Indonesia telah lama dipuji karena kemampuan transisi demokrasinya di tengah kemunduran demokrasi dunia. Tetapi ketika negara ini memasuki dekade ketiga demokrasi, pujian itu mulai tak relevan lagi. S...View MoreIndonesia telah lama dipuji karena kemampuan transisi demokrasinya di tengah kemunduran demokrasi dunia. Tetapi ketika negara ini memasuki dekade ketiga demokrasi, pujian itu mulai tak relevan lagi. Stagnasi yang terjadi pada periode kedua SBY telah memberi jalan bagi pola regresi demokrasi yang lebih luas di bawah penggantinya, Jokowi.
Buku ini adalah studi komprehensif pertama tentang kemunduran demokrasi kontemporer Indonesia. Para kontributornya mengidentifikasi, menjelaskan, dan memperdebatkan tanda-tanda kemunduran, termasuk tindakan keras pemerintah yang sewenang-wenang terhadap kebebasan berbicara dan berkumpul, bangkitnya main hakim sendiri, sekaligus menciptakan suasana politik yang semakin terpolarisasi, populis, hingga terkikisnya checks and balances pada kekuasaan eksekutif. Mereka mempertanyakan, “Mengapa Indonesia yang selama ini dianggap sebagai mercusuar demokrasi yang baik, kini malah ikut menuju pola demokrasi dunia yang mundur?”
Ikuti diskusi selengkapnya di https://bit.ly/3qCFpV1.
#Event #EventKPG #BukaBuku #BukaBukuKPG #DiskusiBuku #DiskusiBukuKPG #DemokrasidiIndonesia #DemokrasidiIndonesiaDariStagnasikeRegresi #PublicVirtue #Politik #BukuPolitik #PenerbitKPG
Seperti pedang bermata dua, kemajuan pesat dunia digital punya dua sisi dahsyat yang memengaruhi kehidupan manusia. Satu sisi, ia memudahkan banyak aktivitas manusia serta membuka lebar-lebar semesta ...View MoreSeperti pedang bermata dua, kemajuan pesat dunia digital punya dua sisi dahsyat yang memengaruhi kehidupan manusia. Satu sisi, ia memudahkan banyak aktivitas manusia serta membuka lebar-lebar semesta pengetahuan, gagasan, dan wacana. Di sisi lain, ia mampu merontokkan kehidupan manusia, termasuk sendi-sendi demokrasi suatu negara.
“Tarung Digital”—buku kedua dari trilogi Jagat Digital yang disiapkan Agus Sudibyo—menguak propaganda komputasional secara kritis. Menurut penulis, propaganda politik lintas negara yang bersandar pada anonimitas, ketertutupan, dan manipulasi semakin meluas. Indonesia adalah pasar yang begitu besar bagi perusahaan platform digital. Maka, perlu peran aktif pemerintah dalam memantau perkembangan teknologi.
Penulis juga mengingatkan perlunya desain dan mekanisme regulasi guna mengantisipasi praktik propaganda komputasional. Tak kalah penting, masyarakat perlu berhati-hati dan rasional terhadap segala rupa informasi yang beredar di ranah digital, termasuk dalam menentukan pilihan politik.
Untuk mewujudkan Indonesia yang bebas propaganda komputasional, mari ikuti pembahasan kritisnya dalam “Peluncuran Buku Tarung Digital”, Kamis, 8 April 2021 pukul 14.30 WIB. Agus Sudibyo selaku penulis akan membuka acara diskusi setelah kata sambutan dari Menteri Komunikasi dan Informatika, Johnny G. Plate dan Direktur Arwuda, Sony Subrata. Buku “Tarung Digital” akan dibedah oleh Budiman Sudjatmiko (Direktur Inovator 4.0), Muhammad Qodari (Direktur Indo Barometer), Ismail Fahmi (Direktur Drone Emprit), dan Wicaksono (Pemerhati Dunia Digital).
Pendaftaran: https://penerbitkpg.qrd.by/acaratarungdigital
#Event #EventKPG #PeluncuranBuku #PeluncuranBukuKPG #BookLaunch #TarungDigital #AgusSudibyo #Politik #BukuPolitik #PenerbitKPG
page=1&year=&month=&hashtagsearch=BukuPolitik
Load More