Jurnalis Kompas)
Wiratno (Dirjen Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan)
Mempertimbangkan Warisan Arief Budiman
shared a video
Membahas kakak Soe Hok-gie, Arief Budiman selalu menuai pro dan kontra. Dalam peluncuran buku "Mempertimbangkan Warisan Arief Budiman", Jumat, 23 April, handai-taulan hingga lawan debat semasa Beliau ...View More
Peluncuran dan Diskusi “Mempertimbangkan Warisan Arief Budiman”
234 views
Arief Budiman, seorang cendekiawan-aktivis yang dihormati dan dicintai para junior maupun rekan seangkatan. Bukan hanya puja-puji, sejumlah kritik juga dilontarkan kepada kakak kandung Soe Hok Gie ini. Termasuk bermacam paradoks yang melekat dalam pribadinya sebagai manusia, makhluk seni, man of literature, dan sebagai seorang ilmuwan.
Kendati demikian, semua kritik itu tetap dilandasi rasa hormat dan pengakuan bahwa Almarhum adalah seorang intelektual publik yang jujur. Bahkan mereka yang paling terganggu dengan kritiknya pun harus mengakui satu hal: segala yang dilakukan Arief sebagai cendekiawan-aktivis bukanlah demi kepentingan pribadinya. Banyak saksi tentang sikap tanpa pamrih ini.
Melalui buku ini, sedikit-banyak kita akan mengetahui posisi Arief semasa hidupnya yang penuh ketegangan kontestasi dan resistensi. Pada akhirnya, kita harus mengakui bahwa kepribadian seseorang bersegi-banyak, multi-dimensional, dan Arief adalah salah satu contoh penting bagi masyarakat, bangsa, dan politik Indonesia. Dia pemberi inspirasi bagi yang mencintai dan membencinya.
Moderator: Hamid Basyaib (Penyusun dan editor buku Mempertimbangkan Warisan Arief Budiman)
Pembahas:
Rizal Mallarangeng
Dr. Dina Afrianty
Tarung Digital: Propaganda Komputasional di Berbag...
shared a photo
Seperti pedang bermata dua, kemajuan pesat dunia digital punya dua sisi dahsyat yang memengaruhi kehidupan manusia. Satu sisi, ia memudahkan banyak aktivitas manusia serta membuka lebar-lebar semesta ...View More
Damar Kambang, Sebuah Novel
shared a video
"Damar Kambang", novel perdana Muna Masyari dibedah pada Buka Buku di Zoom, 7 Februari 2021, bersama penulis dan Darmawati Majid, peneliti Balai Bahasa Gorontalo dan penulis kumpulan cerpen "Ketika Sa...View More
Peluncuran Buku Damar Kambang karya Muna Masyari, Dibahas bersama Darmawati Majid
251 views
Meski tahun kalender telah berganti, Indonesia masih dicengkeram pandemi. Sejak COVID-19 resmi ditanyatakan tiba di Indonesia, kita telah melalui beberapa fase pembatasan sosial, dengan nama dan kadar yang berbeda-beda tetapi mengungkapkan kenyataan yang sama: kita tidak bisa ke mana-mana.
Sebagai makhluk sosial yang memerlukan aktivitas di luar rumah, entah untuk urusan pekerjaan, pendidikan, maupun rekreasi, sudah barang tentu ada godaan-godaan untuk meninggalkan rumah—ruang aman kita, mengabaikan pembatasan sosial yang masih berlangsung. Ada semacam panggilan, yang barangkali kita tidak tahu pasti itu apa, tetapi kita tahu itu sebetulnya bermasalah.
Dalam semesta yang lain, panggilan serupa berdengung di telinga Cebbhing, gadis Madura berusia 14 tahun. Panggilan itu mendorongnya melangkah menuju rumah lelaki yang seharusnya menjadi suaminya. Panggilan itu adalah buah dari masalah yang disulut orangtuanya, sekaligus menjadi benih bagi masalah besar yang menimpa dua keluarga di Madura. Semuanya terkisah dalam novel baru Muna Masyari, "Damar Kambang".
Muna Masyari adalah cerpenis produktif yang karyanya sering tampil di berbagai media cetak dan daring. Pada 2017, cerpennya, “Kasur Tanah”, terpilih sebagai Cerpen Terbaik Kompas. Setelah menerbitkan dua buku kumpulan cerpen, "Damar Kambang" terbit sebagai novel perdananya.
Darmawati Majid terpilih sebagai emerging writer dalam Ubud Writer & Reader Festival 2018. Saat ini ia menjadi peneliti bahasa di Balai Bahasa Gorontalo. Selain bahasa, ia menaruh perhatian pada isu perempuan, keluarga, dan tradisi, tertuang dalam kumpulan cerpen yang ditulisnya, "Ketika Saatnya dan Kisah-kisah Lainnya".
Link: https://www.youtube.com/watch?v=N4g4vgxXQMU&feature=youtu.be
#BookLaunch #BukaBukuKPG #SastraIndonesia
Penerbit Pop
shared a photo
Bookmanias yang merasa kesulitan belajar sendiri dari rumah, atau sudah belajar tapi merasa belum efektif dan efisien, Jumat ini kita bincang-bincang, yuk, bareng tiga pria di balik layar konten eduka...View More
Faridza Hilmi makarim
Kak, aku mau nanya dong. Selama kita di rumah ini kan kadang kita niatnya mau belajar atau produktif seharian tapi, kadang ada aja hal yang bikin kita terdistraksi gituu, kayak misalnya lagi mau belajar tiba tiba ada chat dari temen terus setelah bales chat malah lanjut buka sosmed dan akhirnya gak ...View More
- 1
- May 15, 2020
Paddingtuun
Kak, sekarang ini banyak sekali seminar, kelas, workshop lewat zoom dll, sampai ada gejala "zoom fatique", lelah ngezoom. Gimana ya menghindari itu?